Mengapa Capsule Wardrobe Jadi Tren di Era Modern?
Pesona Salak Manonjaya, Buah Salak yang Miliki Khasiat sebagai Antidiabetes
Salak dengan nama ilmiah Salacca zalaca dari famili Palmae
adalah buah yang memiliki ciri morfologi daging yang berwarna putih, memiliki
kulit yang berwarna coklat dengan tekstur bersisik, di Indonesia terdapat
kriteria salak yang sangat disukai oleh konsumen biasanya memiliki daging yang
tebal, rasa yang manis, dan biji yang kecil. Di Indonesia sendiri terdapat
beberapa varietas salak seperti salak kultivar pondok, nglumur, swaru, enrekang
dan gula pasir. Buah salak memiliki beberapa kandungan nutrisi di dalamnya
seperti pada 100 gram buah salak terkandung 20,90 gram karbohidrat, 0,40 gram
protein, 28 miligram kalsium, 18 miligram fosfor, 0,04 miligram vitamin B, 2 miligram
vitamin C serta memiliki 77,0 kalori. Selain itu di dalam buah salak terkandung
juga komponen fitokimia yang tediri vitamin C, likopen, flavonoid, tanin,
fenolik serta asam-asam organik lainnya. Fitokimia memiliki peran sebagai
antioksidan penangkal radikal bebas.
Gambar 1. Gambar Pohon Buah Salak
Panennya buah salak di Indonesia hampir terjadi sepanjang tahun,
yang memiliki arti bahwa masyarakat Indonesia dapat mengonsumsi buah salak
tanpa menunggu masa panen, walaupun biasanya panen biji salak terjadi di akhir
tahun.
Di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Tasikmalaya di daerah Kecamatan
Manonjaya merupakan penghasil salak varietas istimewa yang memiliki ukuran
daging yang relatif besar dan rasa yang unik. Salak yang diproduksi di Manonjaya adalah salak yang tumbuh secara
alami di perkebunan atau di perkarangan rumah warga. Produksi salak Manonjaya
pada tahun 2013 saja mencapai 303.976 kwintal. Akan tetapi yang terjadi saat
ini produksi salak di Manonjaya telah menurun dan menyebabkan kekhawatiran karena
ditakutkan menurunnya varietas salak tersebut yang bisa menyebabkan kehilangannya varietas
di masa yang
akan datang. Maka dari itu dapat menyebabkan limbah dari salak karena salak
dibiarkan membusuk dan biji salak dibuang begitu saja tanpa diolah. Oleh karena
itu terdapat upaya untuk menanggulangi hal tersebut dengan diadakannya
pengolahan bahan baku salak di Manonjaya agar masyarakat Manonjaya tetap dapat
meningkatkan konsumsi salaknya.
Buah salak identik dengan kulitnya yang tebal, daging buah yang
manis legit, dan biji yang besar. Dari biji tersebut dapat diolah menjadi kopi
dari biji salak. Kopi biji salak merupakan produk inovatif yang tercipta dari
biji salak yang difermentasi dan disangrai layaknya biji kopi. Proses
pengolahan ini menghasilkan bubuk kopi berwarna cokelat kehitaman dengan aroma
khas dan rasa yang berbeda dari kopi biasa. Dengan adanya edukasi perlakukan
ini dapat meningkatkan preferensi produk di masyarakat Kecamatan Manonjaya.
Hal yang dilakukan pertama adalah penyebaran dan pengisian angket
untuk mengetahui kebutuhan dan keadaan atau kondisi para petani salak di Kecamatan
Manonjaya, pelatihan teknis kepada para petani dan produsen, workshop dan
diskusi publik, pengembangan materi edukasi, kolaborasi dengan pihak terkait,
dan nantinya akan ada monitoring dan evaluasi. Setelah didapatkan evaluasi
terkait hasil dari biji salak yang sudah disangrai dilakukan proses pengujian
proksimat agar mengetahui kadar air, karbohidrat, mineral, lemak sehingga
didapatkan serbuk biji salak yang bisa dinikmati dan di terima oleh kalangan
masyarakat pada umumnya, khususnya bagi pecinta coffee.
Ditulis oleh: Meti Maspupah, M.Pd.
Kolaborasi Dosen Program Studi Pendidikan Biologi dan Masyarakat Manonjaya, Gelar Pelatihan Pembuatan Minuman Biji Salak Menjadi Minuman Berkhasiat dan Bernilai Ekonomis
Kegiatan ini diawali dengan acara pembukaan oleh Mahasiswa Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung, dan sambutan dari perwakilan Dosen Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung. Kegiatan PKM ini dilaksanakan mulai awal November 2023 (03/11) hingga akhir November 2023 (25/11). Dimana pada awal Bulan November tepatnya pada tanggal 3 November 2023 mulai dilakukannya observasi lapangan ke lokasi perkebunan salak bersama dengan para petani dan juga melakukan konfirmasi ke Balai Desa Margahayu. Dilakukannya kegiatan ini di Kecamatan Manonjaya karena Kecamatan Manonjaya merupakan salah satu daerah di Jawa Barat tepatnya di Kabupaten Tasikmalaya yang merupakan daerah penghasil salak varietas istimewa. Salak Manonjaya memiliki ukuran daging yang relatif besar dan rasa yang unik. Produksi salak Manonjaya pada tahun 2013 saja mencapai 303.976 kwintal. Walaupun, realitas yang terjadi saat ini pada salak Manonjaya adalah menurunnya reputasi salak Manonjaya dengan salak lain, salak dibiarkan membusuk tanpa diolah, dan biji salak dibuang begitu saja tanpa diolah, maka dari itu kami akan berupaya untuk meningkatkan kembali reputasi salak Manonjaya dengan salak lain. Kegiatan PKM kali ini memiliki judul yaitu “Pemanfaatan Limbah Biji Salak Sebagai Minuman yang Berkhasiat dan Bernilai Ekonomis di Desa Margahayu Kecamatan Manonjaya, Tasikmalaya”. Dengan demikian kegiatan ini berupaya untuk meningkatkan kembali reputasi salak Manonjaya dengan salak lain, baik daging dan bijinya dapat diolah menjadi sesuatu yang berkhasiat dan bernilai ekonomis untuk para masyarakat daerah Manonjaya dan sekitarnya.
Untuk memulai kegiatan PKM tentunya membutuhkan penyebaran dan pengisian angket untuk mengetahui kebutuhan dan keadaan atau kondisi para petani salak di Kec. Manonjaya tersebut, yang dilaksanakan pada tanggal 11 November 2023. Satu minggu setelahnya yaitu tanggal 17 dan 18 November 2023. mulai melakukan suatu program PKM tersebut. Kegiatan ini tentunya terdapat pelatihan teknis kepada para petani dan produsen, workshop dan diskusi publik, pengembangan materi edukasi, kolaborasi dengan pihak terkait, dan nantinya akan ada monitoring dan evaluasi. Hasil dari kegiatan hari ini didapatkan biji salak yang melimpah, yang mana biji salak ini akan disangrai hingga kadar air dalam biji mengurang dengan ciri kulit biji yang retak akibat kering. Setelah itu biji salak yang sudah disangrai hingga mengering akan dilanjutkan untuk melakukan penggilingan agar menghasilkan bubuk kopi dari biji salak.
Satu minggu ini
didapatkan evaluasi terkait hasil dari biji salak yang sudah disangrai. Selain itu, kami juga mendapatkan manfaat dan pembelajaran dari pembuatan kopi
dari biji salak tersebut. Tepatnya pada tanggal 24 November 2023 kami melaksanakan
evaluasi dan pendampingan mengenai hasil bubuk kopi biji salak yang telah
diolah, didapat bahwa biji salak yang sudah disangrai dengan penggilingan menghasilkan bubuk kopi biji
salak yang hasilnya belum maksimal, dengan
kendala biji ukurannya yang besar, dan ketika dimasukkan ke dalam mesin penggiling, terdapat ciri bubuk dengan
warna putih keabuan yang menandakan biji salak
yang belum kering. Sementara hasil bubuk yang maksimal adalah berwarna coklat.
Kegiatan pengolahan biji salak dilanjutkan dengan sesi evaluasi
untuk mengetahui kekurangan dan perbaikan untuk kedepannya. Sebagai
bahan pertimbangan berikutnya
dilakukan proses pengujian proksimat agar mengetahui kadar air, karbohidrat, mineral, lemak sehingga didapatkan
serbuk biji salak yang bisa dinikmati
dan diterima oleh kalangan masyarakat pada umumnya, khususnya bagi pecinta
coffee.
Setelah itu, acara
ditutup oleh Dosen Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung dan dilakukan serah terima hasil pengolahan biji salak kepada perwakilan masyarakat setempat di Kabupaten
Manonjaya. Sebagai penutup,
Program Studi Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu terselenggaranya acara ini dengan lancar. Diharapkan kedepannya, pengabdian ini dapat
menghasilkan produk inovasi baru
sebagai hasil kolaborasi antara Lembaga Pendidikan Tinggi dengan Komunitas Masyarakat.