Showing posts with label VokaAgama. Show all posts
Showing posts with label VokaAgama. Show all posts

Tabligh Akbar Maulid Nabi di RW 19: Bangun Masyarakat Lebih Baik dan Menyatukan Pemuda

VOKALOKA.COM, Bandung - Pada Kamis (12/10/2024), Majelis Al-Barokah RT 2 mengadakan acara Tabligh Akbar untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1446 H di Kampung Goyang, RW 19, Cimekar. Acara ini tidak hanya menjadi momentum religius tahunan, tetapi juga memiliki tujuan yang lebih luas, yaitu menyatukan masyarakat dan pemuda RW 19 ke jalan yang lebih baik.

Ketua pelaksana acara, Endang Taufik, menyatakan bahwa acara Maulid Nabi ini sebelumnya hanya diselenggarakan di tingkat RT 2. Namun, pada tahun ini, penyelenggara ingin memperluas cakupan kegiatan hingga ke RW 19 agar seluruh warga bisa merasakan manfaat dari acara Tabligh Akbar. "Biasanya acara Maulid Nabi hanya diadakan di RT 2 saja, tetapi tahun ini kami ingin memperluas agar masyarakat di RW 19 juga dapat merasakan dan menikmati acara ini," ungkap Endang Taufik dalam wawancaranya.

Acara yang bertujuan untuk membangun masyarakat yang lebih baik ini diharapkan juga bisa menjadi wadah bagi pemuda di RW 19 untuk berkumpul dan menjalani kehidupan yang lebih positif dan agamis.

"Tema acara ini adalah ingin menyatukan semua anak-anak muda di RW 19 ke jalan yang lebih baik," jelas Endang Taufik, menekankan pentingnya peran pemuda dalam membangun komunitas yang lebih harmonis dan religius.

Seorang warga RW 19 yang hadir dalam acara tersebut, Arijal, juga memberikan pandangannya tentang kegiatan ini.

"Kegiatan ini menurut saya sangat bermanfaat dan juga menambahkan ilmu agama yang belum kita ketahui," ungkapnya. Arijal menyambut baik acara ini sebagai langkah penting untuk memperdalam pemahaman agama bagi masyarakat.

Meski acara ini berlangsung dengan baik, panitia dihadapkan pada sejumlah tantangan, terutama dalam hal pendanaan dan kekompakan panitia. Endang mengakui bahwa pencarian dana menjadi kendala utama yang harus dihadapi. Selain itu, kurangnya komunikasi di antara panitia juga menjadi faktor yang perlu diperbaiki ke depannya. "Masalah keuangan dan kekompakan panitia menjadi tantangan, karena kami masih perlu meningkatkan komunikasi dalam tim," tambahnya.

Acara ini juga diramaikan oleh penampilan Hadroh Al-Barokah pimpinan H. Zaenal Mustafa, yang memeriahkan suasana dengan lantunan syair-syair Islami yang menyejukkan hati. Para penceramah yang hadir di antaranya adalah Ustaz Hadad Ahmad Faqih Al Hasby dan Ustaz Dudin Al Anshori, S.Pd yang memberikan ceramah yang menyentuh dan penuh makna kepada warga yang hadir.

Dengan antusiasme dari warga dan semangat panitia, acara Tabligh Akbar ini diharapkan dapat menjadi agenda tahunan yang terus tumbuh dan membawa manfaat lebih besar bagi masyarakat di RW 19 dan sekitarnya.




Reporter, Rizqi Afrelina

Kontroversi Maulid Nabi: Perayaan Penuh Berkah atau Bid'ah yang Menyesatkan?



VOKALOKA.COM - Maulid Nabi Muhammad SAW adalah perayaan untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW yang jatuh pada 12 Rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Tradisi ini telah berlangsung sejak berabad-abad lamanya di berbagai negara dengan mayoritas Muslim. Tujuan dari peringatan Maulid Nabi adalah untuk menumbuhkan cinta dan penghormatan kepada Rasulullah SAW serta mengingatkan umat Islam akan ajaran dan keteladanan beliau.

Sejarah Maulid Nabi Muhammad SAW

Maulid Nabi pertama kali diperingati secara resmi oleh Dinasti Fatimiyah di Mesir pada abad ke-11. Saat itu, peringatan Maulid digunakan sebagai alat untuk mempererat hubungan antara pemimpin dan rakyat. Namun, pada masa itu, perayaan ini belum tersebar luas dan masih terbatas pada kalangan tertentu.

Peringatan Maulid kemudian berkembang pada masa pemerintahan Sultan Salahuddin Al-Ayyubi pada abad ke-12. Sultan Salahuddin melihat peringatan ini sebagai salah satu cara untuk menginspirasi semangat umat Islam, khususnya dalam menghadapi Perang Salib. Sejak saat itu, Maulid Nabi mulai menyebar ke berbagai wilayah Islam, termasuk di Timur Tengah, Afrika, dan Asia.

Di Indonesia, tradisi Maulid Nabi telah berlangsung sejak masuknya Islam. Acara ini sering kali diperingati dengan pembacaan shalawat, ceramah agama, dan berbagai kegiatan sosial seperti pembagian makanan kepada masyarakat. Setiap daerah di Indonesia memiliki cara unik dalam memperingati Maulid, yang mencerminkan kekayaan budaya dan tradisi lokal.

Dalil-Dalil yang Mendukung Peringatan Maulid Nabi

Meskipun Maulid Nabi bukanlah ibadah yang diajarkan langsung oleh Nabi Muhammad SAW atau para sahabat, banyak ulama yang membolehkan perayaannya selama tidak disertai dengan hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Beberapa dalil yang sering dijadikan dasar oleh ulama untuk mendukung perayaan Maulid Nabi antara lain:

  1. Al-Qur’an Surah Yunus Ayat 58
    Allah SWT berfirman:
    "Katakanlah: Dengan karunia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Itu lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan."
    (QS. Yunus: 58)
    Ayat ini sering dijadikan dasar untuk menyatakan bahwa umat Islam diperbolehkan bergembira dan bersyukur atas rahmat Allah, dan kelahiran Nabi Muhammad SAW dianggap sebagai salah satu rahmat terbesar bagi umat manusia.

  2. Hadis tentang Kelahiran Nabi Muhammad SAW
    Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Imam Muslim, Nabi Muhammad SAW sendiri pernah memperingati hari kelahirannya dengan berpuasa pada hari Senin. Ketika ditanya mengapa beliau berpuasa pada hari itu, Nabi menjawab:
    "Itu adalah hari di mana aku dilahirkan dan hari aku diutus (menjadi rasul)."
    (HR. Muslim)
    Hadis ini sering digunakan oleh ulama sebagai dalil bahwa memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW adalah sesuatu yang boleh dilakukan, selama dilakukan dengan cara-cara yang baik dan tidak melanggar syariat.

  3. Menghormati dan Mencintai Rasulullah SAW
    Allah SWT berfirman dalam Al-Qur'an:
    "Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya."
    (QS. Al-Ahzab: 56)
    Peringatan Maulid adalah salah satu bentuk penghormatan dan kecintaan umat Islam kepada Nabi Muhammad SAW. Dalam banyak perayaan Maulid, umat Islam membaca shalawat dan mengenang keteladanan beliau sebagai salah satu cara untuk melaksanakan perintah Allah dalam ayat ini.

Kesimpulan

Maulid Nabi Muhammad SAW adalah tradisi yang sudah berlangsung lama di kalangan umat Islam untuk memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Meskipun tidak ada perintah langsung untuk merayakan Maulid, banyak ulama yang membolehkan perayaannya sebagai bentuk kecintaan dan penghormatan kepada Rasulullah SAW, selama perayaan tersebut tidak mengandung hal-hal yang bertentangan dengan ajaran Islam. Peringatan Maulid dapat menjadi momentum bagi umat Islam untuk lebih mengenal, mencintai, dan meneladani kehidupan Nabi Muhammad SAW.

Islam sebagai Rahmatan Lil Alamin: Kasih dan Perdamaian Bagi Seluruh Alam



Islam, sebagai agama yang membawa rahmat bagi seluruh alam, mengajarkan kasih sayang, keadilan, dan perdamaian. Konsep rahmatan lil alamin menegaskan bahwa ajaran Islam ditujukan untuk memberikan manfaat tidak hanya bagi umat Islam, tetapi juga bagi seluruh makhluk hidup. Dalam Al-Qur'an (QS Al-Anbiya: 107), Allah menyatakan bahwa Nabi Muhammad SAW diutus untuk menjadi rahmat bagi seluruh alam, menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang menjunjung tinggi kebajikan universal, keadilan, dan kesejahteraan sosial.

Islam mengajarkan agar umatnya senantiasa berbuat adil dan tidak melakukan kedzaliman, baik terhadap sesama manusia, alam, maupun makhluk hidup lainnya. Keadilan menjadi fondasi utama dalam setiap aspek kehidupan Islam, sebagaimana dinyatakan dalam Al-Qur’an: "Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu untuk berlaku adil dan berbuat kebajikan..." (QS An-Nahl: 90). Keadilan ini mencakup berbagai dimensi, mulai dari keadilan sosial, ekonomi, hingga perlakuan terhadap lingkungan.

Islam juga sangat menekankan pada pentingnya toleransi dan saling menghormati perbedaan di tengah masyarakat. Umat Islam diajarkan untuk hidup berdampingan dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama, suku, dan budaya, serta berusaha untuk menjaga kerukunan. Rasulullah SAW mencontohkan kehidupan yang harmonis dengan semua golongan, termasuk dalam menghadapi orang-orang yang berbeda pandangan dengannya.

Selain itu, ajaran rahmatan lil alamin juga mencakup kecintaan terhadap lingkungan. Manusia dalam Islam diamanahkan sebagai khalifah di bumi, yang berarti memiliki tanggung jawab untuk merawat dan menjaga kelestarian alam. Allah mengingatkan dalam Al-Qur’an bahwa kerusakan di bumi adalah akibat perbuatan tangan manusia (QS Ar-Rum: 41). Islam mengajarkan bahwa menjaga alam bukan hanya soal tanggung jawab ekologis, tetapi juga bagian dari ibadah.

Kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup menjadi inti dari ajaran Islam. Nabi Muhammad SAW memberikan contoh bagaimana umatnya harus bersikap baik kepada semua makhluk, termasuk hewan dan tumbuhan. Dalam sebuah hadis, beliau bersabda bahwa setiap tindakan kasih sayang yang diberikan kepada makhluk hidup akan dibalas dengan kasih sayang dari Allah.

Dalam konteks sosial, Islam mengajarkan pentingnya kebajikan. Melalui zakat, sedekah, dan wakaf, umat Islam didorong untuk membantu sesama, terutama mereka yang berada dalam kesulitan. Ajaran ini memastikan terciptanya keseimbangan ekonomi dan kesejahteraan sosial, yang merupakan bagian dari rahmat yang dibawa Islam bagi umat manusia.

Selain itu, Islam sangat menekankan pentingnya menuntut ilmu dan memahami ajaran agama serta ilmu pengetahuan lainnya. Rasulullah SAW bersabda, "Menuntut ilmu itu wajib bagi setiap Muslim." Ilmu adalah sarana yang membawa umat manusia kepada kehidupan yang lebih baik, baik secara spiritual maupun material.

Dengan demikian, ajaran Islam yang rahmatan lil alamin menekankan bahwa Islam adalah agama yang membawa kebaikan universal, mencakup segala aspek kehidupan, baik dalam hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan sesama, maupun manusia dengan alam. Prinsip-prinsip ini bertujuan untuk menciptakan masyarakat yang adil, sejahtera, dan penuh kasih sayang.

Rw 01 Kelurahan Pakemitan Adakan Peringatan Maulid Nabi

VOKALOKA.COM, Bandung - Warga RW 01, kelurahan pakemitan, kecamatan cinambo, mengadakan sebuah acara yang dilakukan untuk memperingati Hari Maulid Nabi pada 7 Oktober 2023.

Acara ini dilaksanakan dengan cukup meriah, banyak warga yang antusias untuk mengikuti acara Maulid Nabi ini.

Acara ini diisi dengan ceramah yang dibawakan oleh Ust. Idris Haryadi Lc. M.A dan Ust. Achmad Kholis M.A, dengan materi yang berjudul "kisah Rasulullah Sebagai Tauladan".

"Memperingati Maulid Nabi bukan ibadah, karena kalau ibadah itu ada waktu yang sudah ditentukan, ada bacaan yang khusus" ujar Ust. Idris Haryadi Lc. M.A (07/10/2023)

Setelah ceramah selesai, para warga yang hadir mengadakan makan makan bersama, setelah itu dilanjut dengan sholat dzuhur berjamaah di masjid Al - Barru.

Penulis : Salwa Nabilah S.C

Masjid Al-Jabbar Memiliki Keindahan Arsitektur dan Makna Mendalam

VOKALOKA.COM, Bandung, Masjid Al-Jabbar, mempunyai kesan arsitektur Islami klasik yang memukau, menarik perhatian banyak orang dengan keindahannya yang mencengangkan. Dengan desain yang menggabungkan tradisi dan modernitas, masjid ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga sebuah simbol keagungan dan keharmonisan.


Masjid Al-Jabbar menonjolkan detail-detail artistik yang memukau, mulai dari kaligrafi indah hingga ukiran kayu yang rumit. Kupola yang megah dan menara tinggi memberikan sentuhan kemegahan yang membedakan masjid ini dari yang lain.


Selain sebagai tempat ibadah, Masjid Al-Jabbar juga menjadi pusat kegiatan sosial dan pendidikan. Program-program keagamaan, pelatihan, dan kegiatan amal sering diadakan di sini, menjadikan masjid ini sebagai pusat komunitas yang aktif dan berkontribusi positif kepada masyarakat sekitar.


Dalam konteks ini, Masjid Al-Jabbar bukan hanya sebagai bangunan fisik, tetapi juga sebagai simbol kesatuan, keindahan, dan spiritualitas. Dengan keanggunan arsitekturnya dan makna mendalam yang terkandung, masjid ini terus menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang datang mencari ketenangan dan kedamaian.


Reporter : Toni Hermawan KPI UIN SGD

Jalin Silaturahmi RT 05 Kelurahan Pasirlayung Adakan Kegiatan Pembinaan Anggota

Vokaloka-Com, Bandung - Silaturahmi, merupakan nilai budaya yang kental dalam masyarakat Indonesia, terus dijaga dan ditingkatkan oleh warga di berbagai sudut negeri. Hal ini pun terlihat di kawasan RT 05 Kelurahan Pasirlayung, di mana warga setempat aktif menjalin silaturahmi untuk membangun keharmonisan dan rasa persatuan.

Dalam kegiatan ini terlihat beberapa warga RT 05 mendatangi rumah salah satu warga, yang dijadikan tempat untuk mengaji bersama. Selain mengaji kegiatan lain yang diadakan adalah kajian terkait islam yang dibimbing oleh pembina.  Kegiatan ini bertujuan sebagai unit pembinaan anggota sekaligus mempererat hubungan antarwarga.

Nurlia selaku pembina mengatakan, bahwa dengan adanya kegiatan ini memberikan dampak positif bagi masyarakat. Bukan hanya sekedar menjalin silaturahmi saja, tetapi juga sekaligus sebagai media untuk menambah wawasan mengenai islam.
 
"Saya telah melihat betapa pentingnya saling berhubungan dan mendukung satu sama lain. Inisiatif seperti ini membantu kita merasa lebih dekat dengan tetangga dan berkontribusi positif untuk warga sekitar." ujar Nurlita.

Salah satu kajian keagamaan yang dibahas dalam pertemuan tersebut adalah terkait pentingnya menjalin silaturahmi. Selain itu, sebelum memulai materi warga yang hadir dalam kegiatan ini terlebih dahulu di tes hafalan QS Al-Baqarah ayat 1-5. Semua warga yang hadir berhasil menghafal dengan baik.
 
Namun dalam pelaksanaan kegiatan ada beberapa hambatan yang dirasakan. Salah satunya adalah terkait semangat dari warga sekitar. Terkadang jumlah warga yang hadir dalam kegiatan ini sedikit. Selain semangat warga yang turun, faktor lain yang menyebabkan hal ini terjadi adalah karena ada kegiatan dan kesibukan lain.

Kegiatan seperti ini tidak hanya membangun hubungan antarwarga, tetapi juga membantu meningkatkan kesadaran akan isu-isu lingkungan. Mereka telah berkomitmen untuk merencanakan aksi-aksi bersama yang dapat membantu melestarikan lingkungan mereka.

Imas Widaningsih, salah satu warga yang ikut serta dalam kegiatan ini mengatakan, "Kami berharap kegiatan seperti ini akan menjadi inspirasi bagi lingkungan lainnya untuk melakukan hal serupa."

Inisiatif semacam ini adalah contoh yang membanggakan tentang bagaimana silaturahmi dan kerja sama dapat membantu memperkuat hubungan antarwarga, mengatasi masalah bersama, dan menciptakan lingkungan yang lebih harmonis.
 
Dengan di dorong oleh rasa semangat, dapat membantu untuk menciptakan lebih banyak kegiatan yang menginspirasi dan membantu memperbaiki kualitas hidup di masyarakat.

Reporter : Salma Nurhasanah

Eratkan Silaturahmi, PKK Desa Cibiruhilir Selenggarakan Majelis Taklim Kolaborasi dengan Safari Dakwah Bandung Raya

VOKALOKA.COM, Bandung - Dalam rangka pengajian rutin Al-Hidayah ibu-ibu Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) menggelar kegiatan Majelis Taklim Desa Cibiruhilir yang berkolaborasi dengan Safari Dakwah Bandung Raya. 

Syeikh Anas Jaber menjadi Narasumber Majelis Taklim bertajuk "Hidup Mulia dengan Al-Qur'an". Syeikh Anas Jaber merupakan adik kandung almarhum Syeikh Ali Jaber. Syeikh Anas Jaber juga merupakan seorang da'i internasional dan hafizh Qur'an sejak kecil. 

Kegiatan ini diselenggarakan bertempat di gedung serbaguna Desa Cibiruhilir Jl. Pilar Biru Raya Kec. Cileunyi Kab. Bandung, Selasa (17/10/2023). Dimulai dari pukul 09.00 hingga pukul 11.30 WIB.

Rangkaian kegiatan ini dimulai dari pembukaan, pembacaan ayat suci Al-Qur'an, sambutan-sambutan, acara inti yakni tausiyah, sesi tanya jawab, do'a dan penutup.

Ketua Panitia Pengajian Desa Cibiruhilir, Heni menuturkan sambutannya "Tujuan kami masih mempertahankan tradisi ini adalah yang pertama karena takdir Allag serta mempunyai kepala desa yang peduli terhadap ilmu agama. Yang kedua, meyakini majelis ini masuk kategori majelis yang berpotensi mendatangkan rahmat dari Allah SWT. Yang ketiga, menurut hadis shahih  " Siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu, Allah akan mudahkan jalannya menuju surga". Dan yang terakhir, sebagai ajang silaturahmi antar majelis taklim yang berada di wilayah Cibiruhilir," ungkapnya.

Kepala Desa Cibiruhilir, Dadang Silahudin menyampaikan "Ini merupakan visi misi saya di dalam mengemban amanah menjadi Kepala Desa Cibiruhilir salah satunya itu adalah agamis. Saya di sini ingin menegakkan ataupun ingin mengembangkan agama terutama agama Islam yang ada di Desa Cibiruhilir. Makanya diadakanlah pengajian seperti ini. Kita harus melakukan segala sesuatu berdasarkan dengan lillahi ta'ala," paparnya. 

Dalam pemaparannya, Syeikh Anas Jaber, menegaskan "Dekatkan dirimu dengan Al-Qur'an kalau ingin bertemu dengan Rasulullah. Kalau kita cinta Rasulullah maka cintailah Al-Qur'an. Orang tawadhu tidak pernah melihat dirinya sebagai ahli surga. Cintailah Al-Qur'an, muliakanlah Al-Qur'an, muliakan Rasulullah, muliakan sahabat Rasul. Allah pertemukan di surga, Allah berikan syafaat kepada orang shalih shalihah," jelasnya. 

Kepala urusan umum, Agus Dwi Santoso, mengungkapkan pesan dakwah yang diperoleh dari Syeikh Anas Jaber dalam tausiyahnya "Jangan pernah menyerah, jangan pernah merasa walaupun kita belum bisa membaca Al-Qur'an tapi kita harus tetap selalu dan berusaha untuk bisa membaca al-Qur'an dan mengamalkan artinya," ujarnya. 

Kegiatan majelis taklim ini pada awalnya merupakan suatu agenda yang dilaksanakan oleh tim penggerak PKK Desa Cibiruhilir, kelompok kerja (Pokja)  1 sampai Pokja 4. Kemudian diprakarsai oleh Pokja 4 sekaligus menjadi pengurus majelis taklim tingkat Desa Cibiruhilir yang diadakan setiap satu bulan sekali di pekan kedua. 

Pihak-pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah panitia, Majelis Ulama Indonesia (MUI) Desa Cibiruhilir, Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Desa Cibiruhilir, Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Desa Cibiruhilir, Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Cibiruhilir, dan perangkat desa lainnya. Kegiatan ini ditutup dengan zakat infaq melalui pembayaran pembelian al-Qur'an. 

Reporter : Siti Sulistiyani

Tingkatkan Takwa, Puluhan ASN di Kantor Kecamatan Rancaekek ikuti kegiatan Siraman Rohani (Siroh)

VOKALOKA.COM, Bandung - Para Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantor Kecamatan Rancaekek mengikuti kegiatan rutinan Siraman Rohani (Siroh) melalui zoom meeting serentak dengan seluruh ASN yang ada di Kabupaten Bandung pada Senin (02/10/2023).

Kegiatan siraman rohani ini diselenggarakan oleh Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Bandung. Puluhan ASN di lingkungan pemerintahan kabupaten Bandung menghadiri kegiatan ini dengan sangat antusias dan khidmat.

Lokasi utama pelaksanaan kegiatan tersebut terletak di Gedung Muhammad Toha, Soreang pada pukul 08.00 WIB sampai selesai. Tidak hanya Para ASN dan Para Camat, kegiatan ini tentunya dihadiri oleh Bapak Bupati Bandung yaitu Dr. H. Dadang Supriatna S.I.P., M.Si. dan juga dengan penceramah KH. M. Muhyiddin Abdul Qodir Al Manafi, MA.

Dalam rangka mewujudkan visi Kabupaten Bandung, sesuai Peraturan Daerah Nomor 9 tahun 2021 tentang RPJMD tahun 2021- 2026, adalah Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung yang BEDAS (Bangkit, Edukatif, Dinamis, Agamis dan Sejahtera). Dalam upaya meningkatkan kondisi Kabupaten Bandung yang lebih baik.

Salah satu ASN yaitu Indra Purnama mengungkap bahwa kegiatan Siraman Rohani (Siroh) yang dilaksanakan secara rutin bertujuan dalam mewujudkan visi Kabupaten Bandung, serta membawa dampak positif bagi Para Aparatur Sipil Negara (ASN) yang ada di lingkup pemerintahan Kabupaten Bandung.

"Kegiatan ini bertujuan untuk mewujudkan masyarakat di lingkup Kabupaten Bandung yang BEDAS, utamanya dalam poin agamis," ungkap Indra salah satu ASN yang mengikuti acara tersebut.

Selain itu, kegiatan ini juga bermanfaat dalam meningkatkan dan memperkuat silaturahmi di antara para pegawai yang ada di lingkungan pemerintahan Kabupaten Bandung, supaya seimbang antara jasmani dan rohani dalam kehidupan.

Dalam salah satu pembicaraannya, Bupati Dadang Supriatna menyebutkan bahwa nilai-nilai keagamaan perlu ditingkatkan. Karena nilai-nilai keagamaan sangat berperan penting dalam segala hal di kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

Para ASN Kabupaten Bandung telah menunjukkan komitmen mereka melalui kegiatan ini. Mereka tidak hanya menjadi pelayan masyarakat yang efektif, tetapi juga menjadi individu yang sadar akan penerapan nilai-nilai Islam dalam kehidupan.

Reporter: Syfa Fauziyah

LPTQ Jabar Adakan Sertifikasi Kompetensi Dewan Hakim MTQ

VOKALOKA.COM – Sumedang, telah berlangsung acara Sertifikasi Dewan Hakim MTQ se-Jawa Barat di Hotel Puri Jatinangor 26-27 September 2023.

Acara ini diadakan oleh LPTQ Jawa Barat bekerjasama dengan Kemenag yang bertujuan untuk memberikan sertifikasi kepada calon dewan hakim MTQ se-Jawa Barat. Hadir 220 delegasi dari berbagai Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur'an (LPTQ) kabupaten/kota se-Jawa Barat.

Dalam acara yang berlangsung selama dua hari ini, terdapat empat cabang sertifikasi yang diadakan, yaitu Musabaqoh Syarhil Qur'an (MSQ), menulis makalah ilmiah Qur'an (M2IQ), Kaligrafi, dan Fahmil Qur'an.

Selain pemberian sertifikasi, acara ini juga bertujuan untuk mensosialisasikan buku pedoman MTQ dalam skala nasional. "Pedoman ini akan terus update menyeseuaikan dengan perkembangan zaman dan kebutuhan di lapangan" sebagaimana diungkapkan oleh Ustadz Nahid, seorang pengurus LPTQ Jabar selaku panitia.

Berbagai narasumber yang kompeten dibidangnya turut hadir dalam acara ini, termasuk Prof. Darwis, Rektor PTIQ Jakarta, Bu Lilih, seorang dosen dari UIN Jakarta, Pa Robert, seorang seniman dari Yogyakarta, serta beberapa dewan hakim nasional yang telah mencapai tingkat internasional.

Bu Lilih, seorang dosen dari UIN Jakarta, membahas mengenai pentingnya pendekatan ilmiah dalam memahami Qur'an. Ia menyoroti bagaimana menulis makalah ilmiah Qur'an (M2IQ) adalah langkah yang penting dalam menggali makna dan nilai dalam teks suci.

Pa Robert, seorang seniman dari Yogyakarta, mengilustrasikan bagaimana seni kaligrafi dalam Qur'an memiliki keindahan tersendiri. Ia menjelaskan bahwa kaligrafi bukan hanya bentuk seni, tetapi juga sarana untuk memperdalam pemahaman terhadap teks suci.

Para peserta acara juga mendapat kehormatan untuk mendengarkan pandangan dari para narasumber yang sangat berkompeten di bidangnya. Prof. Darwis, Rektor PTIQ Jakarta, memberikan wawasan mendalam tentang pentingnya MTQ dalam konteks nasional. Dia menjelaskan bagaimana MTQ dapat menjadi landasan untuk pengembangan keilmuan Qur'an di seluruh Indonesia.

Taufik Khaliq, seorang delegasi peserta dari Bekasi, dengan tulus berbagi perasaannya mengenai acara ini. Selain pembelajaran yang berharga, acara ini juga menjadi ajang silaturahmi yang berarti baginya. Ia mengungkapkan, "Alhamdulillah, di sini saya juga bisa kembali bertemu dengan guru-guru yang pernah mengajar saya saat saya masih kuliah dulu."

"Harapannya semoga acara ini akan menciptakan para calon dewan hakim yang tidak hanya kompeten, tetapi juga profesional, jujur, dan berintegritas tinggi. Semoga mereka dapat menjadi teladan yang berarti dalam pengembangan MTQ di negeri ini."  ujar Ustadz Nahid.

Reporter: Muhamad Aswin Fahrul Fauzi

Antusias Masyarakat Margamulya Rayakan 1 Muharram 1445 Hijriyah

VOKALOKA.COM - Warga RW 03 bersama mahasiswa KKN UIN Sunan Gunung Djati Bandung mengadakan pawai obor ke tiap RW di desa Margamulya dalam rangka menyambut 1 Muharram 1445 Hijriyah pada Selasa, (18 /07/2023). 

Kegiatan ini dicetuskan pertama kali oleh tokoh masyarakat desa Margamulya untuk memupuk rasa ketaqwaan dan ketaatan masyarakat akan pentingnya menjaga tradisi umat Islam serta berupaya sebagai sarana syiar khazanah budaya Islam. 

Masyarakat Margamulya di tiap RW nya kompak mengenakan pakaian muslim mulai dari kanak-kanak hingga orang dewasa dengan berpawai memegang obor sambil melantunkan sholawat dan pujian kepada Rasulullah SAW. 

Pawai obor di RW 03 sendiri dimulai ba'da Isya dengan titik kumpul di lapangan RW 03 di pimpin langsung oleh pimpinan Madrasah Ar-Rahman. Adapun rute dari pawai obor tersebut yakni mengelilingi tiap RW di desa Margamulya mulai dari kampung Pasirmulus, kebon kopi, kebon kembang, warung awi hingga bunderan Pangalengan. 

Salah satu mahasiswa UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Tegar juga mengungkapkan bahwa adanya pawai obor ini sebagai wujud mempererat kebersamaan dan perlu untuk dilestarikan karena mempunyai nilai yang baik seperti munculnya rasa syukur terhadap karunia Allah SWT yang telah di limpahkan tiada henti kepada hamba-Nya. 

"Pertama pastinya pawai obor ini sebagai pengingat kita bahwa di bulan Muharram ini merupakan pembuka awal mula tahun Hijriyah jadi untuk pengingat sejarah mengenai perjuangan Nabi SAW. Kita tahu pawai obor ini juga dilakukan bersama-samayang mana mempunyai ciri supaya kita tuh berjalan beriringan dan menjadi bukti soal menjalin kebersamaan" ucap Tegar. 


Nisa Fadhillah/Vokaloka

Dosen UIN Sunan Gunung Djati Bandung Sebut Faktor Penyebab Jemaah Haji Hilang di Tanah Suci

 


VOKALOKA.COM Dosen Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung Uwes Fatoni memberikan tanggapan terkait jemaah haji yang hilang di Mekah yang ternyata mereka adalah jemaah lansia yang pada kegiatan haji 2023 menjadi perhatian pemerintah dengan moto haji 2023 haji ramah lansia.

"Tentu hilangnya jemaah lansia itu menjadi catatan penting bagi kementerian, utamanya dalam melakukan koordinasi dan pengawasan terhadap jemaah, khususnya lansia," ujar Uwes saat dihubungi Tribun Jabar, Senin (10/7/2023).


"Seringkali, jemaah lansia yang hilang adalah jemaah yang alami dimensia, yakni kondisi ketika seseorang yang sudah lanjut usia alami penurunan daya pikir dan daya ingat sehingga mengalami kesulitan untuk menemukan lokasi tempat tinggal, termasuk di Arafah dan Mina."

Tak hanya itu, kata Uwes, umumnya jemaah memerlukan waktu untuk dapat mengenali daerah sekitar tempat tinggalnya sebagai daerah nyaman.

Dalam kegiatan ibadah haji, katanya, seringkali jemaah mengalami kehilangan arah kembali ke tempat penginapan ketika mereka pertama kali berada di satu tempat, seperti awal berada di hotel di Mekah atau Madinah, atau ketika menginap di tenda Arafah dan Mina yang hanya satu sampai tiga malam.

"jemaah umum yang bukan lansia sangat mungkin tersasar ketika tak bisa mengenali tanda-tanda tempat tinggalnya, apalagi jemaah lansia yang mengalami penurunan daya ingat."

"Lalu, ada masalah krusial dalam sistem kuota jemaah haji 2023, yaitu aturan yang diperbaharui oleh Kementerian Agama tentang jemaah pendamping jemaah lansia."

"Biasanya, sebelum masa Covid saat jemaah haji ada jemaah lansia, maka ada keluarganya yang kemudian ditambahkan sebagai kuota jemaah pendamping," ujarnya.

Namun, pada 2023 kuota tersebut dihapuskan dan sudah tak ada lagi jemaah dari keluarga yang menjadi pendamping jemaah lansia.

Padahal, menurutnya, jumlah jemaah lansia mencapai 30 persen sehingga tanggung jawab untuk menangani jemaah lansia yang sebelumnya berada di tangan jemaah pendamping sekarang menjadi berada di bawah tanggung jawab petugas kloter yang hanya delapan orang, terdiri atas ketua kloter, pembimbing haji, petugas kesehatan, dan petugas haji daerah.

"Dengan perbandingan satu petugas kloter berbanding 50 orang jemaah yang harus ditanganinya, tentu beban untuk pelayanan dan pengawasan ini menjadi berat, meski di setiap kloter itu ada ketua rombongan atau karom per 40 orang jemaah dan ketua regu atau karu per 10 jemaah, tetapi tanggung jawab utama tetap ada di petugas kloter tersebut dalam melayani, melindungi, dan melaporkan berbagai kondisi dari jemaah di kloternya," katanya.

Selain itu, ada pula petugas lainnya yang ikut membantu dalam melayani jemaah haji ketika musim puncak haji di Armuzna, Arafah, Muzdalifah, dan Mina yang biasanya berasal dari petugas yang berada di titik-titik daerah tertentu, semisal bandara, hotel, teminal, sekitar Masjidil Haram, dan Masjid Nabawi.

"Saat pelaksanaan wukuf dan lempar jumrah, mereka semua ada di Arafah dan Mina."

"Jadi, mestinya para petugas bisa melakukan komunikasi yang responsif dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan terjadi yang tak diinginkan."

"Namun, terkadang ada beberapa petugas yang memiliki karakter komunikasi defensif, mereka hanya menunggu ditanya, dan tak aktif melakukan upaya antisipatif dalam membantu jemaah."

"Jadi, hanya sebatas merespons ketika jemaah meminta bantuan. Ini tentu mengakibatkan risiko jemaah yang hilang semakin besar karena tak terantisipasi sejak awal," katanya.

Uwes menyarankan semestinya ketika pelaksanaan haji yang berlangsung setiap tahun, para petugas haji ini diberi pelatihan secara intensif untuk mampu memiliki keahlian berkomunikasi secara responsif dan antisipatif, terutama dalam melayani dan melindungi para jemaah, khususnya jemaah lansia yang mengidap dimensia, sehingga bila ada kejadian hilang seperti yang terjadi beberapa waktu lalu bisa segera terantisipasi.

"jemaah yang hilang di Mekah masalahnya itu bukan pada sistem pengawasan haji, tapi sistem petugas haji yang berfungsi melakukan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan," ujar Uwes. (*)

Hewan Qurban: Pilihan yang Mulia dalam Perayaan Idul Adha


VOKALOKA.COM - Hari Raya Idul Adha merupakan momen penting bagi umat Muslim di seluruh dunia, di mana mereka memperingati pengorbanan Nabi Ibrahim (AS) atas ketaatannya kepada Allah. Salah satu aspek yang tak terpisahkan dari perayaan ini adalah pelaksanaan ibadah qurban, di mana umat Muslim diperintahkan untuk menyembelih hewan tertentu sebagai bentuk pengorbanan dan belas kasihan. Dalam artikel ini, kita akan menjelajahi beberapa hewan yang bisa dijadikan pilihan untuk berqurban.

1. Domba: Domba adalah hewan qurban yang paling umum dan tradisional. Domba merupakan simbol pengorbanan dalam agama Islam dan memiliki nilai historis yang tinggi dalam kisah pengorbanan Nabi Ibrahim (AS). Mereka adalah hewan yang relatif mudah diurus dan ukurannya cocok untuk kebutuhan keluarga atau komunitas kecil.

2. Sapi: Sapi juga merupakan hewan qurban yang populer. Dalam beberapa kasus, sapi dapat dijadikan pilihan untuk berqurban sebagai alternatif yang lebih besar dan memberikan manfaat yang lebih besar bagi masyarakat yang membutuhkan. Sapi bisa memberikan lebih banyak daging dan memenuhi kebutuhan keluarga yang lebih besar.

3. Kambing: Kambing adalah pilihan qurban yang umum dan seringkali lebih terjangkau secara finansial dibandingkan sapi. Mereka memiliki ukuran yang lebih kecil dan membutuhkan perawatan yang lebih sedikit dibandingkan hewan qurban yang lebih besar. Kambing memberikan kesempatan bagi lebih banyak orang untuk berpartisipasi dalam ibadah qurban.

4. Unta: Unta adalah pilihan qurban yang lebih umum di daerah-daerah dengan kehidupan gurun atau padang pasir. Mereka mampu bertahan dalam kondisi lingkungan yang keras dan memberikan manfaat yang besar bagi komunitas yang tinggal di daerah tersebut. Daging dan produk-produk lain dari unta juga memiliki nilai ekonomi yang signifikan dalam beberapa masyarakat.

Pemilihan hewan qurban harus memperhatikan beberapa faktor, termasuk kebutuhan masyarakat setempat, kemampuan finansial, dan regulasi yang berlaku. Penting untuk memastikan bahwa hewan yang dipilih memenuhi kriteria syariah, yakni sehat, tanpa cacat, dan telah mencapai usia dewasa.

Lebih dari sekadar menyembelih hewan, ibadah qurban adalah bentuk pengorbanan yang bermakna dan belas kasihan terhadap sesama. Daging hasil qurban biasanya didistribusikan kepada orang-orang yang membutuhkan, termasuk kaum miskin dan kurang mampu. Ini memberikan kesempatan untuk berbagi dan memberikan manfaat kepada mereka yang membutuhkan.

Dalam kesimpulannya, pemilihan hewan qurban adalah bagian integral dalam perayaan Idul Adha. Domba, sapi, kambing, dan unta adalah beberapa pilihan yang umum digunakan. Namun, yang terpenting adalah semangat pengorbanan dan belas kasihan yang terkandung


Rafiq Albanajib /Vokaloka

Pesantren Salaf: Nilai Lebih dalam Pendidikan Islam


VOKALOKA.COM - Pesantren Salaf adalah lembaga pendidikan Islam yang memiliki nilai lebih dalam memperkuat keimanan dan keilmuan generasi muslim. Pesantren Salaf mengedepankan tradisi keislaman yang murni dan menekankan pada pemahaman ajaran agama yang autentik. Dalam artikel ini, kita akan mengeksplorasi nilai lebih yang dimiliki oleh pesantren Salaf dalam konteks pendidikan Islam.

Pertama-tama, pesantren Salaf menekankan pada pemahaman ajaran agama yang sesuai dengan Al-Qur'an dan Hadis. Mereka mempelajari agama dengan mengacu pada sumber-sumber utama Islam dan menolak penafsiran yang bercabang. Hal ini membantu para santri (siswa) memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang Islam dan menghindari pemahaman yang salah atau ekstrem.

Selain itu, pesantren Salaf juga mengajarkan nilai-nilai keikhlasan dan kesederhanaan. Para santri diajarkan untuk hidup sederhana, menjauhkan diri dari keserakahan dan keduniaan. Mereka belajar untuk menghargai apa yang telah diberikan oleh Allah dan membagi rezeki dengan sesama. Pendidikan ini membentuk karakter santri yang tawadhu (rendah hati) dan tidak tergoda oleh materi yang berlebihan.

Pesantren Salaf juga menempatkan pentingnya ilmu pengetahuan di dalam pendidikan mereka. Mereka mengajarkan ilmu agama secara menyeluruh, seperti tafsir, hadis, fikih, dan sejarah Islam. Selain itu, pesantren Salaf juga memberikan pengetahuan umum seperti matematika, ilmu pengetahuan alam, dan bahasa Arab. Dengan kombinasi ini, pesantren Salaf membantu menghasilkan sarjana Islam yang tidak hanya memiliki pemahaman agama yang kuat, tetapi juga mampu berkontribusi dalam berbagai bidang keilmuan.

Keberlanjutan nilai-nilai pesantren Salaf juga patut dipuji. Para santri diajarkan untuk menjaga warisan keislaman yang diterima dari para pendahulu mereka dan meneruskannya ke generasi berikutnya. Ini dilakukan melalui proses pengajaran dan pembelajaran secara langsung dari generasi sebelumnya. Dengan cara ini, pesantren Salaf dapat mempertahankan integritas nilai-nilai keislaman yang sudah teruji sepanjang sejarah.

Dalam era modern ini, di mana pengetahuan dan teknologi terus berkembang, pesantren Salaf tetap relevan dan memiliki nilai lebih dalam pendidikan Islam. Mereka menyediakan landasan yang kuat untuk pemahaman agama yang benar, mengembangkan karakter yang kokoh, dan menanamkan semangat keilmuan. Pesantren Salaf membantu menghasilkan generasi muslim yang berakhlak mulia, berpengetahuan luas, dan mampu berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih baik.

Dalam rangka menjaga warisan dan mempromosikan nilai-nilai pesantren Salaf, penting bagi masyarakat untuk memberikan


Penulis: Rafiq Albanajib

Menghidupkan Spirit Kemanusiaan Melalui Berkurban

VOKALOKA.COM - Berkurban adalah salah satu tradisi agama yang dilakukan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Setiap tahunnya, umat Muslim mempersiapkan diri untuk menjalankan ibadah kurban sebagai bentuk pengabdian kepada Allah SWT. Lebih dari sekadar menyembelih hewan, berkurban memiliki makna yang dalam dan penting dalam kehidupan umat Muslim. Artikel ini akan mengulas arti berkurban, tujuan utamanya, serta nilai-nilai kemanusiaan yang terkandung di dalamnya. 

Berkurban dalam Islam merupakan pelaksanaan syariat yang diwajibkan kepada umat Muslim yang mampu secara finansial. Ibadah ini memiliki landasan hukum yang kuat dalam agama Islam dan telah ada sejak zaman Nabi Ibrahim AS. Nabi Ibrahim AS ditugaskan oleh Allah SWT untuk mengurbankan putranya, Nabi Ismail AS, sebagai bentuk ujian dan pengabdian yang luar biasa. Namun, pada saat yang tepat, Allah menggantikan Ismail dengan seekor domba yang akan dikurbankan sebagai pengorbanan yang diterima.

Dalam konteks ibadah kurban saat ini, tujuan utama berkurban adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan meningkatkan ketaqwaan. Dengan melakukan pengorbanan hewan yang telah dipelihara dengan baik, umat Muslim diingatkan akan pentingnya menghargai karunia Allah serta mengorbankan sesuatu yang berharga sebagai tanda ketaatan dan kesediaan mengikuti perintah-Nya. Berkurban juga mengajarkan nilai-nilai solidaritas dan saling berbagi kepada sesama.

Salah satu nilai kemanusiaan yang terkandung dalam ibadah berkurban adalah semangat berbagi dan peduli terhadap sesama. Ketika hewan kurban disembelih, dagingnya dibagi-bagikan kepada fakir miskin, kaum dhuafa, dan mereka yang membutuhkan. Hal ini merupakan wujud nyata dari kepedulian umat Muslim terhadap saudara-saudara mereka yang kurang beruntung. Melalui pembagian daging kurban, mereka dapat merasakan kebahagiaan Idul Adha dan merasakan manfaat dari ibadah yang dilakukan oleh sesama Muslim. 

Selain itu, berkurban juga mengajarkan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya. Dalam proses kurban, umat Muslim menyaksikan betapa Allah mencukupi kebutuhan mereka melalui makhluk yang diciptakan-Nya. Ketika hewan kurban disembelih, hal itu menjadi pengingat bahwa hidup ini adalah anugerah yang harus disyukuri dan bahwa Allah akan memberikan apa yang diperlukan pada saat yang tepat. Maka, setiap umat Muslim diajarkan untuk selalu bersyukur dan menjalani hidup dengan rasa syukur yang mendalam.

Berkurban juga melibatkan aspek ekonomi dan sosial yang positif. Setiap tahunnya, kurban menjadi pemicu pergerakan ekonomi dengan peningkatan permintaan terhadap hewan kurban. Peternak dan pedagang hewan mendapatkan manfaat ekonomi dari penjualan hewan kurban, yang pada gilirannya dapat meningkatkan pendapatan mereka dan memberdayakan komunitas peternakan lokal.

Selain itu, berkurban juga memperkuat ikatan sosial antarumat Muslim. Ibadah kurban sering kali melibatkan kerjasama dan kolaborasi antara anggota masyarakat dalam mengumpulkan dana, memilih hewan kurban, dan melaksanakan proses penyembelihan. Ini membawa umat Muslim secara bersama-sama merayakan momen ini, menguatkan hubungan sosial, dan mempererat solidaritas di antara mereka. 

Dalam konteks global, berkurban juga memiliki dimensi kemanusiaan yang luas. Banyak umat Muslim yang melaksanakan kurban di negara-negara yang mengalami konflik, bencana alam, atau kemiskinan yang tinggi. Kurban menjadi sumber bantuan bagi mereka yang membutuhkan, dengan daging kurban didistribusikan kepada komunitas yang memerlukan dukungan. Hal ini memperlihatkan bahwa ibadah kurban tidak hanya berkaitan dengan individu atau masyarakat tertentu, tetapi juga menggambarkan semangat kemanusiaan dan kepedulian terhadap sesama manusia.



Ayu Sri Wahyuni/Vokaloka

Konten Menarik Sebagai Media Dakwah Masa Kini!


Seiring berkembangnya zaman, kita sebagai generasi muslim dan muslimah haruslah melek dan mau untuk beranjak maju. 


Sebagian Kaum muda dengan cepat merintis format baru dakwah digital melalui berbagai platform baik di blog, kanal YouTube, Instagram, Tiktok, Lemon A dll. Konten produksi kaum muda memberi segmentasi baru dalam ranah publik keagamaan. Mereka mampu membuat materi atau konten keagamaan yang terasa monoton, kaku, dan normatif menjadi lebih santai, berwarna, dan aktual.


Dulu untuk membuat sebuah konten di media seperti televisi dan radio tergolong sukar. Tidak semua orang berhak memproduksi konten karena berbiaya mahal dan ekslusif. 

Berbeda dengan masa ini, di era media baru (new media) semua mulai berubah. Ciri utama era ini adalah akses internet dan teknologi komunikasi yang semakin murah dan mudah diakses. Hal ini juga berdampak terhadap konten keagamaan yang kini dapat dikemas sedemikian rupa agar dapat diterima dengan mudah.


Konten yang berupa soft dakwah dengan tidak menghilangkan poin dakwah yang hendak disampaikan. Era digital adalah kesempatan baru bagi kaum muda muslim untuk berpartisipasi menentukan bentuk informasi dan konten publik. Selain bahwa menjadi seorang content creator di platform digital membuka peluang finansial, tetapi juga menyediakan arena eksperimentasi kreatifitas tanpa batas. Inilah momentum paling pas untuk memperbaiki kualitas siar publik keagamaan yang paling sesuai dengan minat dan kebutuhan generasi muda sendiri.



Oleh: Oki Al Kahfi



Kaitan Niat, Ilmu, Amal dan Ma'rifatullah

VOKALOKA.COM - Setiap amal yang dikerjakan, hasilnya tergantung pada niat yang ditanamkan dalam hati. Ketika kita hendak mencari ilmu atau mengamalkan ilmu, termasuk mengajarkan kembali ilmu yang dimiliki, akan melahirkan hasil sesuai dengan niat yang dimiliki dalam hati.

Jika niat mencari ilmu untuk tujuan akhirat, maka Allah akan mengantarkan si pemilik niat sesuai dengan niatnya. Jika niat mengamalkan ilmu untuk mengenal Allah, maka amal tadi akan membawa si pelaku mengenal Allah dalam amalnya. Dan ketika niat mengajarkan ilmu hanya untuk taqorub kepada Allah, maka ilmu yang diajarkan tersebut akan membuat si pemilik ilmu itu merasa takut kepada Allah.

Namun, jika niat mencari ilmu, mengamalkan ilmu, dan mengajarkan ilmu tujuannya untuk kehidupan dunia, maka ilmu itu hanya akan memberikan dunia dan akan berakibat mendapatkan dunia semata. Adapun akhirat dan mengenal Allah, hanya akan hidup di benak dan lisan semata.

Ilmu yang kuat akan melahirkan niat yang kuat. Artinya, ilmu yang bermanfaat akan melahirkan niat yang benar. Niat yang kuat akan melahirkan kemampuan yang hebat. Kemampuan yang hebat akan melahirkan amal yang hebat. Amal yang hebat artinya amal Soleh  yang ikhlas dan banyak. Amal yang hebat akan menjadi orang yang hebat.

Selama kita punya niat yang baik, maka kita akan selalu dalam kebaikan. Kalau kita cerdas mengendalikan niat, maka waktu kita akan penuh dengan kebaikan. Artinya pintar memeriksa niat, selalu kontrol kesadaran.

Banyak amal yang besar dikecilkan oleh niat. Artinya amal yang dipalingkan oleh niat yang salah. Banyak amal yang kecil dibesarkan oleh niat. Maksudnya, sekecil apapun amal akan menjadi besar dalam pandangan Allah ketika amal tersebut diniatkan semata-mata mengharap Wajah Allah.

Niat yang kuat, yang baik, yang benar, dan yang ikhlas, adalah niat yang ditujukan hanya untuk wushul kepada Allah. Sampainya niat, ilmu, dan amal kepada Allah, tergantung dari seberapa sungguh-sungguh kita memperbaiki niat, memperbaharui orientasi ilmu yang dicari, dan meneguhkan amal dengan niat yang sempurna dan ilmu yang bermanfaat.

Dan hakekat ilmu yang bermanfaat itu adalah ilmu yang selalu membimbing si pemiliknya untuk tiada henti membangun kesadaran akalnya dan hatinya, memperbaiki dohir dan batin dirinya hanya untuk  mengenal Allah dalam arti yang sesungguhnya. Sehingga si pemilik ilmupun oleh Allah dibimbing, ditolong, dan selalu diberkahi, dan dengan Kuasa, Kehendak, dan Rahmat Allah ia pun sampai di Hadirat Allah.

Tidak ada kata kegagalan dalam memperbaiki dan memperbaharui niat dalam mencari ilmu dan mengamalkan ilmu untuk mengenal dan sampai kepada Allah, kecuali hanya satu, yaitu ketika niat mencari ilmu, niat mengamalkan ilmu, dan niat mendakwahkan dan mengajarkan kembali ilmu itu,  ketika hidup kita tidak bisa dibebaskan dari perbudakan hawa nafsu. Dan hawa nafsu inilah yang menjadi hijab ilmu menjadi tidak bermanfaat. Jika ilmu tidak bermanfaat, maka kita tidak akan pernah bisa marifatullah. Wallahu'alam

Nurul Alfiani /Vokaloka

Islam For Peace

VOKALOKA.COM - Islam merupakan agama yang lahir dari kebudayaan peradaban manusia yang kemudian menjadi penting, sakral, dan memiliki nilai moral. Agama Islam kini sudah berkembang pesat ke seluruh dunia, khususnya Indonesia. Bagi sebagian besar masyarakat Indonesia, Islam menjadi peran utama dalam mengatur kehidupan sehari-hari, baik dalam lingkup sosial, budaya, maupun politik. Tetapi meskipun demikian, citra Islam di beberapa negara dan Indonesia sekalipun terkadang masih dipandang negatif dan bersifat meneror. Bukan tanpa alasan, hal ini terjadi karena rentetan kasus
terorisme yang terjadi dalam lingkup global maupun nasional.

Dampak dari banyaknya kasus terorisme seperti ini menjadikan umat muslim memiliki image buruk dimata orang non muslim. Bisa kita lihat kasus yang terjadi pada 2020 di Prancis yang mana pada saat itu marak rentetan kasus terorisme dan aksi pemenggalan guru yang membuat karikatur Nabi Muhammad SAW. Akibat dari peristiwa itu membuat muslim yang ada di Prancis menghadapi stigma negatif yang seakan-akan mereka harus bertanggung jawab akan hal itu.

Maraknya kasus yang terjadi di atas nama agama Islam, membuat muncul pertanyaan-pertanyaan dari masyarakat terkait nilai moral dan spiritual yang diajarkan agama Islam kepada pemeluknya, yang akhirnya berdampak pada citra umat muslim. Apakah Islam mendukung untuk tindakan terorisme ? pertanyaan seperti ini lah yang muncul dalam otak orang non muslim. Lantas bagaimana kita menjawab pertanyaan seperti ini dan mengembalikan citra Islam ?

Ada dua hal pokok yang bisa kita utarakan sebagai jawaban dari pertanyaan diatas yaitu merubah cara pandang dan mindset kita mengenai labelisasi terhadap suatu hal. Tugas kita bersama yaitu membuang sifat sentiment, prasangka, dan stigma buruk terhadap agama Islam. Pentingnya memberikan pengertian terhadap orang banyak bahwa satu aksi teror yang dilakukan oleh segelintir oknum tidak bisa dibenarkan sebagai representasi dari umat Islam keseluruhan.

Islam bukanlah agama teroris dan islam juga tak mendukung hal tersebut. Sebagai umat muslim ayo kita sama-sama cerminkan sikap yang saling kasih mengasihi, hormat menghormati, dan saling menghargai. Buktikan kepada mereka bahwa Islam agama yang indah dan cinta damai. Ubah image buruk kita dengan terus menebar cinta dan kebaikan kepada semua orang.

Nurul Maghfiroh/Vokaloka

Motivasi Membaca Alquran bagi Generasi Millenial untuk Menemukan Kekuatan dan Kebijaksanaan dalam Sumber Petunjuk Hidup

VOKALOKA.COM - Membaca Alquran bagi generasi millenial adalah bahwa hal tersebut sangat penting dan bermanfaat. Ada beberapa alasan mengapa generasi millenial seharusnya termotivasi untuk membaca Alquran. Alquran adalah sumber panduan hidup bagi umat Islam. 

Dalam Alquran terkandung petunjuk tentang bagaimana menjalani kehidupan yang baik dan benar, termasuk ajaran moral, etika, prinsip keadilan, hubungan sosial, dan tata cara beribadah. Dengan membaca Alquran, generasi millenial dapat memperoleh pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai Islam yang esensial dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Allah berfirman dalam Surat Al-Baqarah (2:185), "Bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi umat manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil)."

Alquran memiliki kekuatan untuk menenangkan hati dan memberikan ketenangan jiwa. Dalam dunia yang serba cepat dan stres seperti sekarang ini, generasi millenial dapat menemukan kedamaian dan ketenangan melalui bacaan Alquran. Ayat-ayat Alquran menyampaikan pesan-pesan yang menguatkan, menghibur, dan memberi harapan.

Allah berfirman dalam Surat Ar-Ra'd (13:28), "Orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan berdzikir kepada Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram."

Alquran merupakan sumber pengetahuan yang tidak terbatas. Di dalamnya terdapat banyak kisah-kisah, hikmah, dan pelajaran yang dapat diambil untuk pengembangan pribadi. Generasi millenial dapat mempelajari sejarah umat terdahulu, contoh-contoh kesabaran, keberanian, keadilan, dan ketekunan melalui bacaan Alquran.

Allah berfirman dalam Surat Al-Anbiya (21:10), "Sesungguhnya telah Kami turunkan Alquran kepada kamu untuk menjadi penjelas segala sesuatu, dan menjadi petunjuk serta rahmat bagi kaum yang beriman."

Membaca Alquran membantu generasi millenial dalam menjalin hubungan yang lebih dekat dengan Allah. Alquran adalah wahyu yang Allah turunkan kepada umat manusia, sehingga membaca Alquran adalah bentuk ibadah yang mendekatkan diri kepada-Nya. Selain itu, membaca Alquran juga memperkuat spiritualitas dalam kehidupan sehari-hari.

Allah berfirman dalam Surat Al-Isra' (17:9), "Sesungguhnya Al Quran ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang lebih lurus dan memberi khabar gembira kepada orang-orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar."

Dalam rangka memotivasi generasi millenial untuk membaca Alquran, penting bagi mereka untuk menyadari nilai-nilai yang terkandung dalam Alquran dan relevansinya dengan kehidupan masa kini. Membaca Alquran adalah sebuah ibadah yang memiliki banyak manfaat dan nilai-nilai yang dapat membantu generasi millenial menghadapi tantangan hidup saat ini. Dengan memahami dan mengamalkan isi Alquran, mereka dapat menjalani kehidupan yang lebih bermakna, bertanggung jawab, dan penuh dengan cinta dan kasih sayang kepada sesama manusia.

Novi Nurhikmah/Vokaloka

Sholat Meningkatkan Spiritualitas dan Kualitas Hidup

VOKALOKA.COM - Memperbaiki sholat dapat memperbaiki hidup adalah subjektif dan tergantung pada sudut pandang individu. Namun, bagi sebagian orang yang mempraktikkan agama Islam, sholat merupakan salah satu ibadah yang memiliki nilai spiritual dan dampak positif pada kehidupan mereka.

Pertama-tama, sholat adalah bentuk komunikasi langsung dengan Tuhan bagi umat Muslim. Dalam melaksanakan sholat, umat Muslim diharapkan fokus dan menghadirkan diri secara penuh di hadapan Allah. Dengan demikian, sholat dapat membantu meningkatkan kesadaran spiritual dan kehadiran diri yang lebih dalam, yang pada gilirannya dapat memberikan rasa ketenangan, kepuasan, dan kedamaian batin.

Selain itu, sholat juga melibatkan gerakan fisik yang teratur dan berirama. Dalam sholat, umat Muslim melakukan serangkaian gerakan seperti berdiri, rukuk, sujud, dan duduk di antara posisi-posisi tersebut. Gerakan-gerakan ini memberikan manfaat fisik, seperti peregangan otot, peningkatan fleksibilitas, dan peredaran darah yang lebih baik. Dengan melaksanakan sholat secara rutin, individu dapat menjaga kesehatan fisik mereka dan mengurangi risiko penyakit terkait gaya hidup tidak sehat.

Selanjutnya, sholat juga melibatkan pembacaan Al-Qur'an, doa, dan refleksi pribadi. Ketika seseorang membaca Al-Qur'an dan berdoa secara teratur, mereka dapat mengembangkan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai agama dan prinsip-prinsip moral yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat mempengaruhi perilaku sehari-hari mereka dan membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih bijaksana.

Selain manfaat spiritual dan fisik, sholat juga memperkuat ikatan sosial dalam komunitas Muslim. Melalui kegiatan berjamaah, umat Muslim dapat berinteraksi dengan sesama, saling memberikan dukungan, dan membangun hubungan sosial yang positif. Kebersamaan dalam sholat dapat membantu mengatasi rasa kesepian dan meningkatkan kesejahteraan emosional.

Namun, penting untuk diingat bahwa memperbaiki hidup bukan hanya melalui sholat semata. Kehidupan yang baik melibatkan berbagai aspek, seperti etika, moralitas, hubungan interpersonal, pendidikan, dan pemenuhan kebutuhan fisik. Sholat dapat menjadi salah satu aspek yang penting dalam perbaikan hidup, tetapi tidak boleh dianggap sebagai satu-satunya solusi.

Novi Nurhikmah/Vokaloka


Menyoroti Peran dan Hak Wanita dalam Islam: Keadilan, Pendidikan, dan Kesetaraan

VOKALOKA.COM - Dalam pandangan Islam, peran wanita dianggap sangat penting dan dihormati. Islam mengajarkan bahwa wanita memiliki hak-hak yang sama dengan pria dan memiliki potensi yang tak terhingga untuk berkontribusi dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam keluarga, masyarakat, maupun dalam ibadah.

Peran dalam Keluarga: Dalam Islam, wanita dianggap sebagai ibu yang memiliki peran penting dalam pembentukan dan pendidikan anak-anak. Mereka juga memiliki tanggung jawab sebagai istri yang mendukung suami dalam membangun keluarga yang harmonis. Islam menekankan pentingnya saling mencintai, menghormati, dan saling membantu antara suami dan istri dalam membangun rumah tangga yang bahagia.

Pendidikan: Islam mendorong pendidikan bagi perempuan dan mengakui hak mereka untuk memperoleh pengetahuan. Rasulullah Muhammad saw. mengatakan bahwa "Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim, baik pria maupun wanita." Hal ini menunjukkan pentingnya pendidikan bagi perempuan dalam Islam.

Pekerjaan: Islam tidak melarang wanita untuk bekerja atau memiliki karir. Namun, dalam memilih pekerjaan, Islam menekankan bahwa wanita harus mempertimbangkan tanggung jawab mereka sebagai ibu dan pengurus rumah tangga. Wanita dalam Islam memiliki kebebasan untuk bekerja di bidang yang sesuai dengan kemampuan dan minat mereka, asalkan tidak bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

Partisipasi Sosial dan Politik: Islam mengakui hak wanita untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial dan politik. Mereka memiliki hak untuk menyampaikan pendapat, memberikan saran, dan berpartisipasi dalam pengambilan keputusan yang mempengaruhi masyarakat. Sejarah Islam juga mencatat adanya perempuan yang terlibat dalam berbagai aktivitas sosial, ekonomi, dan politik pada masa Rasulullah dan sesudahnya.

Spiritualitas dan Ibadah: Dalam ibadah, wanita memiliki hak yang sama dengan pria untuk beribadah kepada Allah. Mereka diperintahkan untuk menjalankan kewajiban ibadah seperti shalat, puasa, dan haji. Islam mengajarkan bahwa kebaikan dan kesalehan tidak tergantung pada jenis kelamin, melainkan tergantung pada keyakinan, niat, dan amal perbuatan seseorang.

Dalam praktiknya, peran wanita dalam masyarakat Muslim dapat bervariasi tergantung pada faktor budaya, sosial, dan interpretasi agama. Terdapat variasi dalam praktik dan pemahaman peran wanita di berbagai komunitas Muslim di seluruh dunia. Penting bagi masyarakat Muslim untuk memastikan bahwa hak-hak dan martabat wanita dihormati sesuai dengan prinsip-prinsip Islam yang mendasar.


M. Firman Hakiki/Vokaloka