Program ini diadakan di hari Rabu setiap minggunya pukul 08.00 hingga 17.00 WIB dan sudah berlangsung hampir satu tahun. Bermula dari masalah darurat sampah karena terjadinya kebakaran Tempat Penampungan Sementara (TPS) Sarimukti. Direktur Bank Sampah, Linda Fitrianingsih bersama rekan rekan mengusulkan program bank sampah ini, hingga bisa menjadi nilai ekonomis bagi masyarakat Kelurahan Cipadung Kulon.
Sampah yang bernilai ekonomis ini berupa sampah anorganik, seperti sampah plastik berupa botol dan ember. Kemudian kardus, hingga potongan besi atau kawat. Setiap minggunya warga mengumpulkan sampah anorganik yang sudah dipilah untuk kemudian ditimbang dan dijadikan uang dengan sistem tabungan. Nantinya uang ini akan dibagikan kepada warga di akhir tahun dalam bentuk paket sekolah atau paket lebaran.
"Jadi ini istilahnya nabung, kan nanti ini ditimbang, ini kan bisa kita jual dan masuk ke bentuk tabungan. Tapi mungkin kita baginya setahun sekali, dalam bentuk paket sekolah atau paket lebaran", jelas Linda.
Berdasarkan data yang tercatat, terdapat 110 nasabah aktif dalam program bank sampah ini. Setiap minggunya sekitar 50 kg sampah anorganik dapat terkumpul, yang berasal dari sampah pribadi masyarakat dan dari Sekolah SMPN 56 Cipadung Kulon.
Sampah yang sudah terkumpul kemudian dipilah kembali. Digolongkan berdasarkan jenisnya, dipisah antara botol dengan tutupnya hingga dipilah antara botol plastik putih dan berwarna. Setelah itu langsung diserahkan pada pengepul untuk dijual.
"Nah kalo ini kan yang gak bisa terurai, kita jual ke pihak pengepul, nanti sama pengepul mereka daur ulangnya langsung ke pabrik," papar Linda.