VOKALOKA.COM, Bandung - Program Jumat Bersih (Jumsih) yang dilaksanakan di Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan warga. Lebih dari sekadar kegiatan membersihkan lingkungan dari sampah dan kotoran, Jumsih telah berkembang menjadi wadah bagi untuk mempererat tali silaturahmi dan meningkatkan rasa memiliki terhadap lingkungan tempat tinggal.
Asih, salah seorang warga yang aktif mengikuti kegiatan Jumsih, mengungkapkan bahwa Jumsih itu bukan hanya soal membersihkan got atau jalan. Namun, ini adalah momen bagi seluruh warga untuk berkumpul, bergotong royong, dan menjaga lingkungan bersama-sama. Selain itu, kegiatan ini juga membuat lingkungan sekitar mereka menjadi lebih bersih dan nyaman untuk dihuni.
Agus, selaku Ketua RT 03, juga merasakan dampak positif dari program ini. "Sejak program Jumsih rutin dilaksanakan, lingkungan di RT kami menjadi jauh lebih bersih dan sehat. Warga juga lebih peduli terhadap kebersihan lingkungan sekitar. Selain itu, Jumsih juga menjadi sarana untuk mensosialisasikan berbagai program pemerintah, seperti pemilahan sampah dan pembuatan kompos," ungkapnya.
Bagi anak-anak, Jumsih adalah kesempatan untuk belajar tentang pentingnya menjaga kebersihan lingkungan. Mereka diajak untuk ikut serta dalam kegiatan membersihkan lingkungan dan diberikan pemahaman tentang dampak buruk sampah. "Anak-anak sangat antusias mengikuti Jumsih. Mereka senang bermain sambil belajar tentang kebersihan," kata Ani, seorang guru PAUD di wilayah Sukapura.
Melalui program Jumsih, warga Sukapura Kiaracondong telah membuktikan bahwa dengan gotong royong dan kepedulian yang tinggi, lingkungan yang bersih dan sehat dapat terwujud. Ani mengungkapkan juga bahwa Jumsih tidak hanya bermanfaat bagi lingkungan, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kekompakan antar warga.
Reporter: Resvy Sahidah Umaroh
VOKALOKA.COM, Bandung - Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong, terus berkomitmen menjaga kebersihan lingkungan melalui program bank sampah. Inisiatif yang digagas oleh Usman Kartawijaya selaku Kepala Seksi Ekonomi dan Pembangunan (Kasi Ekbang) ini telah berjalan sejak tahun 2023 dan berhasil mengumpulkan sampah layak jual sekaligus memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat setempat.
Program bank sampah bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) serta memberikan nilai tambah pada sampah yang dapat dimanfaatkan kembali. Warga diajak memilah sampah rumah tangga mereka menjadi sampah organik dan anorganik. Sampah anorganik yang masih memiliki nilai jual, seperti plastik, kertas, dan logam, kemudian disetorkan ke bank sampah untuk dikelola.
"Kami sangat mengapresiasi antusiasme warga dalam mengikuti program bank sampah ini," ujar Rendy, selaku penyelenggara program bank sampah di Kelurahan Sukapura. Rendy juga menambahkan "Setiap kilogram sampah yang terkumpul akan dikonversi menjadi uang dan disimpan sebagai tabungan atas nama warga yang menyerahkan sampah tersebut."
Uang hasil penjualan sampah dapat diambil oleh warga pada waktu tertentu. Selain mendapatkan keuntungan finansial, program bank sampah juga berdampak positif pada lingkungan. Penumpukan sampah berkurang, kualitas udara membaik, dan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan.
Selain itu, program bank sampah di Kelurahan Sukapura, Kiaracondong, juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pengelolaan sampah yang benar. Melalui kegiatan sosialisasi dan pelatihan, warga diajarkan cara memilah sampah, mengolah sampah organik menjadi kompos, dan memanfaatkan sampah anorganik menjadi produk yang bernilai tambah.
Rendy juga mengungkapkan bahwa keberhasilan program bank sampah di Kelurahan Sukapura menjadi contoh inspiratif bagi daerah lain. Program ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah yang baik dapat memberikan manfaat ekonomi, tetapi juga menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Reporter: Resvy Sahidah Umaroh
VOKALOKA. COM, Bandung - Sejak tahun 2023, Kelurahan Sukapura, Kecamatan Kiaracondong telah melaksanakan program inovatif dalam pengelolaan sampah organik dengan memanfaatkan maggot. Program ini telah terbukti efektif dalam mengurangi volume sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA) sekaligus memberikan manfaat signifikan bagi lingkungan.
Maggot, atau larva lalat Black Soldier Fly (BSF), memiliki kemampuan luar biasa dalam mengurai sampah organik menjadi pupuk organik yang kaya nutrisi. Sampah organik seperti sisa makanan, sayuran busuk, dan daun-daun kering diberikan sebagai pakan bagi maggot. Dalam waktu singkat, maggot akan mengonsumsi sampah tersebut dan menghasilkan kascing, yaitu kotoran maggot yang kaya akan nitrogen, fosfor, dan kalium. Kascing ini kemudian digunakan sebagai pupuk organik untuk menyuburkan tanaman.
Selain mengurangi volume sampah organik, program maggot juga memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Kascing yang dihasilkan dapat dijual sebagai pupuk organik, sehingga dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi warga. Selain itu, budidaya maggot juga dapat membuka peluang usaha baru, seperti produksi pakan ternak dari maggot kering.
Pengelolaan program maggot di Kelurahan Sukapura Kiaracondong dilakukan secara kolaboratif antara pemerintah kelurahan, warga masyarakat, dan kelompok swadaya masyarakat (LSM). Pemerintah kelurahan berperan dalam menyediakan fasilitas dan memberikan sosialisasi kepada masyarakat. Warga berperan aktif dalam memilah sampah organik dan memberikannya ke tempat pengolahan maggot. Sementara itu, LSM berperan dalam memberikan pendampingan teknis kepada masyarakat dalam budidaya maggot.
Keberhasilan program maggot di Sukapura Kiaracondong menjadi contoh yang baik bagi daerah lain. Program ini membuktikan bahwa pengelolaan sampah organik dapat dilakukan dengan cara yang inovatif dan berkelanjutan. Dengan demikian, lingkungan menjadi lebih bersih, masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi, dan ketergantungan pada TPA dapat dikurangi.
Reporter: Resvy Sahidah Umaroh