Showing posts with label Vokawisata. Show all posts
Showing posts with label Vokawisata. Show all posts

Jelajahi Keindahan Alam Lembang: Petualangan Alam yang Menyegarkan

VOKALOKA.COM, Bandung- Lembang, sebuah kecamatan yang terletak di Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat, telah lama menjadi destinasi favorit bagi para wisatawan yang ingin menikmati udara segar. Selain keindahan alamnya yang memukau, Lembang juga menawarkan berbagai aktivitas menarik bagi para wisatawan. Pemandangan hijau yang menyejukkan mata dan udara segar yang menenangkan jiwa, itulah yang akan kamu temukan di Lembang. Dikelilingi oleh pegunungan dan lembah yang hijau subur.

Salah satu kegiatan menarik yang yang bisa dilakukan di Lembang adalah menyelusuri perkebunan, yang menawarkan pengalaman tak terlupakan bagi para pengunjung yang ingin merasakan sensasi petualangan di alam terbuka.

Menyusuri perkebunan di Lembang juga memberi kesempatan untuk berinteraksi dengan para petani lokal, yang dengan ramah akan membagikan pengetahuan mereka tentang bercocok tanam yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. 

Perjalanan menyelusuri perkebunan di Lembang memberikan pengalaman pengalaman berbeda dari sekedar wisata kota. Di sini kita bisa merasakan kedamaian yang hanya bisa ditemukan di Tengah alam yang hijau, sekaligus belajar pentingnya menjaga kelestarian alam. Dengan udara sejuk, pemandangan indah, serta aktivitas yang beragam, menjelajahi Perkebunan di Lembang menjadi pilihan sempurna untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman. 

Tips berkunjung:
• Waktu terbaik: Kunjungi perkebunan di pagi atau sore hari untuk menghindari cuaca yang terlalu panas. 
• Pakaian: Gunakan pakaian yang nyaman dan sesuai dengan cuaca. Jangan lupa membawa jaket karena suhu di perkebunan cenderung lebih dingin. 
• Sepatu: Gunakan sepatu yang nyaman untuk berjalan-jalan di kebun. 

Reporter : Rika Ramadhani


Dari Sejarah hingga Keindahan: Menguak Pesona Masjid Syekh Syarif Abdurrahman Cirebon

Masjid Syekh Syarif Abdurrahman, terletak di Desa Astana, Cirebon, merupakan salah satu tempat ibadah sekaligus destinasi wisata religi yang mengagumkan. Masjid ini tidak hanya menjadi pusat spiritual, tetapi juga sebuah simbol arsitektur yang memadukan keindahan modern dengan nilai-nilai lokal khas Cirebon.

Dibangun dengan konsep yang mengedepankan kearifan lokal, masjid ini memiliki desain yang terbuka dan ramah lingkungan. Elemen khas terlihat dari atapnya yang mengadopsi gaya tradisional Jawa. Di bagian depan masjid, terdapat kolam besar yang menambah keindahan sekaligus berfungsi sebagai pendingin alami. Kolam ini mencerminkan tradisi lokal di mana air sering digunakan sebagai simbol kesucian dan ketenangan.

Interior masjid juga tidak kalah memukau. Warna-warna natural, pencahayaan yang lembut, serta ruang ibadah yang luas memberikan kenyamanan bagi para jamaah. Masjid ini dirancang untuk menampung banyak pengunjung, baik untuk shalat berjamaah maupun kegiatan besar seperti seminar keagamaan atau pengajian.

Masjid Syekh Syarif Abdurrahman berada dekat dengan kompleks makam Sunan Gunung Jati, salah satu wali songo yang dihormati di Indonesia. Lokasi ini menjadikan masjid sebagai titik penting bagi para peziarah yang datang dari berbagai daerah. Dengan pemandangan sekitarnya yang asri dan suasana yang tenang, masjid ini menjadi tempat ideal untuk bermeditasi dan mendekatkan diri kepada Allah.

Bagi wisatawan, mengunjungi Masjid Syekh Syarif Abdurrahman adalah pengalaman yang tak terlupakan. Selain menikmati keindahan arsitekturnya, kita juga dapat merasakan kedamaian spiritual di tengah suasana masjid yang tenang. Tak jauh dari masjid, terdapat banyak pedagang yang menjajakan kuliner khas Cirebon seperti empal gentong, nasi lengko, dan berbagai oleh-oleh yang menggugah selera.


Penulis : Sri Susanti

 

Hutan Mycelia: Surga Baru Bagi Pecinta Wisata di Bandung


VOKALOKA.COM, Bandung – Lembang kembali menyuguhkan destinasi wisata unik yang siap memukau para pengunjung.  Bagi anda yang mencari tempat wisata malam hari yang berbeda di Bandung, kini Bandung menghadirkan kembali tempat wisata yang unik. Terletak di kawasan Terminal Wisata Grafika Cikole, tempat wisata ini menyuguhkan konsep hutan ajaib perpaduan indah antara hutan dan teknologi dengan pencahayaan yang memukau. Pengunjung dapat menjelajahi hutan sambil menikmati keindahan alam yang dihiasi oleh berbagai jenis jamur yang bercahaya.

Hutan Mycelia tak hanya menyajikan keindahan alam, tetapi juga edukasi tentang pentingnya menjaga kelestarian. Konsep "Ras" yang diangkat dalam cerita video seperti Ras Jalar, Ras Jaga dan Ras Tata, memberikan gambaran yang menarik tentang interaksi makhluk hidup di dalam hutan. 

Selain keindahannya, Hutan Mycelia juga menyajikan cerita yang menarik tentang kehidupan di hutan. Setiap sudut hutan memiliki cerita dan karakter yang berbeda-beda, sehingga pengunjung dapat berimajinasi dan merasakan pengalaman yang menarik, dan dapat mengabadikan momen indah dengan berfoto. 

Hutan Mycelia bisa menjadi pilihan destinasi wisata yang wajib dikunjungi untuk berlibur bareng keluarga, teman atau pasangan. Selain keindahan alamnya, anda juga bisa mendapatkan pengetahuan baru tentang alam dan lingkungan. 

Informasi lengkap:
- Lokasi: Terminal Wisata Grafika Cikole, Lembang, Jawa Barat.
- Jam Buka: Setiap hari, mulai pukul 18.00 WIB.
- Harga Tiket: Rp 50.000/orang
- Fasilitas: Area parkir, toilet, dan berbagai pilihan kuliner.

Reporter : Rika Ramadhani




Bukit Mbah Garut, Ruang Terbuka Hijau yang Menyegarkan di Bandung

VOKALOKA.COM, Bandung– Bukit Mbah Garut, yang terletak di Kelurahan Cisurupan, Kecamatan Cibiru, Bandung, kini menjadi salah satu destinasi wisata baru yang menarik perhatian masyarakat. Dengan luas sekitar 6,11 hektar, ruang terbuka hijau ini resmi direvitalisasi oleh Pemerintah Kota Bandung untuk memberikan fasilitas publik yang bermanfaat bagi warga.

Setelah revitalisasi, Bukit Mbah Garut dilengkapi dengan berbagai fasilitas menarik. Terdapat trek jogging sepanjang 165 meter dan trek batu refleksi sepanjang 40 meter yang memungkinkan pengunjung berolahraga sambil menikmati pemandangan alam sekitar. Keberadaan pepohonan rindang dan suasana sejuk membuat tempat ini ideal untuk bersantai dan melepas penat dari rutinitas sehari-hari.

Dengan adanya Bukit Mbah Garut, masyarakat dapat memanfaatkan ruang terbuka hijau ini untuk berbagai kegiatan, mulai dari olahraga hingga piknik bersama keluarga. Kepala Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga Kota Bandung, menambahkan bahwa keberadaan ruang publik ini diharapkan dapat meningkatkan ekonomi kerakyatan dengan menarik lebih banyak pengunjung.

Bukit Mbah Garut dapat diakses dengan mudah baik menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum. Lokasinya yang strategis menjadikannya pilihan tepat bagi warga Bandung yang ingin menikmati suasana alam tanpa harus pergi jauh dari kota.

Dengan revitalisasi Bukit Mbah Garut, Pemerintah Kota Bandung menunjukkan komitmennya dalam menambah ruang terbuka hijau dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Taman ini tidak hanya menawarkan keindahan alam tetapi juga menjadi tempat edukasi tentang pentingnya menjaga lingkungan.


Reporter: Zahrah Azizah


Bukit Mbah Celeng: Sejuknya Alam yang Kini Sunyi

VOKALOKA.COM - Bukit Mbah Celeng, yang berlokasi di Jl. Pasir Luhur, Cisurupan, Kec. Cilengkrang, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, dulu menjadi tempat favorit bagi para pencinta alam. Dengan udara sejuk dan pemandangan yang terbentang luas, tempat ini memberikan suasana tenang yang sulit ditemukan di tengah kesibukan kota. Bukit ini juga sempat populer sebagai lokasi camping, di mana pengunjung bisa bermalam sambil menikmati keindahan alam yang asri.  

Namun, belakangan ini Bukit Mbah Celeng sudah tidak lagi ramai seperti dulu. Tempat ini perlahan-lahan mulai ditinggalkan, terutama karena kurangnya perhatian dalam pengelolaan. Aktivitas camping yang dulu menjadi ciri khasnya kini sudah jarang terlihat. Meski begitu, bukit ini tetap menyimpan pesona tersendiri, terutama bagi mereka yang ingin sekadar berjalan-jalan atau menikmati pemandangan dari ketinggian.  

Masyarakat sekitar masih sering bercerita tentang asal-usul nama bukit ini. Konon, nama Bukit Mbah Celeng berasal dari seorang tokoh lokal yang dikenal gemar memelihara celeng (babi hutan) di daerah tersebut. Sosok ini dianggap sebagai penjaga bukit, dan kisahnya masih menjadi bagian dari kehidupan warga setempat. Cerita itu menambah daya tarik bukit ini, meskipun sekarang lebih sering diceritakan daripada dirasakan langsung oleh pengunjung.  

Bukit Mbah Celeng memang sudah tidak lagi beroperasi sebagai lokasi wisata, tetapi tempat ini tetap menjadi bagian dari identitas warga setempat. Keindahan alamnya yang masih terjaga seakan menjadi pengingat bahwa tempat-tempat seperti ini perlu dihormati dan dilestarikan. Bagi yang pernah mengunjunginya, Bukit Mbah Celeng menyimpan kenangan yang sulit dilupakan.


Reporter : Salsabila Amani Sa'diyah


Pesona Wayang Windu: Hamparan Kebun Teh Luas di Pangalengan


Berlokasi di Pangalengan, Kabupaten Bandung, Wayang Windu Panenjoan menjadi salah satu destinasi wisata alam yang semakin populer di kalangan wisatawan. Dengan ketinggian mencapai 1.800 meter di atas permukaan laut, kawasan ini menyuguhkan hamparan kebun teh hijau yang membentang luas dengan udara yang sejuk dan segar. Lanskap perbukitan yang dikelilingi kabut tipis di pagi hari memberikan nuansa tenang dan memukau, menjadikannya tempat ideal untuk melepas penat dari hiruk-pikuk kota.

Salah satu daya tarik utama Wayang Windu adalah jembatan kayu panjang yang membelah kebun teh. Jembatan ini bukan hanya berfungsi sebagai jalur eksplorasi, tetapi juga menjadi spot favorit bagi para pengunjung untuk berfoto. Dari atas jembatan, wisatawan dapat menikmati panorama kebun teh yang membentang hingga ke horizon dengan latar pegunungan yang megah. Pada pagi hari, momen matahari terbit (sunrise) menjadi salah satu daya tarik utama, ketika sinar keemasan matahari menyapu kabut tipis dan menerangi daun teh yang masih basah oleh embun. Begitu juga di sore hari, pemandangan matahari terbenam (sunset) menambah kesan romantis dan syahdu bagi setiap pengunjung.

Selain menawarkan pemandangan indah, Wayang Windu juga cocok untuk berbagai aktivitas menarik. Jalur Wayang Windu Bike Park menjadikannya destinasi favorit bagi para pecinta sepeda gunung dan trekking. Jalur off-road yang menantang menyuguhkan pengalaman bersepeda di tengah udara sejuk dengan lanskap kebun teh sebagai latar utamanya. Tidak hanya itu, kawasan ini juga ideal untuk piknik santai bersama keluarga atau teman-teman, di mana pengunjung bisa menikmati makanan ringan sambil bersantai di gazebo atau area terbuka.

Untuk kenyamanan pengunjung, Wayang Windu dilengkapi dengan berbagai fasilitas seperti area parkir yang luas, toilet umum, mushola, dan warung makan. Berbagai makanan dan minuman hangat seperti teh dan kopi lokal dapat dinikmati sambil memandangi keindahan kebun teh. Lokasinya yang berada di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, dapat ditempuh dalam waktu 2-3 jam dari Kota Bandung dengan kendaraan pribadi. Jika tidak membawa kendaraan, pengunjung bisa memanfaatkan angkutan umum atau ojek lokal yang tersedia di kawasan Pangalengan.

Bagi Anda yang ingin berkunjung, sebaiknya datang lebih pagi untuk menikmati suasana yang masih sunyi serta udara yang lebih segar. Kenakan pakaian hangat karena suhu di Wayang Windu cukup dingin, terutama di pagi dan sore hari. Jangan lupa membawa kamera atau ponsel untuk mengabadikan momen di setiap sudut kebun teh yang instagramable. Pastikan juga untuk menjaga kebersihan dan keasrian lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Dengan kombinasi pemandangan kebun teh yang memukau, suasana pegunungan yang menenangkan, serta berbagai aktivitas seru yang bisa dilakukan, Wayang Windu Panenjoan menjadi destinasi wisata alam yang wajib dikunjungi. Pesona keindahannya akan memberikan pengalaman liburan yang menyegarkan dan tak terlupakan, baik bagi para pecinta alam maupun wisatawan yang sekadar ingin bersantai. Jadi, tunggu apa lagi? Ajak keluarga atau teman-teman Anda dan nikmati kesejukan serta keindahan Wayang Windu Pangalengan! 

Penulis: Reyditha Amelia

Nikmati Indahnya Alam di Bumi Perkemahan Rancacangkuang


VOKALOKA.COM, Bandung- Bumi perkemahan Rancacangkuang merupakan tempat berkemah yang eksotis, namun belum banyak orang yang mengetahuinya. Bumi perkemahan Rancacangkuang terletak di daerah Cisondari, Kec. Pasirjambu, Kabupaten Bandung, Jawa Barat.

Fasilitas yang dapat dirasakan seksama dengan hawa yang sejuk dan segar, sobat traveler pasti betah untuk berkemah disana. Bumi perkemahan Rancacangkuang memiliki tempat camping ground yang sangat luas, dengan luasnya camping ground tersebut, sobat traveler gak perlu khawatir lagi kehabisan tempat memasang tenda kalian yaa.

Selain lapangan camping  yang luas, sobat traveler juga dapat mendirikan tenda di dekat sungai yang mengalir dari Gunung Tilu. Air sungai yang jernih menjadi salah satu spot bagi para traveler untuk merasakan segarnya air tersebut, dengan merendamkan badan di sana.

Eitss belum berhenti sampai disitu, di Bumi perkemahan Rancacangkuang ini, sobat traveler juga bisa menikmati indahnya sunrise diatas bukitnya lhoo. Hanya perlu berjalan 5 sampai 10 menit sobat traveler akan sampai di puncak bukit dengan melewati asri-nya perkebunan teh yang luas, untuk menikmati sunrise yang indah.

Estimasi biaya masuknya hanya 10 Ribuan saja bagi para pengguna motor, dan 25 ribu rupiah untuk para pengguna mobil, untuk yang ingin membawa camper van dikenakan biaya 75 ribu rupiah yang sudah termasuk biaya parkir dan asuransi yaa.

Itulah destinasi wisata yang cocok bagi sobat traveler yang ingin berkemah di alam yang sejuk dan di temani dengan suara aliran sungai yang syahdu, serta ingin melihat indahnya sunrise di pagi hari yang segar.


Reporter : Rizki Herdiansyah

Wisata Sisa Hartaku: Telusuri Warisan Sejarah dalam Lembaran Masa Lalu

Di balik hiruk-pikuk dunia modern, ada sebuah destinasi yang mengajak kita untuk menatap masa lalu dan meresapi jejak-jejak sejarah yang tertinggal.  Sisa Hartaku adalah sebuah perjalanan yang menyuguhkan pengalaman mendalam tentang tragedi yang pernah terjadi di negara ini, terletak di Kepuharjo, Cangkringan, Kabupaten Sleman.

Museum yang berada di Yogyakarta ini didirikan oleh Sriyanto, seorang warga yang selamat dari erupsi Gunung Merapi pada tahun 2010. Museum ini tidak hanya menyimpan barang-barang yang tersisa dari bencana tersebut, tetapi juga berfungsi sebagai pengingat akan tragedi yang menimpa masyarakat setempat. Ketika pertama kali tiba di depan museum, maka kita akan disambut oleh tembok sisa reruntuhan yang bertuliskan kalimat yang bermakna dari Riyan (4-4-11) yang berbunyi, "Dengan Anda melihat bekas sisa erupsi Merapi, "maka" renungi/resapi arti hidup ini."

Setelah membaca kalimat tersebut, rasa penasaran pun muncul tentang tragedi yang telah terjadi. Saat berjalan menuju pintu masuk, kita akan disambut dengan tembok sisa reruntuhan lain yang memuat pesan dari Merapi yang sering diagungkan dengan istilah "Merapi tidak pernah ingkar janji" dengan menggunakan bahasa Jawa, yaitu: "Aku ora ngalahan tur yo ora pengen dikalahke, nanging mesti tekan janjine, mung nyuwun pangapuro nek ono seng ketabrak, keseret, kenter, kebanjiran lan kelelep, mergo ngalang-ngalangi dalan seng bakal tak lewati." Artinya, "Saya tidak mengalah, juga tidak ingin dikalahkan. Meski begitu, janji saya harus saya penuhi. Saya minta maaf jika ada yang tertabrak, terseret, hanyut, terkena banjir, dan tenggelam, karena menghalangi jalan yang memang seharusnya saya lewati." 

Bukan hanya itu saja, bahkan ada juga jam dinding yang menjadi saksi kapan erupsi Gunung Merapi terjadi. Jam tersebut menunjukkan pukul 12.05 pada hari Jumat, 5 November, menjadi saksi peristiwa tragis itu terjadi.

Berkunjung ke Museum Sisa Hartaku memberikan pengalaman mendalam. Kita tidak hanya melihat koleksi barang-barang bersejarah tetapi juga merasakan atmosfer mencekam dari peristiwa tragis tersebut melalui pameran foto dan artefak. Di setiap dinding museum terdapat berbagai foto mengerikan yang menggambarkan bagaimana tragedy besar itu terjadi. Bahkan terdapat sisa peninggalan peninggalan lainnya, seperti CD, sepeda rusak dan berkarat, dan lain-lain.

Selain melihat gambar dan sisa peninggalan, museum ini juga menyediakan tour guide yang menjelaskan secara rinci bagaimana peristiwa itu terjadi, bahkan sebelum dan sesudahnya. Penjelasan dari  tour guide ini mampu membawa kita menyelami masa lalu secara lebih mendalam. 

Museum Sisa Hartaku ini  bisa menjadi contoh nyata bagaimana sebuah tragedi bisa diubah menjadi pelajaran berharga bagi kita semua maupun bagi generasi mendatang. Dengan mengunjungi museum ini, kita tidak hanya mengenang masa lalu, tetapi juga belajar untuk menghargai kehidupan dan memahami kekuatan alam.

 

Reporter : Sri Susanti

Setu Patok: Surga Terlarang dengan Pesona Alam yang Memukau

Setu patok merupakan destinasi wisata yang terletak di Desa Setu Patok, Mundu, Cirebon. Tempat wisata ini memiliki banyak keindahan terutama danaunya yang mempesona dengan bukit yang unik menyerupai seekor kura kura dengan lokasinya yang berada di kaki Gunung Ciremai.

Keindahan alamnya begitu memukau, dikelilingi oleh pegunungan yang hijau dan udara yang sejuk, menjadikannya sebagai tempat yang cocok untuk melepas penat dan menikmati ketenangan. Tak heran jika danau ini menjadi salah satu destinasi di Cirebon yang menarik banyak wisatawan untuk datang.

keistimewaan Setu Patok tidak hanya terbatas pada keindahan alamnya akan tetapi bagi para pencari spot foto yang ingin mendapatkan foto-foto yang indah, tempat ini dapat dianggap sebagai surga yang mereka cari. Dengan bukit yang mengelilingi danau dan hamparan sawah yang sangat luas.

Dibalik dari keindahan yang disuguhkan terdapat mitos yang populer di kalangan masyarakat bahkan masih dipercayai hingga sekarang, bahwa Setu patok merupakan surga terlarang untuk pasangan yang belum menikah. Konon, suasana magis dan mistis yang menyelimuti danau ini menghantui pasangan yang berani mencoba menaklukkan larangan ini. Cerita legenda tentang kutukan yang menimpa pasangan yang bermesraan di tepi danau, membuat hubungan mereka berakhir tragis.

Meskipun demikian, Setu Patok tetap menjadi destinasi yang menarik. Terkhusus bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan mengungkap misteri yang menyelimuti danau ini.

Penulis : Tubagus Nursayid


Telusuri Makna Filosofis Nama dari Wisata Alam Kamodjan Fillage Garut

Kamodjan Fillage mengusung konsep keindahan panorama alam, meskipun belum lama dibuka sudah ramai dikunjungi oleh wisatawan. Hal ini disebabkan oleh keunikan yang dimiliki oleh wisata ini dibandingkan dengan tempat wisata serupa yang ada di kawasan Kamojang. Tak hanya mengandalkan keindahan alam, Kamodjan Fillage juga memiliki spot-spot unik yang sebelumnya belum ada di tempat wisata di Kota Garut. Oleh karena itu, tempat ini dengan cepat menjadi lokasi favorit bagi para wisatawan untuk berfoto, baik swafoto/selfie hingga foto pre-wedding.

Beberapa spot unik tersebut antara lain Floor Dock Sky, yang menyajikan panorama menarik karena menghadap hutan Kamojang yang lebat, serta Becak on The Sky. Ada pula Bamboo House yang memiliki keunikan, seperti ilusi optik, fasilitas berkemah yang akan segera hadir dengan fasilitas setara hotel bintang 3, serta spot-spot menarik lainnya yang masih dalam tahap pembangunan.

Makna Filosofis Nama Kamodjan Fillage Satu lagi nilai jual yang menarik dari Kamodjan Fillage adalah namanya yang unik. Nama "Kamodjan Fillage" terbilang unik dan kerap menuai pertanyaan publik, terutama dari netizen di Instagram. Kamodjan Fillage sengaja mengubah ejaan "Village" tersebut menjadi "Fillage"  karena memiliki makna filosofis tersendiri. Tidak mengherankan jika banyak orang merasa penasaran dengan "Kamodjan Fillage" karena keunikan tersebut. Hal itu justru berdampak  positif, karena menimbulkan rasa ingin tahu yang besar, mendorong publik untuk segera mengunjungi Kamodjan Fillage. Dari sisi marketing, nama ini sudah memiliki unique selling point.

Nama "Kamodjan Fillage" itu memang sebuah kesengajaan. Karena itu, pihak dari tim Social Media Kamodjan Fillage menjelaskan, memang jika ditinjau secara tata Bahasa Inggris yang benar, penulisan yang tepat adalah "Village", menggunakan huruf "V" dan bukan "Fillage" menggunakan huruf "F".

Pemilihan nama Kamodjan Fillage tidak asal-asalan. Nama ini  memiliki makna filosofi yang erat kaitannya dengan konsep Kamodjan Fillage itu sendiri. Penulisan kata "Kamodjan" diambil dari ejaan lama untuk kata "Kamojang". Selain itu, kata "Kamodjan" juga terinspirasi dari nama Hotel yang berada di sekitar lokasi Kamodjan Fillage. Hotel tersebut bernama "Hotel Kamodjan". Hotel tersebut didirikan saat Garut masih dalam era penjajahan Belanda dan kini hanya tersisa bekas fondasinya. Kamojang sendiri dalam bahasa Sunda bermakna keindahan.

Adapun kata "Fillage" merupakan akronim atau singkatan dari "Fill Age" yang dalam Bahasa Indonesia berarti "mengisi umur". Kata Fillage sendiri sekaligus menjadi tagline dari Kamodjan Fillage, yaitu "Fill Your Age", yang mengajak pengunjung untuk mengisi umur mereka dengan pengalaman berharga di tempat ini. Artinya, Kamodjan Fillage ingin menjadi destinasi yang dapat dinikmati oleh seluruh kalangan, mulai dari anak-anak, pemuda, hingga orang tua.

Pengunjung tidak perlu khawatir soal harga tiket masuk ke Kamodjan Fillage, karena harganya sangat terjangkau. Saat ini, harga tiket masuk yang perlu dibayar pengunjung adalah sekitar Rp 15.000 saja (harga bisa berubah). Selain itu, untuk foto di spot Floor Dock Sky, pengunjung dikenakan biaya Rp 5.000 per foto, karena pengambilan foto harus dilakukan oleh staf Kamodjan Fillage demi alasan keamanan. Kualitas foto yang diambil juga lebih baik, karena menggunakan kamera DSLR, sehingga hasil foto tidak backlight.

Reporter: Zidan Muhammad Sirojudin

Eksplorasi Alam dan Seni di NuArt Sculpture Park Bandung

NuArt Sculpture Park merupakan sebuah galeri seni karya I Nyoman Nuarta, sang maestro pemahat dan pematung internasional. Galeri seni yang berlokasi di Jl. Setra Duta Raya No.L6, Ciwaruga, Kec. Parongpong, Bandung, ini menggabungkan konsep antara seni dan alam. Terletak di tempat yang sunyi, galeri ini menciptakan suasana yang semakin syahdu sambil menikmati mahakarya I Nyoman Nuarta yang mampu membelalakan mata.

Ratusan patung dan lukisan dipamerkan di galeri seni ini, baik di area indoor maupun outdoor. Area indoor terdiri dari tiga lantai. Karya seni di lantai pertama terbilang cukup besar dan tinggi, didominasi oleh patung-patung yang memiliki detail sangat rinci di setiap bagiannya. Jika dilihat dari dekat, patung-patung ini terbuat dari bahan tembaga dan kuningan, ada pula yang terbuat dari susunan kayu yang membentuk bagian patung. Di lantai pertama ini, kita dapat melihat miniatur Candi Borobudur dan lukisan yang menggambarkan proses pembangunan Garuda Wisnu Kencana (GWK) yang merupakan mahakarya bersejarah karya I Nyoman Nuarta.

Karya seni di lantai kedua dan ketiga terdiri dari patung-patung dan lukisan yang ukurannya tidak begitu besar seperti di lantai pertama. Namun, jumlah patung di lantai kedua dan ketiga ini terbilang lebih banyak. Beberapa patung wanita berwarna putih terbuat dari bahan kawat, besi dan logam, terasa begitu nyata. Terdapat salah satu patung yang menggambarkan beberapa orang yang sedang meminum minuman keras di tangga, hasil karya Nuarta yang satu ini sangat menakjubkan dan begitu indah filosofinya karena mengambil inspirasi dari kehidupan masyarakat.

Karya epik lainnya dari I Nyoman Nuarta yang dapat kita lihat di NuArt Gallery yaitu patung berjudul "Nightmare", yang konon terinspirasi dari kerusuhan terhadap etnis Tionghoa yang pernah terjadi di Jakarta pada tahun 1998. Patung berukuran cukup besar ini berwarna hitam dengan campuran gold, menggambarkan seorang perempuan yang sedang berbaring. Sangat unik! Patung ini berbeda dengan patung lain yang umumnya memiliki posisi vertikal, dan hal ini karena Nuarta terinspirasi dari sejarah kelam Indonesia.

Bentuk-bentuk patung yang begitu realistis disertai informasi tentang setiap karya, seperti judul, bahan pembuatan, ukuran, dan tahun pembuatan. Beberapa karya lainnya di NuArt Gallery yaitu patung Nirankara, Surrender, miniatur GWK, Durjana, Doa, Shark Fin Soup dan karya lainnya yang terletak di indoor maupun outdoor galeri. Pengunjung juga dapat melihat lukisan berukuran besar di dinding galeri yang menggambarkan wajah pemilik galeri ini, yaitu I Nyoman Nuarta.

Selain karya-karya yang dipamerkan di galeri, pihak NuArt juga mengajak para pengunjung untuk menonton film pendek di Teater NuArt Sculpture Park. Karena letak teater yang cukup tersembunyi, staf NuArt akan mengarahkan para pengunjung untuk masuk ke teater tersebut. Film yang diputarkan adalah film dokumenter yang menggambarkan kisah  pembangunan NuArt Gallery dan GWK di Bali. Pengalaman yang sangat mengasyikkan, bukan?

Ternyata, karya yang dipamerkan di NuArt bukan hanya hasil karya I Nyoman Nuarta saja. Akan tetapi, Nuarta ingin galeri ini menjadi ruang seni yang dapat menampilkan karya anak bangsa lainnya yang layak untuk diperkenalkan kepada khalayak.

Reporter: Yunita Nuraida

Kamodjan Fillage, Wisata Outdoor Paling Instagramable di Garut

Kamodjan Fillage adalah objek wisata terbaru yang terletak di Garut. Dengan luas sekitar 14 hektar, tempat ini mengusung konsep alam yang menampilkan keindahan pemandangan sekitar. Berbagai spot foto yang Instagramable siap memanjakan pengunjung, terutama para penggemar fotografi.

Terletak di Desa Sukakarya, Kecamatan Samarang, Kabupaten Garut, destinasi ini menawarkan pemandangan menakjubkan dari perbukitan sekitar, menjadikannya tempat ideal untuk bersantai dan berfoto. Dengan harga tiket masuk hanya Rp15.000 per orang, Kamodjan Fillage memberikan akses yang terjangkau untuk menikmati berbagai fasilitas.

Kamodjan Fillage menawarkan berbagai atraksi menarik, salah satunya adalah Colloseum Adu Domba, yang memberikan pengalaman budaya Sunda yang unik. Selain itu, ada juga Pusat Permainan Tradisional yang memungkinkan pengunjung mengenang dan mencoba permainan rakyat khas Indonesia.

Tak hanya budaya, pengunjung juga dapat menikmati wisata alam modern di Greenhouse dan Garden Kitchen. Tempat ini menampilkan kebun yang indah dan menyajikan masakan segar dari hasil bumi lokal. Bagi pengunjung yang mencari pengalaman lebih glamor, Glamour Camp menawarkan suasana camping yang nyaman namun tetap dekat dengan alam. Sementara itu, bagi pecinta kuliner, Restoran Sunda di Kamodjan Fillage menyajikan makanan tradisional khas Sunda yang lezat.

Tak hanya itu, ada juga wahana seru seperti Becak Terbang, Flying Fox, dan Area Permainan Anak yang menjamin kesenangan untuk seluruh keluarga.
Kamodjan Fillage dibuka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 17.00 WIB. Fasilitas yang disediakan cukup lengkap, termasuk toilet umum, kantin, spot foto, mushola, dan berbagai fasilitas umum lainnya menjadikan tempat ini nyaman untuk dikunjungi.

Secara keseluruhan, Kamodjan Fillage adalah tempat yang sempurna untuk dikunjungi bersama keluarga. Dengan udara sejuk, pemandangan alam yang indah, dan berbagai wahana menarik, tempat ini menawarkan pengalaman liburan yang memuaskan. Kunjungan ke sini pasti akan menjadi momen berharga bersama orang-orang tercinta.

Dengan berbagai daya tarik yang ditawarkan, Kamodjan Fillage siap menjadi destinasi liburan yang tak terlupakan bagi anak-anak muda maupun keluarga.

Reporter: Zidan Muhammad Sirojudin

Menenangkan, Lepas Penat di Kawasan Konservasi Tahura Djuanda

VOKALOKA.COM, Bandung -  Taman Hutan Raya (Tahura) Djuanda di bilangan Dago boleh jadi masuk daftar tempat healing dan menenangkan pikiran Anda. Ya, hutan konservasi di Bandung ini memiliki banyak spot menarik yang bisa membuat hati dan pikiran menjadi adem. Tahura adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. 

Melepas penat di hutan yang tak jauh dari pusat Kota Bandung ini memang mengasyikkan. Sebagai kawasan konservasi, Tahura Djuanda memiliki daya tarik yang luar biasa. Bukan hanya menawarkan panorama yang menyejukkan, tetapi juga sejarah dan wawasan pendidikan bagi pengunjung. Tak mengherankan juga, keeksotisan alam dan keanekaragaman flora dan fauna yang terpelihara di seputar kawasan menjadi magnet tersendiri. Terlebih, di Bandung, kawasan konservasi seperti ini tidak banyak.

Secara kewilayahan, Tahura Djuanda berada di tiga wilayah administratif, yaitu Kota Bandung, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Bandung Barat. Untuk bisa ke Tahura Djuanda, ada beberapa akses yang dapat ditempuh, antara lain lewat Dago Pakar dan Maribaya. Pengunjung atau wisatawan bisa datang ke lokasi sambil berolahraga atau sekadar jalan-jalan menikmati hawa sejuk hutan konservasi tersebut. Terhampar di ketinggian 770 s.d. 1.330 meter mdpl, hutan ini berhawa sejuk dengan kelembapan 70% hingga 90%.

Tahura adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan/atau satwa yang alami atau buatan, jenis asli dan/atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata, dan rekreasi. Di dalam kawasan Tahura Djuanda ada sejumlah objek wisata menarik yang sayang dilewatkan. Dengan tiket masuk Rp17.000, pengunjung bisa  menikmati Curug Dago, Curug Omas, Curug Koleang, Curug Kidang, Curug Lalay dan Tebing Keraton. Jika Anda menyukai sejarah, tak ada salahnya mengunjungi Goa Belanda dan Goa Jepang.

Selain itu, pengelola Tahura Djuanda juga menyediakan area berkemah dan penangkaran rusa. Banyak pengunjung yang berdatangan ke sana untuk melepas penat dikala kesibukan aktifitas yang begitu padat, "tahura ini merupakan tempat yang cukup nyaman untuk kami kunjungi, kami dengan keluarga begitu senang dan menikmati keindahan yang ada di sini". Ujar Rini, pengunjung berasal dari Cicalengka.


Reporter : Rian Permana 

Primadona Gunung Galunggung, Talaga Bodas Jadi Pusat Pemandian Air Hangat Favorit di Garut


VOKALOKA.COM, Bandung - Destinasi wisata alam di Garut, khususnya kawasan Gunung Galunggung, semakin menarik perhatian wisatawan dengan adanya Talaga Bodas sebagai pusat pemandian air hangat yang menawan. Talaga Bodas dikenal dengan keindahan alamnya yang memukau dan telah menjadi primadona di kalangan orang-orang yang mencari relaksasi sekaligus keindahan alam. Bahkan pada hari weekday pun, Talaga Bodas selalu ramai dikunjungi, Kamis (03/10/2024) 

Terletak di lereng Gunung Galunggung, Talaga Bodas menawarkan pemandangan yang indah dengan air danau berwarna biru kehijauan yang berpadu dengan latar belakang pegunungan. Selain keindahan visual, air panas alami yang berasal dari perut bumi ini menawarkan pengalaman terapi yang menyehatkan bagi wisatawan. Kehangatan airnya dipercaya dapat meredakan berbagai penyakit, terutama yang terkait dengan pegal-pegal, sakit persendian, alergi, dan sebagainya.

Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Garut mengungkapkan bahwa Talaga Bodas telah dirawat dan dikembangkan menjadi salah satu ikon pariwisata di Garut. "Kami ingin menjadikan Talaga Bodas sebagai destinasi favorit yang tidak hanya menawarkan pengalaman berendam di air hangat, tetapi juga memberikan nuansa alam yang asri dan damai," ujarnya. 

Sejak dibuka kembali untuk umum setelah pandemi, Talaga Bodas terlihat selalu ramai dikunjungi oleh keluarga, pasangan muda, dan kelompok wisatawan lainnya. Selain pemandian air hangat, pengunjung juga dapat menikmati berbagai aktivitas seperti trekking di sekitar area, berfoto di spot-spot yang Instagramable, dan menikmati kuliner khas Garut.

Dengan terus berbenah dan juga meningkatkan fasilitasnya, Talaga Bodas menjadi salah satu destinasi utama di Jawa Barat yang mendukung pemulihan ekonomi pariwisata. Selain itu, keberadaan pusat pemandian ini juga bisa meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sekitar. Garut, tempat yang kaya akan keindahan dan potensi wisata, kini semakin lengkap dengan hadirnya pemandian air hangat yang menjadi favorit di kalangan wisatawan.

Reporter: Siti Nabilatul Zahro Salsabila
 
 

City Light Tersembunyi di Pangalengan, Bukit Eon


Bandung – Bingung dengan keadaan kota yang sibuk, membuat kami pergi menelusuri keindahan alam di daerah Pangalengan, Kabupaten Bandung. Tapi tak disangka-sangka, kami menemukan sebuah hidden gem tempat camping yang lokasinya dekat sekali dengan jalan raya. Namanya, Bukit Eon. Lokasinya di Kampung Awidatar RT/RW 05/09 Desa Lamajang Kecamatan Pangalengan Kabupaten Bandung. Serius deh ini Worth It banget!

Jaraknya hanya 36 km dari pusat kota Bandung, yaitu Jalan Asia Afrika. Waktu tempuhnya juga tidak lama, hanya sekitar 1 jam 15 menit. Dari jalan raya nantinya akan memakan waktu sekitar 10-15 menit saja untuk sampai ke bukit. Aksesnya mobil dan motor friendly kok, jadi tidak sulit. Kami juga tidak perlu hiking, jadi ketika sampai di parkiran, naik tangga sedikit saja langsung bisa mendirikan tenda.

Fasilitasnya sangat lengkap dan serba murah. Biaya masuk ke lokasi itu gratis, alias tidak dipungut biaya apapun. Lain halnya jika ingin camping, cukup membayar Rp15.000 saja. Disini juga disediakan layanan penyediaan kayu bakar. Selain itu, kami diberikan fasilitas berupa kamar mandi, mushola, stopkontak, gazebo, tempat api unggun, bangku, lampu sorot, dan lampu hias. Karena pengelolanya berasal dari Karang Taruna, jadi kendaraan kami sangat dijaga. Jangan khawatir, disini sangat jarang terjadi kemalingan. Terdapat juga warung yang bisa diandalkan ketika malas memasak, ini karena lokasinya sangat dekat dengan rumah warga.

Lokasi ini memiliki spot yang menarik, yaitu view City Lights dari atas bukit dan Batu Eon di tengah-tengah kolam tando harian PLTA yang melegenda penuh dengan cerita. Dahulu batu ini tidak dapat dipindahkan ataupun dihancurkan walaupun sudah memakai dinamit pada abad 19. Ini yang membuat heran seluruh masyarakat sekitar, makanya keberadaannya masih ada sampai sekarang.

Cuaca disini sangat bagus, tidak panas dan tidak dingin, jadi masih dalam batas yang oke banget untuk pemula. Selain bisa camping bersama teman, disini juga ramah orang tua, jadi cocok digunakan camping bersama keluarga. Dengan fasilitas yang super lengkap dan akses yang serba mudah, Bukit Eon bisa jadi pilihanmu saat healing.

 

Penulis: Reyditha Amelia


Beberapa Fenomena Unik Ziarah di Makam Para Wali

Setiap tahunnya, Pondok Pesantren Salafiyah Al-Mu'awanah yang berlokasi di Desa Cibiru Wetan, Kabupaten Bandung rutin melaksanakan kegiatan ziarah ke makam para Wali. Kami melaksanakan ziarah ke makam Wali Songo yaitu Sunan Gunung Djati, Sunan Kudus, Sunan Muria, dan Sunan Kalijaga. Selain itu, kami juga pergi berziarah ke makam wali yang lainnya, seperti, Syekh Datul Kahfi, Raden Fatah, Syekh Baeng Yusuf, Habib Toha bin Yahya, dan Habib Ahmad Bin Abdullah.

Acara ini diikuti oleh para santri serta jemaah pengajian bapak-bapak dan ibu-ibu. Seperti tahun-tahun sebelumnya, perjalanan ziarah Wali Songo ini biasanya dilakukan selama kurang lebih lima  hari. Namun, karena para jamaah hanya memiliki waktu luang di akhir pekan saja, maka pimpinan ponpes  memutuskan untuk berangkat hanya dua hari satu malam saja.

Selama berziarah kami mendapati kejadian-kejadian unik di beberapa tempat ziarah. Pertama, ketika kami berziarah ke makam Sunan Gunung Djati dan Syekh Nurjati. Saat kami berangkat ke Makam Sunan Gunung Djati, kami sangat terkejut melihat banyak pengemis yang meminta-minta kepada rombongan ziarah, mulai dari lansia, anak-anak bahkan preman yang mabuk pun ikut mengemis. Dari ujung ke ujung, mereka antre meminta uang dari kami, bahkan sebagian ada yang terus mengikuti sampai ke gerbang makam karena kami tidak memberi uang. Padahal sebelumnya, ketika di bus, kami menonton video kawasan makam Sunan Djati dan mengira bahwa mereka adalah warga setempat yang sedang nongkrong. Ternyata, mereka adalah pengemis.

Kejadian kedua terjadi ketika kami berziarah ke makam Sunan Kudus. Setelah sampai di terminal bus di Kudus, semua orang tertidur lelap, sebagian ada yang bangun untuk mandi.  Sesampainya di Menara Kudus, para peziarah menunggu bedug yang berada di atas menara  dibunyikan. Salat Subuh pun dilaksanakan dengan khusyuk. Setelah berdzikir dan berdoa, kami berangkat ke makam Sunan Kudus yang berada tidak jauh dari kawasan masjid. Kami harus membuka sandal ketika memasuki makam, dan suasana makam pun masih sepi karena masih pagi.

Jam 6 pagi, rombongan kami selesai berziarah, lalu siap-siap untuk berfoto bersama di depan Menara Kudus. Foto yang akan diabadikan oleh bagian dokumentasi, akan tetapi terhalang oleh tukang foto paksa. Mereka mengarahkan jemaah untuk difoto, lalu mencetaknya dengan inisiatif tanpa jemaah minta, dan meminta bayaran dari foto tersebut. Selain itu, kawasan foto yang berada di sisi jalan pun bentrok dengan kendaraan yang lalu lalang sehingga mengganggu kegiatan dokumentasi foto.

Kejadian yang ketiga terjadi di kawasan makam Sunan Muria. Sesampainya di makam, kami berjalan sedikit ke atas untuk naik ojek. Namun, suasana di atas ricuh, karena para jemaah berebut ojek untuk sampai ke makam yang  berada di atas. Karena kami mengambil hari Minggu pagi, banyak rombongan dari penjuru Nusantara yang berziarah.  Perbandingan jumlah antara jemaah dan ojek sangat jauh, sehingga mau tidak mau, kami khususnya panitia harus berebut dan saling sikut untuk mendapatkan ojek. Suasana saat itu sangat rusuh. Karena banyak lansia di rombongan kami, maka santriwan dan santriwati mengalah terlebih dahulu untuk para lansia.

Sunan Muria merupakan makam terakhir yang kami ziarahi. Setelah itu, kami melanjutkan perjalanan pulang ke Bandung. Sesudah do'a perjalanan dipanjatkan, untuk mengisi kekosongan perjalanan, bidang dokumentasi memutar musik-musik religi. Di pertengahan jalan, kami tidak lupa untuk membeli oleh-oleh yang akan dibawa ke Bandung, dan kami membeli di daerah Kampung Semarang. Setelah puas berbelanja, kami melanjutkan perjalanan lagi. Sekitar pukul 9 malam, kami melaksanakan salat jamak takhir Isya dan Ashar. Setelah 40 menit, kami melanjutkan perjalanan.

Tak terasa waktu menunjukan pukul 23.30 WIB, kami pun sampai di Bandung, di Ma'had tercinta yaitu Ma'had Al-Mu'awanah. Orang-orang turun dari bus dengan membawa oleh-oleh dan barang bawaannya. Kembali ke rumah untuk beristirahat, dan bersiap melanjutkan kegiatan esok pagi.  

Penulis : Rifqi Muhammad Rofiqi

Menikmati Keindahan Alam Di Tengah Kota Bandung

Di tengah hiruk-pikuk kota Bandung, terdapat sebuah oasis alam yang menanti untuk dijelajahi yaitu Taman Hutan Raya Djuanda. Terletak di kaki Gunung Burangrang, tempat ini menyuguhkan keindahan alam yang memukau serta sejarah yang kaya. Dalam perjalanan ini, kami menemukan bahwa setiap langkah menyimpan cerita.

Pagi itu, sinar matahari mulai menembus pepohonan, menciptakan cahaya keemasan yang menari di atas tanah. Kami memasuki gerbang Taman Hutan Raya Djuanda, disambut oleh udara segar yang beraroma tanah basah. Suara burung berkicau dan desiran angin menyambut kami, memberikan nuansa damai yang jarang ditemukan di kota.

Perjalanan dimulai dengan mengunjungi situs sejarah yang ada di dalam taman. Saya menemukan bekas benteng pertahanan yang dibangun pada masa penjajahan Belanda. Dengan imajinasi yang liar, kami membayangkan bagaimana perjuangan para pahlawan di masa lalu. Di sini, sejarah seolah berbicara, mengajak kami untuk lebih menghargai kebebasan yang kita nikmati saat ini.

Salah satu spot favoritku adalah Tebing Keraton. Dari ketinggian, panorama kota Bandung terhampar begitu indah. Rasanya, semua masalah seketika sirna saat memandang keindahan alam yang begitu megah. Tak hanya itu, aku juga menyempatkan diri untuk mengunjungi Curug Dago. Air terjun yang menyegarkan ini menjadi tempat yang pas untuk melepas penat setelah seharian beraktivitas.

Bagi para pecinta alam, Tahura Djuanda adalah surga tersembunyi yang wajib dikunjungi. Selain keindahan alamnya, tempat ini juga menawarkan berbagai aktivitas menarik seperti trekking, camping, dan bersepeda. Jika kamu ingin mencari ketenangan dan mendekatkan diri dengan alam, Tahura Djuanda adalah jawabannya.

Setelah menjelajahi sejarah, saya melanjutkan perjalanan menuju hutan yang lebat. Trek yang berkelok-kelok membawa saya melewati berbagai jenis pohon dan tumbuhan, masing-masing bercerita tentang ekosistem yang kaya. Di tengah perjalanan, kami berhenti di sebuah air terjun kecil yang tersembunyi. Suara gemuruh air yang jatuh memberikan sensasi menenangkan. Kami tak dapat menahan diri untuk berfoto dan merasakan kesegaran air yang menetes di wajah.

Tahura Djuanda bukan hanya tentang pemandangan, tetapi juga keanekaragaman hayati. Kami beruntung melihat sekawanan monyet, kupu-kupu berwarna-warni yang menari di antara bunga-bunga. Dengan kamera di tangan, saya mencoba mengabadikan momen tersebut, sementara seorang teman saya menceritakan tentang pentingnya menjaga keanekaragaman hayati.

Petualangan di Tahura Djuanda bukan hanya tentang menikmati keindahan alam, tetapi juga menyelami sejarah dan menyadari pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Setiap langkah di hutan ini mengajarkan kami untuk menghargai dan merawat alam, agar generasi mendatang dapat merasakan keajaiban yang sama. Dengan hati penuh kenangan, kami meninggalkan taman ini, membawa pulang lebih dari sekadar foto, tetapi juga pelajaran hidup yang berharga.

Jika kamu mencari tempat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga atau teman, Tahura Djuanda adalah pilihan yang tepat. Selain menawarkan berbagai aktivitas outdoor, tempat ini juga menyediakan fasilitas yang cukup lengkap, seperti area parkir, toilet, dan warung makan.

Penulis : Riki Rachmat Ilham 

Citumang: Surga Tersembunyi bagi Pecinta Alam

VOKALOKA.COM, Pangandaran – Bagi para pecinta alam, nama Citumang mungkin sudah tidak asing lagi. Desa kecil yang terletak di Kabupaten Pangandaran, Jawa Barat ini menyimpan sejuta pesona alam yang mampu memikat hati siapa saja. Dengan aliran sungai yang jernih, bebatuan unik, dan hutan yang masih asri, Citumang menjadi surga tersembunyi bagi mereka yang ingin melarikan diri dari hiruk pikuk perkotaan.

Salah satu daya tarik utama Citumang adalah aktivitas body rafting. Dengan menggunakan ban dalam, pengunjung dapat menyusuri sungai sambil menikmati keindahan alam sekitar. Arus sungai yang tidak terlalu deras membuat aktivitas ini aman bagi pemula, bahkan anak-anak pun bisa ikut serta. Sepanjang perjalanan, pengunjung akan disuguhi pemandangan yang menakjubkan, seperti tebing-tebing hijau, gua-gua alami, dan air terjun mini.

Selain body rafting, Citumang juga menawarkan berbagai aktivitas lain yang menarik, seperti berenang, snorkeling, dan trekking. Bagi yang ingin menikmati suasana yang lebih tenang, bisa bersantai di tepi sungai sambil menikmati bekal makan siang.

Yang membuat Citumang begitu istimewa adalah keaslian alamnya yang masih terjaga. Hutan di sekitar sungai menjadi rumah bagi berbagai jenis flora dan fauna. Suara burung yang berkicau dan suara air sungai menciptakan suasana yang sangat menenangkan.

Citumang adalah destinasi wisata yang cocok bagi keluarga ataupun bersama teman-teman yang menyukai alam dan petualangan. Selain keindahan alamnya, Citumang juga menawarkan pengalaman yang sangat seru dan menyenangkan. Dengan pengelolaan yang baik oleh warga setempat, Citumang berhasil menjadi daya tarik masyarakat lokal maupun internasional.


Reporter : Zulfan Syah Arrasyady

Menelusuri Keajaiban Bawah Tanah di Goa Pindul

VOKALOKA.COM, Yogyakarta - Goa Pindul, sebuah destinasi wisata alam yang menakjubkan di Yogyakarta, menawarkan pengalaman petualangan yang tak terlupakan. Terletak di kawasan Gunungkidul, gua ini terkenal dengan keindahan stalaktit dan stalagmitnya, serta sungai bawah tanah yang dapat dijelajahi dengan aktivitas tubing.

Salah satu daya tarik utama Goa Pindul adalah aktivitas tubing. Anda akan menikmati menyusuri sungai bawah tanah dengan menggunakan ban pelampung. Selama perjalanan, pemandu akan memberikan penjelasan mengenai sejarah dan keunikan gua ini. Sensasi bermanuver di antara stalaktit dan stalagmit serta merasakan dinginnya air sungai akan menjadi pengalaman yang tak terlupakan. 

Goa pindul memiliki kedalaman air berkisar 12 meter dengan ketinggian diatas air 5 meter. Panjang lorong goa 350 meter dan perjalanan menyelusuri sekitar 50-60 menit. Penelusuran gua yang ditemani oleh pemandu wisata yang akan menjelaskan sejarah goa beserta mitos mitos yang ada dengan berbekal senter.

Harga yang terjangkau pada wisata ini menjadi daya tarik para wisatawan dari luar kota. Cahaya yang menembus celah-celah bebatuan menciptakan pemandangan yang memukau, seolah-olah sedang menjelajahi dunia lain. Ada berbagai macam mitos dalam Goa Pindul, seperti batu perkasa dan batu . Beberapa kepercayaan menyebutkan bahwa ada batu-batu tertentu di dalam goa yang memiliki kekuatan magis. Konon, batu-batu ini dapat memberikan kekuatan fisik dan keberuntungan bagi siapa saja yang menyentuhnya. Selain itu, terdapat mitos batu yang berkaitan dengan kaum wanita.

Menurut seorang pemandu wisata siapa saja wanita yang terkena tetesan air dari salah satu batu maka akan menjadi cantik jelita dan mempesona. Setelah menempuh perjalanan 300 meter dan hampir sampai ujung goa, wisatawan dapat menikmati keindahan cahaya matahari yang masuk melalui celah goa. Wisatawan juga diperbolehkan berenang dan bermain main air juga dapat mengabadikan momen yang di bantu oleh pemandu wisata. 


Reporter : Zahrah Azizah






Terpesona Oleh Kawah Tangkuban Perahu: Permata Tersembunyi di Jawa Barat

Gunung Tangkuban Perahu adalah salah satu ikon wisata Jawa Barat. Tak hanya menawarkan keindahan alam yang memukau, namun juga menyimpan misteri di balik kawah-kawah aktifnya. Bagi para petualang dan pencinta alam, menjelajahi kawah-kawah ini adalah pengalaman yang tak terlupakan. 

Salah satunya adalah kawah Ratu Permata Hijau di Tengah Asap Belerang, kawah yang paling populer adalah Kawah Ratu. Dengan warna air yang hijau keasaman dan dikelilingi oleh dinding kawah yang terjal, Kawah Ratu menyajikan pemandangan yang dramatis. Asap belerang yang mengepul menambah kesan mistis pada tempat ini.

Lalu kawah Upas (Neraka Dunia di Puncak Gunung). Berbeda dengan Kawah Ratu, Kawah Upas memiliki suhu yang lebih tinggi dan sering mengeluarkan asap belerang yang tebal. Suasana di sekitar kawah ini terasa sangat panas dan berbau belerang. Namun, bagi para petualang sejati, tantangan inilah yang membuat Kawah Upas semakin menarik.

Petualangan menyenangkan selain menikmati keindahan alam, pengunjung juga dapat melakukan berbagai aktivitas menarik di sekitar kawah, diantaranya:

1. Trekking, Menjelajahi jalur-jalur yang menantang di sekitar kawah.
2. Fotografi, Mengabadikan momen indah dengan latar belakang kawah yang menakjubkan.
3. Camping, Bermalam di area sekitar kawah untuk menikmati suasana malam yang tenang.

Untuk menikmati keindahan kawah dengan aman, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, diantaranya: 

1. Persiapan, gunakan pakaian yang nyaman dan sepatu trekking yang kokoh. Jangan lupa membawa masker untuk melindungi diri dari gas belerang.
2. Keselamatan, selalu ikuti petunjuk dari petugas dan jangan mendekati kawah terlalu dekat.
3. Lingkungan, jaga kebersihan lingkungan dan jangan membuang sampah sembarangan.

Kawah-kawah di Gunung Tangkuban Perahu adalah bukti keindahan alam yang luar biasa. Dengan keindahan alam yang memukau dan aktivitas yang menantang, tempat ini menjadi destinasi wisata yang wajib dikunjungi bagi para petualang dan pencinta alam.

Penulis : Yosua Dwi Putra Bukop