Terpesona Oleh Kawah Tangkuban Perahu: Permata Tersembunyi di Jawa Barat
Menikmati Keindahan Pantai Cemara Palanglaya Cidaun, Aset Alam Baru di Kabupaten Cianjur
Perjalanan panjang dari Kota Bandung menuju Cidaun terasa menyenangkan, banyaknya keindahan alam di bagian selatan Bandung serta selatan Cianjur. Salah satunya yaitu kebun teh Ciwidey dan air terjun Naringgul. Membuat perjalanan tidak terasa lelah karena disuguhi berbagai keindahan alam.
Perjalanan memakai kendaraan roda dua memberikan berlipat keindahan. Badan merasakan kesegaran karena angin di pagi hari dan kebun teh yang hijau memukau pandangan. Banyak pengendara motor yang lain menyapa, menuju tujuan yang sama yaitu menikmati perjalanan sampai tujuan. Jalan yang berkelok-kelok justru menjadi perjalanan yang bertambah enak, suasana alam yang indah menyegarkan dan menjernihkan pikiran di hari libur.
Setiba di pantai, badan tidak terasa capek karena langsung disuguhi keindahan alam lainnya yaitu Pantai dan pepohonan yang besar. Fasilitas tempat wisata yang lengkap menjadikan pantai tetap terjaga dengan baik, berlibur ke tempat ini tidak memakan biaya yang banyak, kita hanya diminta biaya kebersihan sebanyak 5.000 ribu rupiah. Tentu ini bukan biaya yang mahal bagi wisatawan yang berlibur ke pantai.
Dengan pengeluaran sebanyak itu tak sebanding dengan pemberian kenyamanan dan keindahan yang alam berikan. Alam menawarkan berbagai keindahan sehingga kita nyaman untuk terus menikmatinya, duduk bersantai di pesisir pantai sembari menikmati makanan. Bukan hanya pantai yang menjadi keindahan disana, perahu nelayan dan kendaraan sewaan seperti motor trail dan kuda yang menjadikan pantai lebih menarik dan menyenangkan.
Disaat matahari mulai terbenam disana memberikan keindahan yang tiada hentinya sampai selesai berlibur, langit yang berwarna orange dan sunset pantai yang begitu indah. Wisatawan bisa berburu keindahan melalui teknologi yang dipunyainya seperti handphone dan kamera. Momen-momen ini justru menjadi momen yang ditunggu-tunggu oleh wisatawan selain menikmati pesisir pantai.
Dengan semua pesona-pesona yang dimiliki, Pantai Cemara menjadi salah satu destinasi wisata yang pasti banyak diminati banyak orang. Tempat yang nyaman dengan fasilitas lengkap seperti toilet umum dan Mushola yang luas menjadi nilai plus untuk tempat wisata selain keindahan alam saja. Tentu ini menjadi salah satu tempat rekomendasi untuk dikunjungi oleh wisatawan untuk menghilangkan penat dan bisa menjadi tempat yang terus untuk dikenang.
Penulis : Riza Syeibban Nasta Budi
Nikmati Pesona Bandung Timur yang Rupawan dari Dataran Tinggi Cilengkrang
Diantara Kopi terletak di dekat Ujung Berung Town Square (Ubertos) dan dapat menjadi pilihan yang ideal untuk bersantai dan bersantap setelah beraktivitas di sekitar area tersebut. Lokasinya yang strategis menawarkan kemudahan akses bagi para pengunjung yang ingin menikmati hidangan nikmat sebelum melanjutkan kegiatan mereka.
Pengunjung akan disuguhkan dengan pemandangan alam yang elok berupa hijaunya deretan pepohonan pinus yang rindang, ditemani merdunya kicauan burung-burung yang hinggap kesana kemari di bagian kafe. Melihat view kota Bandung Timur dari atas yang indah nan menawan, yang dapat memanjakan mata dan pikiran.
Ditambah dengan suasana alam yang sejuk dan asri yang patut untuk dinikmati, pengunjung akan betah hingga menjelang sore. Waktu yang cocok untuk menikmati indahnya matahari tenggelam ditemani beragam pilihan menu yang disediakan.
"Tempatnya sejuk, fasilitasnnya nyaman, dan pemandangan di sekitar villanya juga bagus. Rekomendasi banget sih buat yang pengen nyantai bareng temen-temennya. Tempatnya juga gak begitu jauh. Mantap pokoknya," ujar Salma, salah satu pengunjung Diantara Kopi.
Diantara Kopi ini bisa menjadi salah satu kafe pilihan warga yang ingin menikmati suasana santai dan syahdu dengan view perkotaan Bandung Timur. Menawarkan suasana yang ramah, tempat makan ini patut untuk dikunjungi apabila sedang berada di sekitar Bandung Timur.
Reporter: Sekar Arum Suhansa
Keindahan Tersembunyi Pulau Manuk Suguhkan Wisata Hutan Alam
VOKALOKA.COM, Bandung - Keindahan laut satu ini terletak di Desa Sawarna, Kecamatan Bayah, Banten yang memiliki nama Pulau Manuk. Wisata ini seringkali dijadikan buruan bagi para wisatawan, karena selain menyuguhkan pemandangan yang indah juga terdapat berbagai permainan khususnya untuk anak anak. Selain itu, keunikan dari wisata ini adalah banyaknya jenis binatang, seperti burung dan monyet.
Jelajahi Indahnya Pantai Pangandaran Sebagai Tujuan Wisata Akhir Tahun
VOKALOKA.COM, Bandung- Pantai Pangandaran memikat pengunjung dengan keindahan alamnya yang memukau. Garis pantainya yang panjang dan dipenuhi dengan pasir putih lembut yang cocok untuk berfoto atau berjalan-jalan di bawah teriknya sinar matahari. Air lautnya yang jernih dan biru membentang luas, menciptakan pemandangan yang menakjubkan.
Hawa dingin menyambut kedatangan kami, dinginnya angin malam sangat terasa mulai dari atas kepala hingga ujung kaki. Setelah melalui perjalanan panjang kurang lebih dari lima jam, perjalanan saya bersama keluarga menuju Pantai Pangandaran dalam rangka mengisi waktu libur pada akhir tahun begitu sangat melelahkan.
Sebelum berangkat, kami berdoa terlebih dahulu. Setelah berdoa, kami pun memulai perjalanan. Perjalanan diawali dari Garut kota ke arah Singaparna, lalu menuju Tasikmalaya sampai masuk ke daerah Banjar mengikuti jalan hingga masuk ke Pangandaran, Ciamis. Jalanan yang berliku membuat kami lebih waspada dan hati-hati karena berkendara di malam hari, jalan berlubang, belokan demi belokan yang cukup curam sering ditemui di beberapa titik jalan. Rasanya ingin cepat sampai setelah cukup lama berkendara. Lima jam berlalu suara desir ombak sudah mulai terdengar dari kejauhan.
Kawasan pangandaran tidak hanya merupakan kawasan pantai, tetapi juga terdapat cagar alam yang didalamnya terdapat goa-goa yang terbentuk ratusan hingga ribuan tahun lalu. Terdapat pula goa tempat persembunyian Belanda pada masa penjajahan. Selain keindahan pantainya, Pantai Pangandaran juga memiliki beberapa keistimewaan lainnya, diantaranya yaitu dapat melihat matahari terbit dan matahari terbenam dari pantai timur dan pantai barat pada hari yang sama, karena jarak yang relatif dekat antara kedua pantai.
Pantainya yang indah dengan air jernih sehingga memungkinkan kami untuk berenang atau sekedar bermain air di tepi pantai. Terdapat pantai dengan hamparan pasir putih, memiliki tim penyelamat pantai, jalan lingkungan yang beraspal dengan penerangan yang cukup memadai serta keindahan laut yang mempesona. Wilayah ini pernah terkena tsunami pada tahun 2006, hingga membuat kegiatan pariwisata di daerah itu lumpuh. Namun, masyarakat Pangandaran segera bangkit, bergegas membenahi wilayah tersebut, sehingga kini tak terlihat lagi tanda-tanda bekas serangan dahsyat tsunami itu.
Saat tiba di Pangandaran, kami istirahat sejenak untuk melepaskan penat di sebuah penginapan yang kami sewa sekeluarga. Terdapat beberapa kamar dari penginapan itu, namun kami hanya menyewa dua kamar untuk satu keluarga. Setelah pagi datang menyingsing, kami pun bergegas untuk sarapan karena sudah tidak sabar menuju kawasan pantai untuk bermain bersama.
Berjalan-jalan di pinggir pantai sambil melihat betapa indah pemandangan di Pantai Pangandaran ini memang tidak ada habisnya. Ketika melihat gulungan ombak menyapu bersih pesisir pantai, sungguh terasa damai dan tentram. Beban hidup yang ada terasa hilang. Pantai Pangandaran ini tidak hanya dikunjungi oleh wisatawan lokal saja, tetapi banyak juga wisatawan mancanegara yang berlibur di Pantai Pangandaran ini.
Kami tak henti-hentinya berdecak kagum atas keindahan panoramanya. Angin memberikan rasa damai dan kesejukan, semua orang tersenyum gembira, tak ada yang berwajah muram ataupun sedih. Di sini, semua tersenyum dan tertawa lebar merasakan kebahagiaan berada di tempat seindah ini, seolah beban hidup tersapu bersih oleh deburan ombak yang ikut menyapu pesisir pantai. Di Pantai Pangandaran, kami bisa melihat betapa luasnya lautan, sebagai bukti begitu indahnya ciptaan Sang Maha Kuasa.
Siang hari pun tiba. Matahari tepat berada di atas kepala, namun kami tetap melanjutkan aktivitas. Kami mengunjungi pasir putih di Pantai Pangandaran ini dengan menaiki perahu nelayan yang disewakan. Di sana terdapat kera-kera yang berkeliaran mengincar makanan dari para pengunjung. Namun, petugas di sana menghimbau kami untuk tetap tenang dan tidak bersikap gegabah. Di sana pula terdapat sebuah goa yang katanya, jika mencuci muka menggunakan air yang terdapat di dalam goa itu, akan membuat awet muda dan cepat dalam mendapatkan pasangan.
Sore pun tiba, kami pergi ke pantai barat untuk menyaksikan serta menikmati indahnya senja dan melihat matahari tenggelam. Melihat pemandangan yang indah serta menenangkan itu rasanya ingin selalu berada di tempat dengan panorama seperti ini.
Ketika telah memasuki waktu malam, kami pun berburu kuliner yang ada di Pantai Pangandaran dengan menaiki gowes, yakni sepeda yang bisa digunakan oleh beberapa orang. Ketika malam hari, di sekitar pantai banyak yang menyewakan gowes dan ATV. Setelah menemukan tempat yang cocok untuk makan malam bersama, kami pun segera malahapnya dengan ditemani rintik hujan yang mengguyur atap rumah makan itu.
Malam pun berlalu. Pagi-pagi kami sudah bangun, suara gemuruh ombak di pantai pun sedikit demi sedikit mulai terlihat diterangi oleh sinar matahari yang mulai terbit dari sebelah timur. Hari itu sekitar pukul 08.00, saya bersama adik dan sepupu saya berkeliling pantai dengan menyewa ATV untuk menikmati indahnya pantai pangandaran di pagi hari dan juga mengeksplor apa saja yang dapat dibeli di sekitar sana.
Tak terasa sudah beberapa jam kami menghabiskan waktu untuk bermain di pantai. Kami pun bergegas untuk pulang. Sebelum pulang, kami sempatkan untuk membeli oleh-oleh seperti pakaian, aksesoris, sampai ikan segar yang baru ditangkap.
Penulis: Zidan Muhammad Sirojudin
Pasar Kreatif Jawa Barat, Wadah Bagi Para UMKM untuk Bersinar
Sesuai dengan namanya, pasar ini menjual berbagai macam produk yang unik dan kreatif. Pengunjung dapat menemukan berbagai macam kerajinan, mulai dari aksesoris, kerajinan tangan, fashion, dan masih banyak lagi produk menarik lainnya. Selain dimanjakan dengan produk-produk yang kreatif, deretan kuliner juga menjadi daya tarik utama tempat ini. Kuliner yang tersedia diantaranya ada bakmi, dimsum, coffee, yogurt, dan lain sebagainya. Selain barang dan kuliner, pasar ini juga menyediakan wahana permainan untuk anak-anak, sehingga bisa didatangi oleh semua kalangan.
Fasilitas yang ditawarkan pun lengkap mulai dari toilet, mushola, dan lahan parkir tersedia. Saran bagi pengunjung yang akan berkunjung ke pasar ini sebaiknya di sore atau malam hari agar suasananya sejuk dan bisa melihat lampu-lampu hias yang menyala, sehingga memberikan kesan estetik pada tempat ini.
Lengkap sekali produk dan fasilitas di Pasar Kreatif Jawa Barat ini, sangat cocok untuk yang jenuh nongkrong di satu tempat saja. Sekarang sudah tidak bingung lagi kan mencari tempat nongkrong yang fasilitasnya lengkap. Tempat ini bisa jadi pilihan untuk mengisi akhir pekan bersama teman, keluarga, atau bahkan pasangan.
Suguhan Keindahan Alam Ciwidey
Nama "Ciwidey" menurut penduduk setempat berasal dari bahasa Portugis kuno, dimana "ciwi" berarti kiwi dan "dey" berarti hari. Namun, ada juga yang menyebutkan bahwa Ciwidey berasal dari bahasa Yunani kuno, dimana "ciwow" berarti sapi dan "dos" artinya lima. Jadi, dulunya Ciwidey dianggap sebagai tempat lahirnya sapi berkepala lima.
Sepanjang jalan, Anda akan disuguhi dengan keindahan kebun teh. Selain itu, Ciwidey juga menawarkan berbagai destinasi wisata yang memadukan keindahan alam dan budaya lokal, seperti Kawah Putih dan Situ Patenggang.
Adapun selain menikmati keindahan Ciwidey, Anda juga dapat berjalan-jalan di antara hamparan teh. Anda juga dapat belajar secara langsung tentang proses pengolahan teh sambil menikmati teh segar dari perkebunan. Kebun teh Rancabali yang berada di ketinggian 1.628 MDPL, menawarkan pemandangan alam yang menakjubkan.
Berlibur ke Ciwidey adalah pilihan yang tepat bagi Anda yang ingin mencari pengalaman alam yang menakjubkan dan ketenangan yang menyegarkan. Setiap sudut Ciwidey memiliki daya tarik visual yang memanjakan mata, menjadikannya latar belakang yang sempurna untuk mengabadikan momen berharga yang Anda miliki dalam bentuk foto.
Wisata alam dapat menjadi pilihan untuk melepas penat dari padatnya aktivitas sehari-hari. Tak perlu berlibur terlalu jauh, karena Bandung memiliki banyak destinasi indah yang menakjubkan dan memanjakan mata. Perkebunan teh Rancabali terletak di Ciwidey, bagian selatan Kota Bandung, tepatnya di Patengan, Rancabali, Bandung, Jawa barat. Anda dapat mengunjungi perkebunan teh setiap hari mulai Senin hingga Minggu, dengan jam operasionalnya dari pukul 07.00 hingga 17.00 WIB.
Sayangnya, meski menjadi salah satu objek wisata alam yang populer, fasilitas di perkebunan teh Rancabali terbilang kurang lengkap. Hal ini disebabkan lokasi perkebunan yang berada di pinggir jalan, sehingga lahan parkir bagi wisatawan terbatas. Selain kebun teh, wisatawan juga bisa mengunjungi perkebunan stroberi dan mencicipi kesegaran buah stroberi yang dipetik langsung.
Penulis : Shilvia Agustiani
Berburu Laptop Second Murah di Bandung Electronic Center
Menikmati Suasana Pasar Gunung Manglayang
De Tuik: Nikmati Kuliner Sunda di Atas Ketinggian dengan Pemandangan Alami
Ingin merasakan sensasi makan dengan pemandangan alam yang memukau? De Tuik adalah jawabannya! Terletak di Bojong Koneng atas, Cibeunying Bandung. Tempat makan ini menawarkan pengalaman kuliner yang berbeda dengan suasana asri dan pemandangan alam yang seolah berada di atas gunung.
Salah satu daya tarik utama De Tuik adalah pemandangan alamnya yang sangat indah. Dari ketinggian, pengunjung dapat menikmati panorama hijau perbukitan dan pepohonan yang menyegarkan mata. Suasana yang tenang dan sejuk membuat pengunjung betah berlama-lama di sini.
Selain menikmati pemandangan, pengunjung juga bisa berinteraksi langsung dengan merpati-merpati yang berkeliaran bebas di area restoran. Tersedia pakan yang bisa dibeli untuk memberi makan merpati-merpati lucu ini. Aktivitas ini sangat menyenangkan, terutama bagi anak-anak.
De Tuik menyajikan beragam menu khas Sunda yang menggugah selera. Mulai dari nasi timbel, nasi liwet, sayur asem, hingga ikan bakar, semuanya diolah dengan bumbu-bumbu tradisional yang kaya rasa. Setiap hidangan disajikan dengan porsi yang cukup besar dan harga yang terjangkau.
Untuk memberikan kenyamanan maksimal, De Tuik menyediakan berbagai pilihan tempat duduk, mulai dari kursi dan meja biasa hingga lesehan. Pengunjung bisa memilih tempat duduk sesuai dengan kebutuhan. Suasana yang santai dan honey membuat De Tuik menjadi tempat yang cocok untuk bersantap bersama keluarga atau teman.
Selain untuk makan bersama keluarga atau teman, De Tuik juga cocok untuk berbagai acara seperti ulang tahun, reuni, atau pertemuan bisnis. Tersedia ruang yang cukup luas dan bisa didekorasi sesuai dengan tema acara.
Penulis : Salsabila Amani Sa'diyah
Situ Patenggang, dari Layar Lebar hingga ke Hati Pengunjung
Situ Patenggang, sebuah danau di kaki Gunung Patuha di selatan Bandung, telah lama memikat pengunjung dengan keindahan alamnya yang mempesona. Namun popularitas danau ini melejit setelah menjadi salah satu lokasi syuting film legendaris Indonesia My Heart.
Siapa yang tak jatuh cinta dengan adegan romantis Nicholas Saputra dan Bunga Citra Lestari di film My Heart. Salah satu adegan yang paling ikonik adalah saat mereka sedang menyeberangi danau dengan perahu kecil. Pemandangan inilah yang membuat Situ Patengan semakin dikenal banyak orang. Keindahan alam danau yang jernih dengan latar belakang perbukitan hijau dan langit biru tertangkap kamera dengan sempurna dan meninggalkan kesan mendalam di hati penontonnya.
Situ Patenggang mungkin menjadi populer berkat film My Heart, namun keindahan alam danau ini sebenarnya sudah dikenal sejak lama. Dikelilingi hutan pinus yang rimbun dan perkebunan teh yang luas, danau tenang dengan air jernih ini menawarkan pemandangan yang sangat menenangkan. Tak heran jika banyak wisatawan yang mengunjungi Situ Patenggang sekadar untuk bersantai menikmati suasana alam yang indah.
Keindahan Situ Patenggang semakin lengkap dengan hadirnya Pulau Asmara dan Batu Cinta. Asmara, pulau kecil di tengah danau, merupakan simbol cinta abadi. Konon pulau ini lahir dari patah hati seorang putri yang berpisah dengan kekasihnya. Batu cinta kini dipercaya memiliki kekuatan magis untuk mempererat hubungan romantis. Kedua tempat ini menjadi destinasi populer bagi pasangan yang ingin momen romantisnya bertahan selamanya.
Pengunjung tidak hanya bisa menikmati keindahan alam dan mengunjungi tempat-tempat terkenal di Situ Patenggang saja, namun juga melakukan berbagai aktivitas menarik. Naik perahu di danau adalah salah satu aktivitas paling populer di mana Anda bisa merasa seperti aktor dalam film My Heart. Ada juga banyak kegiatan lain seperti trekking, berkemah, dan bersepeda.
Situ Patenggang tidak hanya menjadi tempat keindahan alam dan aktivitas rekreasi, namun juga menjadi objek wisata yang menarik dan mendidik. Pengunjung dapat mempelajari berbagai jenis flora dan fauna di sekitar danau. Terdapat juga pusat informasi yang menyediakan berbagai informasi mengenai sejarah dan budaya Situ Patenggang.
Situ Patenggang merupakan destinasi wisata yang cocok untuk semua kalangan, termasuk keluarga, anak-anak dapat bermain di area bermain yang ada di dalamnya, sedangkan orang dewasa dapat bersantai dan menikmati pemandangan alam. Dengan udaranya yang sejuk dan suasananya yang tenang, Situ Patenggang sangat cocok untuk menghabiskan waktu bersama keluarga.
Keindahan alam Situ Patenggang harus terus dijaga agar dapat dinikmati oleh generasi mendatang. Sebagai pengunjung, kita memiliki tanggung jawab untuk menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan sekitar. Dengan menjaga keindahan alam Situ Patenggang, kita turut berkontribusi dalam melestarikan warisan budaya bangsa.
Situ Patenggang tidak hanya sekadar sebuah danau, tetapi juga menjadi saksi bisu perjalanan cinta yang abadi. Keindahan alamnya yang memukau, ditambah dengan kisah romantis yang diabadikan dalam film "My Heart", membuat Situ Patenggang menjadi semakin istimewa.
Penulis : Resvy Sahidah Umaroh KPI 5D
Menikmati Keindahan Wisata Kota Bandung dengan Berkunjung ke Braga
Braga adalah salah satu destinasi wisata yang sangat menarik untuk dikunjungi saat berlibur di Kota Bandung, baik untuk jalan-jalan santai atau menikmati kuliner. Suasana sore disana terasa sejuk dan ramai dengan pengunjung yang menikmati berbagai aktivitas , seperti berfoto, mencicipi makanan khas Bandung, atau bersantai di kafe yang bisa membuat liburan semakin berwarna.
Pemandangan bangunan tua yang berjajar di sepanjang jalan, dengan beberapa yang masih terawat dan beberapa lainnya yang sudah terlihat tua, menambah nuansa jadul yang kental. Kafe-kafe dan restoran di Braga, baik yang bersejarah maupun yang kekinian, tetap mempertahankan desain bangunannya yang klasik.
Di tengah perjalanan, saya menemukan seniman yang memamerkan karya lukisannya. Membuat Jalan Braga terasa seperti galeri seni terbuka. Jika berjalan terus, akan menemukan bangunan-bangunan bersejarah seperti Museum Konferensi Asia Afrika. Menjelang senja, suasana di Jalan Braga semakin indah, membuat saya merasa puas setelah menikmati waktu bersantai di sana.
Penulis : Tubagus Nursayid
Menikmati Kedamaian di Antara Teh dan Kabut Wayang Windu
Sepanjang jalan kami sungguh menikmati udara pagi. Candaan demi candaan terlontar saling berhadapan. Aku tersenyum, begitupun dia. Tak terasa waktu begitu cepat berlalu, Kami telah sampai di tempat yang selama ini menjadi rencana dan tujuan kami. Tempat sejuk itu bernama Wayang Windu, yang terletak di Pangalengan, Bandung.
Kami masuk dengan antusias dan memang terasa seperti ada di dunia fantasi. Kebun teh berwarna hijau bersalaman dengan air embun yang bening murni, terlihat begitu segar dipandang mata. Kabut-kabut yang masih berjejeran tak beraturan di sekitar menambah suasana bak dalam dunia lain. Terdapat jembatan panjang yang tersusun dari rotan sebagai tempat untuk berjalan menikmati tempat tersebut. Langkah demi langkah tertuju ke sana. Kami berjalan dengan penuh kebahagiaan, melepas penat dan lelah. Tenang, itulah yang saat itu aku rasakan. Masalahku seolah terhempas tanpa sisa.
Angin berhembus dengan tiupan pelan, namun terasa di kulit. Terlihat beberapa orang di warung dekat kebun teh sedang menikmati minuman hangat seperti kopi dan teh. Tak lupa juga menyantap makanan seperti bakwan dan tempe mendoan sebagai pendukung suasana asri ini. Jepret! Jepret! Suara kamera gawai Mita terdengar. Nampaknya dia sedang memotret sekitar. Selepas itu, aku mengajaknya untuk berfoto bersama.
"Mita sini kita foto bersama," ucapku. Dia setuju dengan apa yang kukatakan. Akhirnya kami berfoto bersama. Tak lupa kami menjelajahi kebun teh dengan berjalan santai sambil berbincang manis. Sampai pada suatu tempat, kami menemukan sebuah cermin besar terpampang bertuliskan "Mirror Selfie". Tidak usah ditanya, aku rasa kalian tahu apa itu mirror selfie, apalagi di kalangan para milenial. Berfoto di depan cermin menggunakan gawai sendiri agar terlihat di cermin seperti berbalik arah. Mita berkata "Hey aku melihat mirror selfie disana, ayo kita memotret kebersamaan," ujarnya. Aku bersemangat seraya menjawab "Okay, let's go!".
Wisata kebun teh Wayang Windu yang terletak di Pangalengan ini sudah cukup terkenal. Suhu pagi di sini bisa tembus hingga 16°C. Tak heran, semua orang yang datang ke tempat ini akan merasakan dingin yang menusuk ke badan. Apalagi orang dari luar kota yang niat datang untuk berwisata ke sini. Mereka akan merasakan suhu dingin yang tidak biasa karena belum terbiasa. Dalam bahasa Sunda, dingin sering disebut dengan istilah "tiris". Karena letaknya ada di Kota Bandung, orang-orang lebih membumbui kata tersebut dengan istilah " Bandung tiris".
Waktu berjalan menuju siang, suhu mulai terasa sedikit memanas. Kami berusaha beristirahat setelah selesai menikmati alam sejak pagi. Kami membeli minum dan makanan, menyantap seraya melihat sekitar. Ternyata, membuat pikiran tenang tidak selalu dilakukan di tempat riuh, melepaskan seluruh isi kekecewaan dengan banyak berbicara. Cukup diam menikmati alam adalah seni sederhana dalam terapi menenangkan pikiran, tapi itu kembali kepada kesenangan masing-masing.
Usai sudah cerita hari itu, kami tutup dengan senyuman sebagai bentuk kesenangan. Hari itu begitu menyenangkan. Karena sang surya telah naik di tengah-tengah langit. Kita akhirnya memutuskan untuk pulang.
Penulis : Suci Resti Fauziah
Alun-alun Ujung Berung, Salah Satu Wisata di Bandung Timur
Berg Puntang, Suguhkan Kopi di Tengah Alam Berpadu Sejarah Hindia Belanda
Salah satu daya tarik utama Berg Puntang adalah keunikan sejarahnya. Tempat ini dikenal karena reruntuhan bangunan kolonial yang dulunya merupakan Stasiun Radio Malabar, dibangun antara tahun 1917 hingga 1923. Bangunan ini berfungsi sebagai penghubung komunikasi antara Belanda dan Hindia Belanda, memberikan nilai budaya yang mendalam bagi pengunjung.
Selain untuk menikmati alam, para pengunjung menjadikan tempat ini sebagai spot foto dengan julukan Jurasic park, dikarenakan suasana alam yang kental dengan kabut dan hamparan rumput yang luas dan sisa reruntuhan bangunan yang membuat kesan lebih autentik untuk berfoto.
Pengunjung juga dapat menikmati suasana yang menyegarkan sambil mencicipi berbagai pilihan menu di kafe Berg Puntang yang menyajikan berbagai jenis kopi, seperti cappuccino dan kopi susu, serta hidangan khas Western dan Nusantara dengan harga mulai dari Rp18.000 hingga Rp420.000 untuk paket BBQ.
Berg Puntang berlokasi di Jl. Gn. Puntang, Pasirmulya, Kec. Banjaran, Kabupaten Bandung, buka setiap hari dari pukul 08:00 hingga 20:00 WIB. Selain ngopi, pengunjung juga dapat melakukan aktivitas lain seperti berkemah atau sekadar menikmati waktu bersama teman-teman dalam suasana yang damai.
Dengan kombinasi antara sejarah, keindahan alam, dan kuliner yang menggugah selera, Berg Puntang menjadi destinasi wajib bagi para pecinta kopi dan wisatawan di Bandung.
Reporter : Salimah
Surga Tersembunyi di Ciburial Bandung Barat
Pesona Serpihan Surga Yang Punya Cerita
Syukurlah, cuaca mendukung. Kami melaju puncak memakai ojek. Tidak tertinggal, setiap dari kami tidak lupa untuk memotret setiap sudut dari Gunung Kelud ini. Tak jauh dari titik ojek, kami melihat sekumpulan perempuan yang menaiki gunung dengan berjalan kaki. Hingga salah satu dari kami bergumam "Sepertinya mereka perempuan yang gak pernah bilang terserah". Mungkin ia kagum karena tekad mereka yang kuat. Andai saja waktu kami disini lebih lama, mungkin kami bisa seperti mereka.
Ojek itu ternyata warga lokal. Mereka mengantarkan kami hingga puncak gunung. Disana terdapat kawah yang indah. Kawah yang tampak biru itu dapat memanjakan mata dan kamera. Namun sayang kami tidak diizinkan mendekatinya. Disana terdapat warga lokal juga yang menawarkan jasa foto nya, "Ayo saya foto bareng bareng biar bisa dicetak".
Namun kami tak menghiraukannya. Kami mengambil ratusan foto dan video dari smartphone dan kamera yang kita bawa. Bahkan, kami sempat meminta tolong untuk memotret kepada ibu- ibu yang merupakan pengunjung juga. Namun, ya jangan berharap lebih pada hasilnya.
Tak cukup disitu saja, kami sedikit naik dari tempat yang tadi. Ternyata keindahan diatas jauh dari naluri, Kawah Gunung Kelud semakin nyata indahnya. Kami menyempatkan foto bersama juga membuka sedikit cemilan sambil bertukar cerita."Kalian sadar gak, tadi dijalan ada bunga edelweis", ucap teman kami yang selalu teliti. Tak terasa, matahari sudah diatas kepala. Kami memutuskan untuk turun dan kembali ke kediaman sementara. Para ojek sudah menunggu di tempat yang kami sepakati. Saya banyak berbincang dengan ojek, hingga di perjalanan menemukan bunga edelweis. Ternyata benar, disini juga banyak tumbuh, namun tumbuh dan keberadaannya jarang disadari.
Entah apa oleh oleh khas dari Kelud ini. Namun, kami mendapatkan penjual nanas yang menawarkan kepada kami. Hanya dengan dua puluh lima ribu saja, kami sudah dapat tiga kotak bersama bumbu rujak. Harga yang murah, ternyata bukan hanya tentang nanas. Jawa yang terkenal dengan murah ternyata benar adanya. Ada hal aneh yang saya baru sadari. Nanas itu tidak sempat saya cicipi dan entah kapan saya menemukannya lagi.
Reporter : Siti Maspuroh
Kiara Artha Park, Wisata Taman Modern di Kota Bandung
Kiara Artha Park adalah tempat wisata yang menyajikan konsep taman modern dengan luas kurang lebih 2.9 hektar. Taman ini sendiri merupakan salah satu dari sekian banyak ruang publik bertemakan Taman Kota yang ada di Bandung, tepatnya di Jl. Banten, Kebonwaru, Kec. Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat.
Tiket masuk Kiara Artha Park ini adalah Rp. 10,000 per orang, baik weekend maupun weekday dan gratis untuk anak dibawah umur enam tahun. Jam operasional mulai pukul 09.00 WIB hingga 21.00 WIB.
Disini, pengunjung bisa jogging di area jogging track yang sudah disediakan. Ada juga area terbuka hijau yang sudah dilengkapi tempat duduk sehingga pengunjung bisa membaca buku dengan nyaman atau sekedar bersantai bersama keluarga dan teman. Jika tidak mau menikmati suasana taman dengan berjalan kaki, Kiara Artha Park menyediakan sepeda gowes dan sepeda listrik yang bisa pengunjung sewa mulai dari harga Rp.10.000 – Rp.35.000 untuk mengelilingi kawasan taman. Ada juga kereta keliling atau trem, dengan membayar Rp.7000 pengunjung akan dibawa berkeliling sebanyak dua kali putaran.
Kiara Artha Park Bandung, tidak lupa juga menghadirkan spot foto keren. Disini terdapat air mancur menari atau dancing fountain yang akan semakin indah jika di malam hari, air mancur yang disorot oleh gemerlap cahaya lampu berwarna-warni dan berada di danau semakin menambah keindahannya. Yang tak kalah menarik, disini terdapat patung tokoh penting Soekarno dan patung lima tokoh penggagas Konferensi Asia Afrika yang berasal dari lima negara yang berbeda. Selain dijadikan spot foto tentu ini juga menjadi wisata edukasi bagi pengunjung.
Jika lapar, pengunjung tidak perlu keluar area taman untuk mencari makanan, disini tersedia berbagai tempat makan dengan menu yang beraneka ragam, mulai dari makanan berat hingga camilan. Ada pizza, rice bowl, pasta, teriyaki, steak hingga kopi dan es krim. Yu coba keseruan bermain di taman kota Kiara Artha Park Bandung ini !
Reporter : Sri Wulandari
Nikmati Keindahan Alam Tanpa Keluarkan Biaya Mahal, Batu Kuda Solusinya!
Batu Kuda terletak di kawasan Cileunyi, sekitar 20 km dari pusat Kota Bandung. Untuk mencapai lokasi ini, bisa menggunakan kendaraan pribadi atau motor, karena akses jalan menuju lokasi cukup menantang, terutama bagi kendaraan umum.
Rute termudah adalah melalui jalur Cileunyi lalu ikuti arah menuju Desa Cibiru Wetan. Meski jalannya agak berkelok dan menanjak, keindahan hutan pinus di sepanjang perjalanan akan membuat Anda lupa dengan rasa lelah.
Salah satu daya tarik Batu Kuda adalah batu besar berbentuk seperti kuda, yang menjadi asal usul nama tempat ini. Menurut legenda lokal, batu ini merupakan perwujudan seekor kuda dari cerita rakyat yang terkenal di wilayah ini.
Penduduk setempat percaya bahwa kuda ini adalah tunggangan dari Prabu Siliwangi yang kemudian berubah menjadi batu. Masyarakat setempat meyakini bahwa terdapat sejumlah rumor lain tentang legenda wisata Batu Kuda ini yang kian terkubur bersama dengan cerita mereka dari lisan ke lisan.
Reporter : Yunus
Kampung Naga, Oase Tenang Tanah Pasundan
Matahari mulai meninggi, perlahan mengeringkan embun pagi yang menyelimuti dedaunan. Seiring dengan langkah kaki kami yang semakin menjauh dari hiruk pikuk kota, hati saya terasa semakin tenang. Udara sejuk khas pegunungan menyambut hangat kedatangan kami. Konon, di balik rimbunnya pepohonan dan lembah yang hijau, tersembunyi sebuah permata budaya yang tak ternilai, Kampung Naga. Dengan semangat bertualang, kami pun mulai menapaki 439 anak tangga yang menuntun kami ke sebuah lembah yang diyakini menyimpan pesona alam yang memukau.
Ternyata, cukup banyak orang yang berdatangan kemari untuk hanya sekedar merehatkan pikiran atau belajar lebih banyak tentang budaya dan tradisi Sunda yang berlaku di Kampung Naga. Beberapa dari mereka datang bersama rekan atau keluarganya untuk menjelajahi Kampung Naga dari sudut ke sudut. Disini kami dipandu oleh ketua adat Kampung Naga yang bertugas untuk mengurus dan mengawasi segala hal yang ada di Kampung Naga.
"Ka palih dieu," ucap kepala adat sembari menunjuk ke arah kediamannya. Dengan rasa penasaran, kami mengikuti kepala adat yang tampak bersemangat menceritakan tentang hukum adat Kampung Naga selama perjalanan.
Selagi mendengarkan penjelasannya saya merasa takjub dengan pernyataannya bahwa masyarakat Kampung Naga masih mempertahankan budaya dan adat istiadat yang menjadi warisan leluhur mereka. Di zaman modern ini, listrik dan gadget seakan menjadi kebutuhan primer, namun masyarakat Kampung Naga masih menggunakan lampu-lampu petromaks yang tergantung di dinding rumah mereka. Sungguh kontras yang menarik! Masyarakat Kampung Naga juga tidak diperbolehkan memakai gadget, smartphone dan alat elektronik lainnya di dalam Kampung Naga. Keputusan mereka untuk hidup tanpa teknologi modern ini membuat saya merenung tentang pentingnya menjaga keseimbangan antara kemajuan dan pelestarian budaya.
Perjalanan kami terus berlanjut. Di sepanjang jalan, kami disambut hangat oleh warga sekitar yang sedang menjemur padi yang mereka panen. Sementara itu di halaman belakang rumah-rumah, terlihat warga sibuk mengurus puluhan ekor ayam kampung dan itik.
Kali ini kami diarahkan ke tempat penjualan oleh-oleh khas Kampung Naga. Beragam kerajinan tangan lokal dipajang di sana. Menurut teman saya, kerajinan tangan menjadi salah satu sumber penghasilan utama bagi masyarakat Kampung Naga. Mereka sangat kreatif dalam membuat aneka kerajinan, mulai dari bakul nasi tradisional, tas dari batok kelapa dan anyaman, lukisan, hingga berbagai produk lainnya.
Langkah kaki kami terasa berat meninggalkan Kampung Naga. Namun, kelelahan ini seketika sirna begitu mengingat betapa kayanya pengalaman yang kami dapatkan. Kampung Naga bukan sekadar destinasi wisata, melainkan jendela waktu yang membawa kami menjelajahi kekayaan alam dan budaya Sunda yang masih asli.
Reporter: Yunita Nuraida