Apakah Kenaikan Suhu Udara Membawa Keuntungan?

VOKALOKA.COM, Bandung - Akhir-akhir ini kawasan Bandung diterpa suhu panas yang cukup berkepanjangan. Suhu udara yang terjadi akhir-akhir ini, lebih panas dari musim kemarau pada biasanya.

Suhu panas yang terjadi dikeluhkan oleh warga Cicalengka, Azat Taulani (34). Menurutnya suhu udara di musim kemarau kali ini terasa lebih panas dari musim kemarau sebelumnya, dimana kalo sebelumnya di warung nasi yang Azat miliki tidak menyediakan kipas angin, tapi sekarang sekarang sudah disediakan agar pelanggan tidak merasa terlalu gerah.

"Iya panasnya lebih kerasa dari musim kemarau sebelumnya Kang, mau tidak mau kami juga membeli kipas angin agar pelanggan yg lagi kaman tidak terlalu merasa gerah." Ungkap Azat.

Musim kemarau tahun ini dipengaruhi El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) positif. Hal itu dikatakan Kepala Kepala BMKG Bandung Teguh Rahayu.

Ayu sapaan karib Teguh Rahayu mengungkapkan, hal tersebut membuat musim kemarau sekarang menjadi lebih kering dari kondisi klimatologisnya.

"Kondisi ini juga ditandai dengan kondisi awan yang relatif lebih sedikit dibanding kondisi perawanan normal klimatologisnya," kata Ayu, sapaan Teguh Rahayu.

Sebab tidak ada penyerapan maupun proses pemantulan sinar gelombang pendek yang dipancarkan oleh matahari, permukaan bumi pada siang hari menjadi lebih panas.

"Pada musim kemarau adalah sesuatu yang lazim apabila pada siang hari terasa panas terik, namun suhunya tidak mencapai kategori esktrem," ungkapnya.

Pada bulan September dasarian III, posisi semu matahari berada di ekuator atau biasa disebut dengan ekuinoks, sehingga sinar matahari yang dipancarkan semakin banyak pada Dasarian III September ini. Namun sekali lagi, kondisi ini tidak akan menyebabkan suhu maksimum menjadi ekstrem.

Suhu di Bandung Raya menurut BMKG pada Tanggal 26 September mencapai 34 derajat Celsius, 27 September 32 derajat Celsius, 28 September 33,8 derajat Celsius, 29 September 34,8 derajat Celsius, 30 September 34 derajat Celsius, dan 1 Oktober 34,8 derajat Celsius.

Menurutnya, suhu maksimum normal yang terukur oleh BMKG Bandung pada September adalah 30,3 derajat Celsius. Suhu udara ekstrim merupakan kondisi suhu udara yang mencapai 3º C (tiga derajat Celsius) atau lebih di atas nilai normal setempat.

"Dengan demikian, suhu maksimum ekstrem sudah terjadi pada tanggal 26, 28, 29, 30 September dan 1 Oktober," jelasnya.

Menurut Ayu, kondisi panas di permukaan bumi menyebabkan terjadinya perbedaan tekanan udara antara satu lokasi dengan lokasi lain. Sehingga menyebabkan meningkatnya kecepatan angin dengan skala lokal.

Disisi lain ada warga yang merasa diuntungkan dengan adanya suhu panas yang berlebih ini, seperti yang dialami Dasep Zainal (45), pedagang Es Teh. Menurutnya karena cuaca panas ini, orang-orang gampang gerah dan inginnya minum minuman dingin.

"Iya Kang, cuaca saat ini emang panas, tapi justru dampaknya baik bagi saya hhe..., omset jualan saya jadi nambah dibanding sebelum-sebelumnya" terang Dasep.



Reporter: Muhammad Rizqi Rainer

No comments

Post a Comment