Sukseskan Pemilu 2024, Camat Rancaekek Berikan Arahan dan Koordinasi dalam Hadapi Cuaca Ekstrem
Bareskrim Tolak Laporan Relawan Terkait Dugaan Penghinaan Jokowi oleh Rocky Gerung
Jusuf Hamka: Jika dibayar Alhamdulillah
Harmoni Keadilan: Asas Praduga Tak Bersalah dan Sila Kemanusiaan Pancasila dalam Memajukan Hak Asasi Manusia di Indonesia
Luhut Melakukan Uji Coba Dengan Menaiki KCJB dan Mencapai Kecepatan Maksimum 385 km/jam
Transparansi dan Akuntabilitas: Mendorong Reformasi Koalisi Parpol untuk Memperkuat Demokrasi di Indonesia
Isu Penundaan Pemilihan Umum 2024
Membangun Lingkungan Kampus yang Kondusif melalui Etika Politik yang Baik
Foto: Majalah Suaka Edisi Tahun 2016 |
Vokaloka.com - Seharusnya, kampus menjadi habitat tempat untuk berdiskusi, belajar, dan mengembangkan diri. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, politik kampus sering memanas dan menimbulkan konflik yang mengganggu kondusifitas kampus. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menjaga kondusifitas kampus dengan cara mempraktikkan etika politik yang baik.
Politik kampus merujuk pada kegiatan politik di lingkungan kampus, seperti pemilihan ketua mahasiswa, organisasi politik mahasiswa, dan pengaruh politik dalam kebijakan kampus. Seperti halnya di dunia politik umumnya, politik kampus dapat menjadi topik yang kontroversial dan memicu perdebatan di kalangan mahasiswa. Dalam artikel ini, kita akan membahas lebih lanjut tentang politik kampus dan apa yang dapat dipelajari dari hal tersebut.
Organisasi politik mahasiswa biasanya terdiri dari kelompok-kelompok yang memiliki pandangan politik dan ideologi yang berbeda-beda. Kelompok-kelompok tersebut sering memiliki tujuan dan agenda masing-masing, seperti memperjuangkan hak-hak mahasiswa, mempromosikan kebebasan akademik, atau mengadvokasi isu-isu sosial dan politik tertentu. Terlibat dalam organisasi politik mahasiswa dapat memberikan pengalaman belajar yang berharga dalam memahami proses politik dan pengambilan keputusan, serta membantu mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan kepemimpinan dan organisasi.
Politik kampus juga dapat memengaruhi kebijakan kampus. Kampus memiliki kebijakan yang mengatur berbagai aspek kehidupan kampus, seperti aturan akademik, kebijakan kesehatan dan keamanan, serta tata tertib kampus. Mahasiswa dapat memengaruhi kebijakan tersebut dengan berpartisipasi dalam kegiatan politik kampus, seperti memilih ketua mahasiswa atau menjadi anggota senat mahasiswa. Terlibat dalam politik kampus memungkinkan mahasiswa untuk memperjuangkan kepentingan dan hak-hak mereka, serta memastikan bahwa kebijakan kampus mendukung kepentingan mahasiswa secara keseluruhan.
Namun, politik kampus juga dapat menimbulkan konflik dan ketegangan di kalangan mahasiswa. Perselisihan dan pertikaian antara kelompok-kelompok politik dapat memecah belah komunitas kampus dan mengganggu suasana akademik yang kondusif. Oleh karena itu, mahasiswa perlu memperhatikan etika politik yang baik dan menjaga tata tertib serta integritas dalam kegiatan politik kampus untuk memastikan terciptanya suasana yang harmonis dan kondusif di lingkungan kampus.
Etika politik merupakan seperangkat prinsip dan nilai yang harus dipegang teguh oleh setiap individu yang terlibat dalam politik, termasuk dalam lingkungan kampus. Hal ini meliputi penghormatan terhadap perbedaan pendapat, saling menghargai, serta memegang teguh nilai-nilai demokrasi. Etika politik yang baik dapat membantu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam politik kampus, sehingga tercipta lingkungan kampus yang sehat dan harmonis bagi semua pihak yang terlibat.
Salah satu contoh etika politik yang baik adalah saling menghormati dan memahami perbedaan pendapat. Dalam politik kampus, seringkali terjadi konflik antara kelompok-kelompok dengan pandangan yang berbeda. Oleh karena itu, penting untuk selalu menghargai perbedaan pendapat dan berdiskusi secara terbuka dan adil agar konflik dapat diselesaikan dengan baik dan mencapai hasil yang positif bagi seluruh pihak yang terlibat.
Selain itu, etika politik yang baik juga mencakup penghormatan terhadap proses demokrasi yang berlangsung. Pemilihan umum adalah salah satu proses demokrasi yang dilakukan di kampus. Dalam pemilihan umum, setiap kandidat memiliki hak yang sama untuk memasang spanduk, melakukan kampanye, dan mendapatkan suara dari pemilih. Oleh karena itu, penting bagi setiap individu yang terlibat dalam politik kampus untuk menghormati proses demokrasi yang ada dan menjaga agar proses tersebut berjalan secara adil dan terbuka.
Dalam kesimpulannya, menjaga kondusifitas kampus melalui etika politik yang baik sangatlah penting. Etika politik yang baik dapat membantu menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam politik kampus, serta membantu mengurangi konflik dan menjaga lingkungan kampus yang aman dan nyaman bagi seluruh mahasiswa. Oleh karena itu, setiap individu yang terlibat dalam politik kampus harus memahami dan mengamalkan etika politik yang baik dengan menghormati perbedaan pendapat, menjaga integritas, dan menghormati proses demokrasi yang ada.
Reporter: M Tazkiatun
Redaktur: Rayza Fauzan
Protes Anti-Israel dalam Olahraga: Mengapa Hal Ini Bisa Berdampak pada Politik Negara?
Namun turnamen tersebut, yang akan dimulai pada bulan Mei, tiba-tiba ditarik dari Indonesia minggu lalu merugikan negara miliaran dolar, menghancurkan impian para calon perwakilan mudanya di lapangan (karena tim mereka hanya memenuhi syarat untuk bermain sebagai tuan rumah), dan meninggalkan jutaan penggemar pahit dan marah pada politisi yang diyakini bertanggung jawab atas kekacauan itu.
- Mengapa FIFA menghapus Indonesia sebagai tuan rumah?
FIFA mengatakan pihaknya mencopot tugas tuan rumah Indonesia "karena keadaan saat ini." Keputusan dari badan pengatur sepak bola itu datang di tengah meningkatnya ketidakpastian apakah tim dari Israel akan dapat bersaing di Indonesia tanpa gangguan. Selama beberapa minggu terakhir, telah terjadi serangkaian pernyataan oleh pejabat lokal dan bahkan beberapa protes jalanan kecil yang menyerukan agar tim Israel dilarang, meskipun kualifikasi berbasis kinerja untuk turnamen tersebut. Pemerintah Indonesia telah mengantisipasi ketegangan yang meningkat atas keikutsertaan Israel, tetapi telah mencoba untuk mencapai keseimbangan dengan menegaskan bahwa mereka akan menyambut dan menjamin keselamatan semua tim yang diundang, termasuk Israel, sambil mempertahankan bahwa komitmennya terhadap Palestina tidak tergoyahkan. "Kita tidak bisa mencampuradukkan olahraga dan politik," kata Presiden Joko Widodo, yang akrab disapa Jokowi, dalam sebuah pernyataan pada akhir Maret, saat kontroversi terungkap.
Indonesia yang memiliki populasi Muslim terbesar di dunia tidak memiliki hubungan diplomatik formal dengan dan sering mengkritik Israel, padahal Indonesia telah lama menjadi pendukung vokal kemerdekaan Palestina. Ini bukan pertama kalinya negara Asia Tenggara memiliki masalah dengan Israel dalam acara olahraga. Pada tahun 1958, Indonesia bergabung dengan Turki dan Sudan keluar dari kualifikasi Piala Dunia untuk menghindari bermain melawan Israel, dan selama Asian Games 1962 di bawah presiden pendiri Indonesia Sukarno, pemerintah Indonesia menolak mengeluarkan visa untuk peserta Israel, memaksa Israel untuk akhirnya menarik. Baru-baru ini pada tahun 2006, Indonesia mundur dari turnamen tenis Fed Cup karena diadakan di Tel Aviv. Namun baru-baru ini, hubungan agak mereda: pada tahun 2015, seorang pemain bulu tangkis Israel bermain di Kejuaraan Dunia di Jakarta, tahun lalu seorang pemanjat tebing Israel berkompetisi di Jakarta, dan pada bulan Februari seorang pengendara sepeda Israel berlomba di UCI Track Nations Cup.
Sepak bola Indonesia sudah lama diburu isu korupsi dan fanatisme kekerasan. Pada 2015, FIFA menskors asosiasi sepak bola Indonesia selama satu tahun, untuk sementara melarang tim nasionalnya mengikuti kompetisi internasional, karena campur tangan pemerintah di liga domestik. Dan Oktober lalu, lebih dari 130 orang tewas dalam penghancuran stadion, mendorong penyelidikan atas kegagalan polisi dan serangkaian tuduhan dan hukuman terhadap penyelenggara dan pihak berwenang yang dianggap bersalah atas bencana tersebut. Meski demikian, Indonesia masih berharap bisa menjadi co-host Piala Dunia 2034.
- Apa dampak ekonomi dari kekalahan turnamen?
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga itu mengungkapkan tahun lalu bahwa persiapan acara membutuhkan anggaran 500 miliar rupiah ($ 33,45 juta). Dan itu belum termasuk biaya renovasi tempat, kata Glenniza. Data dari Kementerian Pekerjaan Umum, laporan Voice of Indonesia, menunjukkan bahwa tambahan dana publik sebesar 322 miliar rupiah ($21,5 juta) telah digunakan untuk memperbaiki stadion dan lapangan lain untuk sesi latihan.
Piala Dunia U-20 dijadwalkan berlangsung dari 20 Mei hingga 11 Juni, dan sebuah studi dari Lembaga Pengkajian Ekonomi dan Sosial Universitas Indonesia (LPEM UI) memperkirakan lebih dari 44.000 pekerjaan akan tercipta. Koran Indonesia Kompas juga melaporkan bahwa UMKM (usaha mikro, kecil, dan menengah), seperti pedagang barang dagangan dan makanan dan minuman, secara "konservatif" diperkirakan secara kolektif menghasilkan 1 miliar rupiah ($67.000) sehari selama acara 22 hari tersebut. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno juga menyarankan pendapatan yang hilang dari dua juta penonton yang diperkirakan akan disambut oleh negara di enam stadion akan berjumlah 3,7 triliun rupiah ($248 juta).
- Siapa yang terlibat dan bagaimana pengaruhnya terhadap masa depan mereka?
Menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 akan menjadi anugerah bagi Jokowi. Politikus berusia 61 tahun itu diberhentikan dari mencalonkan diri sebagai presiden lagi dalam pemilihan negara yang akan datang tahun depan, tetapi dia terlihat tertarik untuk memperkuat warisannya di negara terpadat di Asia Tenggara itu. Bagian penting dari hal ini adalah meningkatkan peran dan reputasi Indonesia di panggung global, mulai dari menjadi tuan rumah KTT G-20 di Bali tahun lalu hingga memimpin KTT tahunan ASEAN (Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara) tahun ini. Dalam siaran kepresidenan setelah keputusan FIFA pekan lalu, Jokowi mengatakan dia "sedih dan kecewa", meskipun dia juga menyarankan agar orang tidak berusaha menuding dan "saling menyalahkan". Pada hari Sabtu, dia mengunjungi para pemain yang kini harus menonton turnamen dari rumah untuk menghibur mereka.
Tapi itu tidak membantu warisan Jokowi bahwa itu adalah anggota partainya sendiri yaitu, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang merupakan tokoh sentral dalam kegagalan anti-Israel yang merugikan Indonesia dalam turnamen tersebut: Gubernur Bali Wayan Koster dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo masing-masing mengeluarkan pernyataan menyerukan pencoretan Israel dari turnamen tersebut. Dan sekretaris jenderal partai Hasto Kristiyanto menuduh FIFA menerapkan "standar ganda" ke Israel, yang memungkinkan negara untuk bersaing meskipun ada dugaan pelanggaran hak asasi manusia ketika FIFA melarang Rusia bermain di Piala Dunia 2022 karena invasi ke Ukraina.
Lebih dari sekadar warisan Jokowi, bagaimanapun, seluruh urusan dapat berdampak pada siapa penggantinya nantinya, kata A'an Suryana, seorang analis politik Indonesia dan rekan tamu di ISEAS Yusof Ishak Institute di Singapura. Ganjar dianggap sebagai pelopor: survei elektabilitas (diambil sebelum keputusan FIFA) menunjukkan dia menikmati kepemimpinan yang nyaman, diikuti oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dan mantan Gubernur Jakarta Anies Baswedan.
"Ganjar Pranowo paham jika dia mengeluarkan pernyataan menentang rencana kedatangan tim Israel, pertama dia melawan Joko Widodo," kata A'an. Tetapi keputusannya untuk melakukannya, kata James Dorsey, seorang rekan senior tamu di S. Rajaratnam School of International Studies di Singapura, bisa menjadi cerminan dari kekacauan "politik internal" di dalam partai.
"Dia peduli dengan elektabilitasnya," kata A'an.
Majalah Indonesia Tempo melaporkan bahwa ketua PDI-P, Megawati Sukarnoputri putri Sukarno dan secara luas diyakini tetap berpengaruh meskipun tidak lagi memegang jabatan publik telah diam-diam memerintahkan anggota partai, termasuk Ganjar dan Koster, untuk menolak keikutsertaan tim sepak bola Israel dalam turnamen U-20.
Namun jika banjir komentar di postingan media sosial Ganjar menjadi indikasi, popularitasnya sudah mulai terpukul. Sentimen publik Indonesia terhadap Israel tidak terlalu hangat—jajak pendapat GlobeScan tahun 2017 untuk BBC World Service menunjukkan hanya 9% negara yang memandang Israel secara positif. Dalam beberapa tahun terakhir, perjuangan Palestina semakin terjalin dengan politik identitas Indonesia, karena publik semakin terpecah antara Muslim garis keras dan pengikut Islam yang lebih moderat.
Namun, dalam kasus Piala Dunia U-20, tampaknya publik rela melepaskan politik identitas demi olahraga: survei telepon nasional yang dilakukan pada bulan Maret menemukan bahwa mayoritas masyarakat Indonesia menginginkan negara tersebut menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20. turnamen bahkan dengan partisipasi Israel. (Ironisnya, mereka yang paling terbuka terhadap Israel yang bermain di tanah mereka adalah pemilih PDI-P, menunjukkan bahwa Ganjar mungkin telah menolak basisnya sendiri).
Ganjar bukan satu-satunya yang masa depan politiknya mungkin terpengaruh. Erick Thohir, Menteri Badan Usaha Milik Negara dan baru-baru ini diangkat sebagai ketua PSSI, dilaporkan telah mengincar kursi wakil presiden pada tahun 2024. Wartawan Indonesia minggu lalu bahwa dia akan "bekerja keras" untuk menegosiasikan kembali hukuman dan menghindari sanksi tambahan yang berat yang dapat semakin merusak perekonomian. Thohir, seorang tokoh bisnis yang sebelumnya memiliki tim sepak bola Inter Milan dan D.C. United, berada di belakang Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Sandiaga Uno, menteri pariwisata, dalam survei pra-pemilihan wakil presiden, tetapi dia terus menjadi terkenal dalam memimpin- hingga turnamen U-20.
Partai Politik Semakin Tidak Bisa Dipercaya
RESMI: Presiden Jokowi Tunjuk Dito Ariotedjo sebagai Menpora Baru
"Presiden Republik Indonesia dan seterusnya, meningat dan seterusnya, memutuskan, menetapkan dan seterusnya mengangkat Ario Bimo Nandito Ariotedjo sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Kabinet Indonesia Maju dalam sisa masa jabatan 2019-2024," kata Setya Utama, Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara di Istana Negara sore hari ini.
Dito bukan nama asing di pemerintahan Jokowi. sebelum ditunjuk menjadi Menpora, Dito sebenarnya masih tergabung dalam tim ahli Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, di bawah menteri Perekonomian Airlangga Hartarto.
Dito yang terkenal aktif dalam dunia olahraga Nasional, merupakan Chairman RANS Nusantara dan RANS PIK Basketball yang digawangi oleh Raffi Ahmad dan Pengusaha Muda Ruddy Salim. Selain itu, Dito masih menjadi Ketua Umum ISSI (Ikatan Sport Sepeda Indonesia) Provinsi DKI Jakarta.
Presiden Jokowi tak lupa menyampaikan pesan kepada Menpora baru, setelah dilantik secara resmi. Ada 3 pesan presiden, diantaranya:
- Memprioritaskan cabang-cabang olahraga yang memiliki potensi meraih medali di Sea Games, dan Asian Games
- Mempunyai liga-liga pertandingan olahraga secara masif yang dilaksanakan di level pendidikan sekolah, kuliah, dan antar kampung.
- Pengembangan pemuda diarahkan lebih ke arah kewirausahaan dan juga profesionalitas dan dengan capaian indeks pembangunan pemudanya naik.
Dia menegaskan akan melanjutkan apa yang sudah dimulai oleh menpora sebelumnya, Zainudin Amali, dengan ditambahkan tiga pesan penting Presiden Jokowi itu.
Rayza Fauzan/vokaloka
Wacana Politik Negeri
Ketika menyangkut masalah politik dan kehidupan bernegara, Islam menganggapnya sebagai bagian penting dari kehidupan manusia. Oleh karena itu, tidaklah salah jika kita mengatakan: Al Islam dinu wa Daulah (Islam sebenarnya adalah agama sekaligus negara atau politik), Al Islam 'aqidah wa qanun (Islam adalah iman yang berdasarkan hukum).
Di tengah situasi politik yang diwarnai korupsi, persekongkolan, dan polisi yang lemah, seperti yang kita saksikan saat ini. Apakah orang beragama benar-benar perlu menghindari politik? TIDAK. Padahal, orang yang beragama benar dan ingin membela kebenaran harus ikut berpolitik.
Namun untuk saat ini, realitas politik yang kotor yang kita lihat setiap hari di berbagai media harus menjadi renungan bagi kita. Bagaimana tidak, berapa banyak orang beragama dan ilmuwan yang kita harapkan bisa membangun bangsa ini telah hanyut dalam arus politik yang busuk. Misalnya, maraknya kasus korupsi bukan lagi kesalahan politisi semata. Namun pendidik seperti guru dan dosen juga melakukannya. Yang seharusnya diurus justru menjadi bisnis. Apa yang sebenarnya terjadi di negara kita?
Nampaknya benar apa yang dikatakan Imam Al Ghazali: "Fasadu al-Ra'iyyah bifasadi al-Umara', wa Fasadu al-Umara' bifasadi al-Ulama', wa Fasadu al-Ulama' bi hubbi al-mal" (The runtuhnya negara karena pemerintah rusak, pemerintah rusak karena ilmuwan rusak, ilmuwan rusak karena ilmuwan cinta kekayaan).
Mungkin itu yang terjadi di Indonesia sekarang, di mana manusia kejam dalam kehidupan sehari-hari dan peran ilmuwan dipertanyakan. Karena mereka tidak menerbitkan fatwa atau memberikan pendapat berdasarkan pendapat ilmiah yang objektif. Namun seringkali berdasarkan komisi, seringkali berapa banyak uang yang didapatnya untuk membuat pernyataan tentang hasil survei, studi atau apa pun. Untuk itu sudah saatnya kita memahami bahwa masyarakat, ilmuwan dan Umara harus berada pada posisi yang tepat untuk menjadikan negara ini aman dan sejahtera.