Showing posts with label VokaAgama. Show all posts
Showing posts with label VokaAgama. Show all posts

Keutamaan-Keutamaan Berkurban di Hari Raya Idul Adha

VOKALOKA.COM - Berkurban adalah salah satu bentuk syiar Islam yang disyariatkan berdasarkan dalil Al-Quran, sunnah Rasulullah SAW, dan ijma para ulama. Dalam Al-Quran Allah SWT. berfirman :

فَصَلِّ لِرَبِّكَ وَانْحَرْۗ

Artinya: "Maka shalatlah untuk Rabbmu dan sembelihlah hewan (berkurbanlah)." (QS. Al-Kautsar : 2)

Meskipun berkurban di hari raya Idul Adha hukumnya sunah, namun ibadah ini merupakan amalan penting bagi umat Islam karena terdapat historis luar biasa yang bisa diambil hikmahnya.

Berkurban di Hari Raya Idul Adha memiliki keutamaan yang luar biasa bagi umat Islam. Berikut adalah tiga keutamaan berkurban yang dapat diperoleh seorang Muslim:

1. Meningkatkan Ketakwaan kepada Allah: Salah satu keutamaan berkurban di Hari Raya Idul Adha adalah meningkatkan ketakwaan kepada Allah. Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam Surah Al-Maidah ayat 27, "Sesungguhnya Allah hanya menerima (kurban) dari orang-orang yang bertakwa." Dengan melaksanakan ibadah kurban, seorang Muslim menunjukkan ketundukan dan ketaatan kepada Allah, serta kesediaan untuk mengorbankan sesuatu yang dicintai demi-Nya.

2. Tercatat sebagai Amal Baik di Hari Akhirat: Berkurban juga merupakan amal baik yang akan dicatat di hari akhirat dan menambah pundi-pundi pahala seorang Muslim. Hal ini sejalan dengan hadis Nabi yang diriwayatkan oleh Ahmad dan Ibnu Majah, bahwa setiap bulu hewan kurban akan memberikan satu kebaikan. Hewan kurban juga disebutkan akan menjadi saksi amal ibadah seorang Muslim di hari akhirat. Oleh karena itu, berkurban adalah kesempatan untuk mendapatkan kebaikan dan pahala yang besar di hadapan Allah.

3. Syiar Agama: Berkurban juga memiliki keutamaan sebagai salah satu bentuk syiar agama Islam. Ibadah kurban adalah syariat yang ditetapkan oleh Allah dalam Al-Quran, seperti yang tercantum dalam Surah Al-Hajj ayat 34. Dengan berkurban, umat Islam menjalankan salah satu ritual yang ditentukan oleh Allah dan menyebut nama-Nya atas hewan kurban yang diberikan rezeki oleh-Nya. Hal ini merupakan wujud pengabdian dan kesetiaan kepada Allah, serta menjadi contoh nyata bagi sesama Muslim dan masyarakat sekitar.

Dalam melaksanakan ibadah kurban, penting untuk menjaga niat yang ikhlas dan melakukan sesuai dengan tuntunan syariat Islam. Dengan demikian, seorang Muslim dapat meraih keutamaan-keutamaan tersebut dan mendapatkan ridha serta keberkahan Allah dalam ibadahnya.


M.Firman Hakiki/Vokaloka

Memasuki Bulan Qurban, Berikut Amalan 10 Hari Pertama Dzulhijjah

VOKALOKA.COM - Malam ini kita memasuki bulan Dzulhijjah, dan berada di 10 hari pertamanya yang merupakan waktu yang dimuliakan Allah.

Mari kita peroleh kemuliaannya dengan beribadah dan berdzikir sebanyak-banyaknya. Semoga rahmat, ampunan, karunia, terijabahnya doa berhasil kita dapatkan.

AMALAN SHALEH DI 10 HARI PERTAMA BULAN DZULHIJJAH

وَالْفَجْرِ وَلَيَالٍ عَشْرٍ
"Demi fajar, dan malam yang sepuluh." (QS. Al-Fajr: 1-2)

Allah dengan segala keagungannya sangat menyayangi hamba-hambaNya. Salah satu keagunganNya yakni dengan memberikan nikmat kepada hambaNya berupa nikmat sehat, rezeki dan juga waktu. 

Bulan Dzulhijjah adalah salah satu dari empat bulan haram, yaitu Rajab, Dzulqo'dah, Dzulhijjah dan Muharram. Keutamaaan yang Allah tetapkan di empat bulan haram tersebut adalah dilipatgandakannya pahala bagi seorang yang mengerjakan amalan shalih, sehingga seorang hamba akan lebih giat melakukan amalan kebaikan pada bulan-bulan tersebut. Begitu pula, perbuatan dosa yang dilakukan di dalamnya menjadi lebih besar di sisi Allah, sehingga seorang hamba bisa meraih ketakwaan yang lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya, dengan semakin menjauhi kemaksiatan-kemaksiatan. Dengan demikian, kebahagiaan, ketentraman, dan keselamatan di dunia dan akhirat bisa terwujud.

Bulan Dzulhijjah sebagai salah satu bulan haram memiliki keistimewaan, salah satunya yakni pada 10 malam pertama bulan Dzulhijjah. Dari Ibnu Umar Radhiyallaahu 'Anhuma, dari Nabi Shallallaahu 'Alaihi Wasallam bersabda,

مَا مِنْ أَيَّامٍ أَعْظَمُ عِنْدَ اللَّهِ وَلَا أَحَبُّ إِلَيْهِ الْعَمَلُ فِيهِنَّ مِنْ هَذِهِ الْأَيَّامِ الْعَشْرِ

"Tidak ada hari-hari yang lebih agung di sisi Allah dan amal shalih di dalamnya lebih dicintai oleh-Nya daripada hari yang sepuluh (sepuluh hari pertama dari Dzulhijjah)." (HR. Ahmad, dishahihkan Syaikh Ahmad Syakir)

Kaum Muslimin Rahimakumullah, kita semua mengenal bahwasanya bulan Dzulhijjah adalah bulan kedua belas dan terakhir dari penanggalan kalender Hijriyah. Pada bulan Dzulhijjah juga masyarakat biasa menyebutnya bulan haji karena pada tanggal 9 di bulan ini (dzulhijjah) kaum muslimin yang beribadah haji melaksanakan wukuf di Arafah sementara yang tidak beribadah haji melaksanakan puasa sunnah Arafah. Kemudian pada tanggal 10 di bulan ini umat Islam memperingati hari raya Idul Adha atau kita biasa mengenal dengan hari raya kurban. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,

وَأَذِّنْ فِي النَّاسِ بِالْحَجِّ يَأْتُوكَ رِجَالًا وَعَلَى كُلِّ ضَامِرٍ يَأْتِينَ مِنْ كُلِّ فَجٍّ عَمِيقٍ لِيَشْهَدُوا مَنَافِعَ لَهُمْ وَيَذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ فِي أَيَّامٍ مَعْلُومَاتٍ عَلَى مَا رَزَقَهُمْ مِنْ بَهِيمَةِ الْأَنْعَامِ

"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki yang Allah telah berikan kepada mereka berupa binatang ternak." (QS. Al-Hajj: 27-28)

Dalam rangka menyambut bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak amal shaleh karena pahala dari apa yang kita kerjakan akan dilipatgandakan oleh Allah . 
Dari Ibnu Umar, dari Nabi SAW bersabda, "Tidak ada kumpulan hari yang amal shaleh lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dikerjakan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzul Hijjah)." Para sahabat bertanya: "Tidak pula jihad di jalan Allah?" Nabi SAW menjawab: "Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun." (HR. Al-Bukhari, Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Amalan-amalan Shaleh yang dianjurkan pada bulan Dzulhijjah

• Puasa Arafah
Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dijalankan pada tanggal 09 Dzulhijjah tahun Hijriyah. Puasa Arafah dianjurkan bagi umat muslim yang tidak sedang melaksanakan ibadah haji di Makkah. Cara melaksanakan puasa arafah sama seperti puasa sunnah lainnya.
Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

صِيَامُ يَوْمِ عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ

"Puasa Arofah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu." (HR. Muslim no. 1162)

• Takbir dan Dzikir
Perbanyak dzikir termasuk bertahlil, bertasbih, beristigfar, bertahmid, bertakbir dan memperbanyak doa merupakan suatu amalan yang dianjurkan pada bulan ini, tidak hanya dijalankan pada bulan Dzulhijjah saja tetapi juga dibiasakan pada keseharian hidup kita. Ibnu 'Abbas berkata, "Berdzikirlah kalian pada Allah di hari-hari yang ditentukan yaitu 10 hari pertama Dzulhijah dan juga pada hari-hari tasyriq." Ibnu 'Umar dan Abu Hurairah pernah keluar ke pasar pada sepuluh hari pertama Dzulhijah, lalu mereka bertakbir, lantas manusia pun ikut bertakbir. Muhammad bin Ali pun bertakbir setelah shalat sunnah"

• Menunaikan Ibadah Haji dan Umroh
Ibadah haji merupakan salah satu ibadah dari rukun Islam yang kelima, dan wajib dikerjakan oleh setiap muslim bagi yang mampu mengerjakan baik secara finansial maupun fisik.
"(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barang siapa yang menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh rafats, berbuat fasik dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji. Dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya. Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah takwa dan bertakwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal." (QS. Al Baqarah [2]; ayat: 196-197)

• Berqurban
Hari raya Idul Adha atau sering dikenal dengan hari raya qurban, karena pada tanggal 10 Dzulhijjah tersebut, umat Islam berlomba-lomba menyisihkan sebagian hartanya untuk membeli kambing, lembu atau unta untuk disembelih setelah shalat hari raya Idul Adha dilaksanakan dan tiga hari setelahnya atau yang kita kenal dengan hari tasyrik. Udhiyah atau menyembelih hewan qurbah disyariatkan oleh Allah. 

Sebagaiman firman Allah dalam surat al-kautsar [108]: 2
 "Dirikanlah shalat dan berqurbanlah (an-nahr). Para Jumhur ulama menafsirkan ayat tersebut dengan "Berqurbanlah pada hari Idul Adha (yaum an-Nahr). Udhiyah merupakan bentuk rasa cinta dan ketaqwaan seorang muslim kepada Allah SWT. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,"Daging-daging unta dan darahnya itu sekali-kali tidak dapat mencapai (keridaan) Allah, tetapi ketakwaan dari kamulah yang dapat mencapainya. Demikianlah Allah telah menundukkannya untuk kamu supaya kamu mengagungkan Allah terhadap hidayah-Nya kepada kamu. Dan berilah kabar gembira kepada orang-orang yang berbuat baik". (QS. Al-Hajj [22]; ayat: 37)

Anjuran Bagi Yang Akan Berqurban
Siapa saja yang ingin berkurban dan apabila telah memasuki awal Dzulhijjah (1 Dzulhijjah) maka janganlah ia memotong rambut dan kuku nya sampai ia berqurban. (HR. Muslim)


• Bertaubat (tidak bermaksiat)
Perintah bertaubat dan tidak melakukan maksiat sudah menjadi kewajiban kita sebagai umat Islam untuk melaksanakan perintah tersebut, namun hal serupa ditekankan bagi umat Islam bertaubat dari berbagai dosa dan maksiat di awal bulan Dzulhijjah. Artinya kita menyibukkan diri di awal bulan Dzulhijjah dengan amal-amal shaleh serta meninggalkan kezholiman terhadap sesama. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman, "Kemudian, sesungguhnya Tuhanmu (mengampuni) bagi orang-orang yang mengerjakan kesalahan karena kebodohannya, kemudian mereka bertaubat sesudah itu dan memperbaiki (dirinya), sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang". (QS. An-Nahl [16]; ayat : 119)

Keistimewaan 10 malam hari pertama bulan Dzulhijjah sangatlah besar. Amalan shaleh yang dikerjakan oleh kita diistimewakan dan dicintai oleh Allah serta dilipatgandakan pahalanya yang mana hal ini merupakan nikmat dan karunia dari Allah SWT kepada hambaNya. Maka kita wajib mensyukurinya dengan sungguh-sungguh meningkatkan ketaatan kita kepada Allah SWT. Walapun sejatinya, amalan-amalan shaleh yang tertera tidak berpacu mutlak hanya pada yang disebutkan diatas, amalan shaleh lainnya seperti shalat, sedekah, membaca Al-Qur'an juga patut dikerjakan oleh umat Islam dalam kesehariannya.

Mutiara Hikmah:
"Ada dua bulan yang pahala amalnya tidak pernah berkurang, kedua bulan itu adalah bulan id: bulan Ramadhan dan bulan Dzulhijjah." (HR. Al Bukhari & Muslim)


Nadiya Nadha Fakhira/Vokaloka

Dakwah itu Membangun Kesadaran, Bukan Memamerkan Diri yang Paling Benar

VOKALOKA.COM - Jika menyalahkan sistem dalam rangka amar ma'ruf nahi munkar, itu adalah benar secara syara. Namun, dalam praktek Amar ma'ruf nahi Munkar tsb, yang menonjolnya sikap merasa paling benar, itu mungkin persoalannya.


Yang harus menjadi titik tekannya, setiap muslim wajib berdakwah, dan pada saat bersamaan setiap muslim wajib terus muhasabah dari setiap aktifitas dakwah yang dilakukannya.

Dakwah itu menyadarkan, bukan menampakkan bahwa diri yang paling benar. Jika merasa metode dakwahnya yang merasa paling sohih, cukup itu diyakini dalam hati, atau di lingkungan internal kelompok dakwahnya.

Sebab, kebenaran yang Allah berikan, bukan untuk satu kelompok atau segellintir orang, tapi untuk setiap manusia yang menyambut kebenaran Allah yang ditaburkan pada setiap saat setiap waktu pada seluruh jiwa manusia.

Bisa jadi, inilah salah satu prasangka yang liar melihat para aktifis dakwah yang fokus pada perubahan sistem di satu sisi, namun, sering lupa untuk mengoreksi akan kealfaan dalam aktifitas dakwahnya, di sisi yang lain, yaitu sisi yang sangat jarang disadari, bahkan mungkin tidak dianggap sebagai suatu kekurangan sebagai keniscayaan selaku manusia yang lemah dan serba kurang serta serba terbatas

Intinya, dakwah untuk perubahan sistem itu kewajiban. Memperbaiki uslub dakwah yang lebih Ahsan harus terus dilakukan. Dan terakhir, membersihkan hati dari berbagai penyakit hati merupakan sebuah kemestian khususnya, bagi para pengemban dakwah, agar dakwah perubahan sistem itu berangkat dari iman dan rasa cintanya pada umat dan agama, bukan berangkat dari sikap asobiyah dan keakuan diri.

Inilah pentingnya menajamkan hati dengan kesadaran akan hubungan dengan Allah dalam setiap keadaan, dan menampakkan sikap Ihsan dalam interaksi dakwah. Agar hakekat dakwah itu nampak dalam kenyataan, bahwa yang  mendakwahi dan yang didakwahi sama-sama ingat kepada Allah sehingga sama-sama sadar untuk taat kepada Allah, bukan sama-sama saling mencaci dan saling menyalahkan, sehingga Allah menjauhinya, dan dakwahpun hidup dalam kendali setan. Nau'dzubillah. Wallahu a'lam.



Pasha Salsabila/Vokaloka

Tak Sempat Haji, Maksimalkan Kurban pun Jadi


VOKALOKA.COM - Mengunjungi tanah suci untuk menunaikan kewajiban ibadah merupakan dambaan bagi setiap umat muslim demi terwujudnya keinginan untuk dapat menyempurnakan rukun Islam, hingga mengupayakan sejumlah usaha mulai dari menabung rupiah demi rupiah, menunggu antrian pemberangkatan hingga belasan tahun lamanya, semua itu dilakukan atas dasar ketaqwaan semata. 

Tak bisa terbayangkan betapa bahagianya tatkala satu persatu para jamaah haji terpanggil untuk segera menuntaskan niatnya ke tanah suci. Namun, tak semua umat muslim di beri peluang yang sama disebabkan masalah perekonomian ataupun usia yang tak lagi memungkinkan menghambat tekad mereka untuk dapat menempuh ibadah haji. 

Meskipun belum mendapatkan kesempatan untuk melaksanakan ibadah haji, namun Islam selalu memberi solusi terbaik guna menyempurnakan salah satu ibadah yang belum sempat kita tunaikan yakni dengan memaksimalkan berkurban pada hari raya Idul Adha. 

Secara etimologi, qurban berasal dari bahasa Arab qariba – yaqrabu – qurban wa qurbanan wa qirbanan, yang artinya dekat. Sementara itu, dalam istilah agama juga disebut "udhhiyah" yang berasal dari kata "dhaha", yaitu sembelihan di waktu dhuha yang dilaksanakan setiap tanggal 10 sampai dengan tanggal 13 bulan Dzulhijjah. 

Hukum melaksanakan ibadah qurban sunnah muakkad, yakni sunnah yang sangat di anjurkan. Bahkan Nabi SAW tidak pernah meninggalkan ibadah qurban hingga akhir hayatnya. Sementara itu, Imam Abu Hanifah berpendapat bahwa hukum menunaikan ibadah qurban adalah wajib bagi mereka yang mampu dan tidak sedang berpergian (safar). 

Dengan memaksimalkan ibadah qurban, banyak hikmah yang akan diperoleh. Tak hanya sebatas melaksanakan syariat Islam, namun juga sebagai bukti cinta seorang muslim terhadap Sang Pencipta disertai wujud dari upaya menyambungkan tali silaturahmi diantara saudara muslim lainnnya. 

Ketika Allah SWT sudah menitipkan harta berlebih, jangan sungkan untuk memaksimalkan ibadah qurban. Bisa jadi dengan melaksanakannya akan menambah rezeki jika di tunaikan atas dasar penuh keikhlasan yang menjadi landasan utama berkurban. 



Nisa Fadhilah/Vokaloka



Optimalkan Amalan Baik di 10 Hari Awal Dzulhijjah untuk Meraih Keutamaan dan Pahala Besar

VOKALOKA.COM - Di awal Dzulhijjah, terdapat 10 hari yang memiliki keutamaan tersendiri bagi umat Muslim. Di antara keistimewaan tersebut, ada tiga hari yang tak boleh dilewatkan begitu saja. Salah satu di antaranya adalah puasa di hari Arafah. Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda bahwa puasa pada hari Arafah dapat menghapus dosa selama satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang (HR. Muslim).

Inilah saat yang tepat bagi kita untuk mengoptimalkan amalan baik dalam 10 hari awal Dzulhijjah ini. Puasa di hari Arafah merupakan peluang emas untuk menghapus dosa-dosa kita dan memperoleh pahala yang besar. Kita diberi kesempatan untuk membersihkan diri dan mendekatkan diri kepada Allah dengan menghindari maksiat dan berbuat kebajikan.

Namun, puasa di hari Arafah bukanlah satu-satunya amalan yang bisa kita lakukan dalam 10 hari awal Dzulhijjah. Kita juga dapat melakukan amalan-amalan lainnya seperti membaca Al-Qur'an, berdzikir, bersedekah, dan melakukan ibadah-ibadah sunnah lainnya. Dalam kesempatan ini, kita harus memanfaatkannya sebaik mungkin dan menjadikan setiap detik berharga untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Perlu diingat bahwa amalan-amalan baik yang dilakukan dalam 10 hari awal Dzulhijjah ini memiliki keutamaan dan pahala yang luar biasa. Kita tidak boleh melewatkan kesempatan ini dengan sia-sia. Dalam setiap ibadah yang kita lakukan, kita harus memiliki niat yang tulus, ikhlas, dan mengharapkan keridhaan Allah semata.

Oleh karena itu, mari kita manfaatkan 10 hari awal Dzulhijjah ini dengan sebaik-baiknya. Mari kita puasa di hari Arafah dengan penuh kesungguhan, melakukan amalan-amalan baik, dan memperbanyak doa serta istighfar. Semoga Allah menerima amalan kita, mengampuni dosa-dosa kita, dan memberikan berkah serta ridha-Nya kepada kita semua.


Novi Nurhikmah/Vokaloka

Menyambut Idul Adha 1444 H, Simak Amalan Sunnah yang Bisa Umat Islam Laksanakan


Idul Adha merupakan hari raya umat Islam yang dilaksanakan setiap bulan Zulhijah. Pada hari raya Idul Adha atau hari raya kurban ini, terdapat amalan sunnah yang dapat dilakukan sebagai penyempurna ibadah.

Amalan sunnah di Hari Raya Idul Adha memiliki keutamaan daripada waktu-waktu lain karena Allah Swt. menyukai amalan baik yang dikerjakan pada hari Idul Adha.

Rasulullah saw. dalam sebuah hadis pernah menyampaikan tentang keutamaan Hari Raya Idul Adha, berikut hadisnya:

عَنْ َأبِي هُرَيْرَة: َأنَّ رَسُوْل اللهِ صلى الله عليه وسلم قال : مَنْ كَانَ لهُ سَعَة وَلمْ يَضَحْ فَلا يَقْربَنَّ مُصَلَّانَا (رواه احمد وابن ماجه)

Artinya: "Dari Abu Hurairah, "Rasulullah SAW telah bersabda, barangsiapa yang mempunyai kemampuan, tetapi ia tidak berkurban maka janganlah ia mendekati (menghampiri) tempat shalat kami," (HR Ahmad dan Ibnu Majah).

Salah satu amalan yang umum dilakukan saat menyambut Idul Adha adalah penyembelihan hewan kurban. Ini adalah tindakan yang dilakukan untuk mengikuti jejak Nabi Ibrahim yang siap mengorbankan anakya Ismail sebagai tanda ketaatan kepada Allah.
Sementara bagi beberapa orang, penyembelihan hewan kurban mungkin dianggap sebagai praktik yang kontroversial, bagi sebagian besar umat Muslim, ini merupakan simbol pengorbanan, berbagi, dan pemberian kepada mereka yang membutuhkan.

Setidaknya terdapat 5 amalan sunnah yang bisa dilakukan umat Islam untuk mendapatkan rahmat Idul Adha, yakni:

1. Mengumandangkan Takbir
Umat Islam disunnahkan untuk mengumandangkan takbir di mana pun seperti masjid, musala, hingga di rumah pada malam Hari Raya Idul Adha dari terbenamnya matahari hingga imam naik ke mimbar untuk berkhutbah. Kumandang takbir juga dapat dilakukan hingga tanggal 13 Zulhijah pada hari tasyrik.

2. Berjalan kaki menuju salat Idul Adha
Untuk menuju tempat sholat sebaiknya dilakukan dengan cara berjalan kaki dan dianjurkan untuk berangkat lebih awal agar mendapatkan shaf terdepan.

3. Makan setelah salat Idul Adha
Disunnahkan untuk makan setelah melaksanakan salat Idul Adha. Berbeda dengan Idul Fitri, dianjurkan makan terlebih dahulu sebelum melaksanakan salat.

4. Bersedekah
Memberikan sumbangan atau sedekah kepada yang membutuhkan, seperti anak yatim, fakir miskin, atau dhuafa. Ini mencerminkan semangat kepedulian dan empati yang dianjurkan dalam Islam.

5. Mengenakan pakaian bersih dan terbaik
Mengenakan pakaian terbaik, bersih, dan suci untuk berangkat menunaikan ibadah salat Idul Adha.

Dalam menyambut Idul Adha, penting juga untuk dingat bahwa semangat perayaan ini adalah tentang menjalin hubungan yang lebih baik dengan Allah dan sesama manusia. Oleh karena itu, sikap yang penuh dengan rasa syukur, kerendahan hati, pengampunan, dan penghormatan terhadap nilai-nilai agama dan etika sangatlah penting.

Demikianlah amalan sunnah Idul Adha yang bisa kita terapkan dalam menyambut Hari Idul Adha 1444 H. Amalan ini mencerminkan nilai-nilai keagamaan, kepedulian, dan semangat kebersamaan umat Muslim.


Oleh: Nusyaibah Iskandar

Rekomendasi Anime Terbaik dengan Unsur Islami

VOKALOKA.COM — Anime adalah sebutan untuk serial animasi yang diproduksi di Jepang. Maka, tak heran kalau latar tempat cerita ataupun berbagai aspek yang ada di serial animasi tersebut umumnya mengambil apa yang ada di Jepang. Meski begitu, ada beberapa anime yang menggabungkan berbagai macam unsur budaya serta kebiasaan dari negara lain ataupun kelompok tertentu.

Salah satu unsur yang mungkin tak pernah kita sangka ada adalah dari agama Islam. Yap, ada beberapa anime populer yang memiliki unsur Islam di dalamnya, entah itu secara implisit maupun eksplisit. Bahkan, ada juga karakter yang dianggap sebagai seorang Muslim karena latar belakangnya yang kental dengan unsur Islam.

Nah, berikut adalah anime terbaik yang memiliki unsur islami:


1. Yugo the Negotiator

Yuga the Negotiator adalah serial yang mengisahkan seorang ahli negosiasi bernama Yuga yang menggunakan kata-katanya untuk melawan para kriminal. Pada musim pertama serialnya, Yugo pun dikisahkan mendapatkan misi untuk pergi ke Pakistan dan bernegosiasi dengan pemberontak di sana. Nah, pada musim pertamanya inilah terdapat banyak referensi yang berkaitan dengan unsur Islam di serialnya.

Pada salah satu adegannya, Yugo sempat memberikan pembahasan tentang Nabi Muhammad saat sedang melakukan negosiasi. Lalu, dalam beberapa episodenya kita juga bisa mendengar seruan azan sebagai backgroud suaranya. Oh ya, salah satu episode ini juga sempat menampilkan orang yang sedang salat dan juga terdapat pembahasan terkait aturan bahwa tak boleh ada yang lewat di depan orang yang sedang salat.



2. Altair: A Record of Battles

Altair: A Record of Battles adalah sebuah serial yang berkisah tentang seorang anggota militer muda yang punya tekad melindungi bangsanya dengan menyelundup ke negara musuh. Serial ini pun mengambil latar tempat di kota fiktif bernama Türkiye. Namun, kota tersebut sebenarnya mengambil inspirasi dari Kekaisaran Ottoman yang dulu dikenal sebagai kekaisaran Islam terbesar di dunia.

Meski tak diungkapkan secara langsung, banyak unsur yang berkaitan dengan agama Islam pada serial animasi ini. Contohnya adalah sejumlah karakternya yang memiliki nama dengan nuansa Islami, seperti Mahmud, Ibrahim, Ahmed, dan lain sebagainya. Selain itu, ada juga sebuah adegan di mana salah satu karakternya melakukan sujud syukur ketika berhasil menang dalam sebuah pertarungan.



3. The Journey

The Journey mungkin bisa dibilang menjadi anime yang memiliki nuansa Islam paling kental dalam daftar ini. Soalnya, film animasi ini mengisahkan seorang pemuda bernama Aws yang berjuang dengan sekelompok orang lainnya untuk melindungi Ka'bah di Mekah yang ingin dihancurkan pemberontak. Kisah dari anime ini pun terinspirasi dari sejarah asli di Semenanjung Arab dan peradaban kuno.

Faktor yang membuat The Journey memiliki nuansa Islam yang kental adalah karena merupakan hasil kerja sama produksi pertama antara Jepang dengan Arab Saudi. Makanya, enggak heran kalau The Journey mengambil latar tempat di Arab dan juga memiliki nuansa Islam yang merupakan agama utama di negara tersebut.

Itulah rekomendasi anime terbaik yang memiliki unsur islami. Menurut kalian, dari 3 anime di atas mana yang paling kalian sukai? Share pendapat kalian di kolom komentar ya!





Naswa Nathania Azzahra/Vokaloka

Mengenal Kitab-Kitab Dasar yang Mesti Dipelajari dan Dikuasai Santri di Pesantren

VOKALOKA.COM - Pesantren salaf merupakan pesantren yang meyediakan sistem pendidikan non formal dengan tradisi dan cirikhasnya mengkaji kajian kitab kuning sebagai materi pembelajarannya. Kitab-kitab kuning yang sering di kaji di pesantren diantaranya kitab-kitab fiqh, ushul fiqh, tasawuf, tafsir, tauhid, nahwu, balaghah, mantiq dan lain sebagainya yang dikarang oleh para ulama-ulama besar abad terdahulu.   

Kitab kuning adalah kitab berwarna kuning yang sebagian besar tidak memiliki harakat (kasrah, fathah, dhamah) melainkan gundul, dan inilah yang membuat kitab ini susah untuk dibaca. Upaya untuk bisa membaca kitab kuning ini perlunya memahami ilmu alat/balaghah/nahwu seperti kitab jurumiyah kitab yang paling dasar untuk bisa membaca kitab gundul.

Setidaknya ada beberapa kitab dasar yang mesti disajikan dan dipelajari oleh santri di pondok pesantren. Kitab-kitab dasar tersebut merupakan tahap awal untuk mengenal lebih jauh kitab-kitab lainnya, dan juga kitab dasar santri untuk mengetahui akhlak dan tatakrama dalam kehidupan pesantren.

1. Kitab Al-Ajurumiyah 
Salah satu kitab dasar yang mempelajari ilmu nahwu. Setiap santri yang menginginkan belajar kitab kuning wajib belajar dan memahami kitab ini terlebih dahulu. Karena tidak mungkin bisa membaca kitab kuning tanpa belajar kitab Jurumiyah, pedoman dasar dalam ilmu nahwu. Adapun tingkatan selanjutnya setelah Jurumiyah adalah Imrithi, Mutamimah, dan yang paling tinggi adalah Alfiyah. Al-Jurumiyah dikarang oleh Syekh Sonhaji dengan memaparkan berbagai bagian di dalamnya yang sistematis dan mudah dipahami. 

2. Kitab Amtsilah At-Tashrifiyah
Jika nahwu adalah bapaknya, maka shorof ibunya. Begitulah hubungan kesinambungan antara dua jenis ilmu itu. Keduanya tak bisa dipisahkan satu sama yang lainnya dalam mempelajari kitab kuning. Salah satu kitab yang paling dasar dalam mempelajari ilmu shorof adalah Kitab Amtsilah Tashrifiyah yang dikarang salah satu ulama Indonesia, beliau KH. Ma'shum 'Aly dari Jombang. Kitab tersebut sangat mudah dihafalkan karena disusun secara rapi dan bisa dilagukan dengan indah. 

3. Kitab Mushtholah Al-hadits  
Kitab dasar selanjutnya adalah Kitab Mushtholah Al-Hadits yang mempelajari ilmu mengenai seluk beluk ilmu hadits. Mulai dari macam-macam hadits, kriteria hadits, syarat orang yang berhak meriwayatkan hadits dan lain-lain dapat dijadikan bukti kevalidan suatu matan hadits. Kitab ini dikarang oleh al-Qodhi abu Muhammad ar-Romahurmuzi yang mendapatkan perintah dari Kholifah Umar bin Abdul Aziz karena pada waktu itu banyak orang yang meriwayatkan hadist-hadist palsu. 

4. Kitab At-Taqrib 
Fiqh merupakan hasil turunan dari Al-Quran dan Al-Hadist setelah melalui berbagai paduan dalam ushul fiqh. Kitab Taqrib yang dikarang oleh Al-Qodhi Abu Syuja' Ahmad bin Husain bin Ahmad Al-Ashfahaniy adalah kitab fiqh yang menjadi rujukan dasar dalam mempelajari ilmu fiqh. Di atas Kitab Taqrib ada Kitab Fathul Qorib, Tausyaikh, Fathul Mu'in, dan semuanya itu syarah atau penjelasan dari At-Taqrib. 

5. Kitab Ta'limul Muta'alim 
Sepandai apapun manusia serta sebanyak apapun ilmu yang dikuasainya, semuanya tidak akan bisa menghasilkan sarinya ilmu tanpa adanya akhlaq. Hal dasar bagi para pencari ilmu agar ilmunya manfaat dan barokah adalah harus mengutamakan akhlaq. Kitab dasar yang menerangkan mengenai akhlaq di dunia pesantren adalah kitab Ta'limul-Muta'alim karangan Syaikh Burhanuddin Az-Zarnuji. Setiap awal proses belajar di pesantren sesuai adatnya pasti mempelajari kitab ini ataupun kitab lain yang seakar dengan Ta'limul Muta'alim, seperti kitab Adabul 'alim wal Muta'alim karangan ulama' besar Indonesia, Pahlawan Nasional sekaligus pendiri jam'iyah Nahdlatul Ulama, Hadratus Syekh KH Hasyim Asy'ari. 

Nah itulah beberapa kitab dasar yang dipelajari di pondok pesantren. Bagaimana tertarik tidak nih untuk mempelajarinya, sobat vokaloka?



Nadiya Nadha Fakhira/Vokaloka

Arti Penting dalam Moderasi Beragama

Sumber foto: https://peacegen.id/aop-gathering-pentingnya-moderasi-antar-agama/



Vokaloka.com - Moderasi beragama merupakan suatu pendekatan untuk mempertahankan kerukunan antar umat beragama dan mencegah konflik yang disebabkan oleh perbedaan agama. Moderasi beragama mengajarkan bahwa setiap agama memiliki hak yang sama dan harus dihargai dengan baik.

Moderasi beragama dapat dicapai melalui pendidikan agama yang toleran dan menghormati perbedaan, dialog antar agama, dan pemahaman yang mendalam tentang nilai-nilai yang dianut oleh agama lain. Hal ini sangat penting karena keberagaman agama adalah sebuah kenyataan yang tak dapat dihindari di masyarakat kita.

Penting juga untuk memahami bahwa moderasi beragama bukan berarti mengecilkan atau merendahkan keyakinan seseorang terhadap agamanya sendiri, tetapi justru mendorong seseorang untuk memperdalam dan memperkukuh keyakinannya serta menghormati keyakinan orang lain.

Melalui moderasi beragama, kita dapat menciptakan lingkungan yang harmonis dan damai di antara masyarakat yang beragam agama. Ini bukan hanya untuk kebaikan individu, tetapi juga bagi kepentingan bersama dan kemajuan bangsa.

Oleh karena itu, moderasi beragama harus menjadi bagian dari gaya hidup kita sehari-hari. Setiap orang harus menyadari pentingnya toleransi, saling menghargai, dan menghormati perbedaan yang ada. Dengan demikian, kita dapat menciptakan kehidupan yang damai dan sejahtera bersama di masyarakat kita yang beragam agama.




Oleh: Rafiq Albanajib

Pemahaman-pemahaman Dasar dalam Agama Islam

Vokaloka.com - Agama Islam adalah agama yang berakar dari kepercayaan bahwa Allah SWT adalah satu-satunya Tuhan dan Nabi Muhammad adalah utusan terakhir dari Allah. Dalam agama Islam, terdapat lima unsur utama yang dikenal dengan Pilar Islam, yaitu Syahadat, Shalat, Zakat, Puasa, dan Haji.

Syahadat merupakan pengakuan kepercayaan akan keesaan Allah SWT dan bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Allah. Syahadat merupakan syarat utama bagi seseorang untuk memeluk agama Islam.
Shalat adalah doa wajib lima kali sehari bagi umat Islam. Shalat dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan upaya untuk memperkuat hubungan spiritual antara manusia dan Allah SWT.

Zakat adalah kewajiban bagi umat Islam untuk memberikan sebagian dari harta mereka kepada mereka yang membutuhkan. Dalam Islam, zakat dipandang sebagai cara untuk menyeimbangkan sosial dan redistribusi kekayaan.

Puasa adalah salah satu ibadah yang dilakukan selama bulan Ramadan, di mana umat Islam menahan diri dari makan, minum, dan aktivitas lainnya pada siang hari. Tujuan dari puasa adalah untuk memperkuat hubungan antara manusia dan Allah SWT serta membangun solidaritas dengan mereka yang tengah mengalami kesulitan.

Haji adalah kegiatan ziarah ke Kota Makkah yang wajib dilakukan sekali seumur hidup bagi umat Islam yang mampu secara finansial. Haji dilakukan sebagai bentuk pengabdian dan upaya untuk memperkuat hubungan dan memperbaiki akhlak antara manusia dan Allah SWT.

Agama Islam mengajarkan nilai-nilai moral yang sangat penting, di antaranya adalah toleransi, kasih sayang, dan keadilan. Islam menghormati perbedaan kepercayaan dan ras, serta mengajarkan kesetaraan dan perlindungan bagi orang yang lemah dan membutuhkan dukungan.

Islam juga mengajarkan nilai-nilai persatuan dan kerukunan antar umat manusia. Hal ini dilakukan dengan menghargai perbedaan budaya, agama, etnis, dan suku bangsa. Selain itu, umat Islam diajarkan untuk bersikap santun dan menghormati ketentuan hukum setempat.

Dalam agama Islam, umat dianjurkan untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan memiliki keinginan yang besar untuk belajar dan mengembangkan diri. Hal ini terbukti dengan sejarah kemajuan ilmu pengetahuan di kalangan umat Islam pada masa kejayaannya, terutama di bidang matematika, astronomi, dan kedokteran.

Dalam Islam, keluarga memiliki peran yang penting, di mana keluarga dianggap sebagai pilar dari masyarakat. Dalam membangun keluarga, Islam menekankan pentingnya komunikasi, penghargaan, dan pemahaman dalam hubungan antaranggota keluarga.




Rafiq Albanajib/Vokaloka

Sudah Saatnya, Masyarakat Modern Menjadi Penopang Bagi Keberlangsungan Zaman

Perkembangan teknologi yang cepat seiring dengan globalisasi telah mengakibatkan perubahan yang signifikan pada masyarakat modern. Masyarakat modern dapat didefinisikan sebagai masyarakat yang telah mengadopsi teknologi modern dan hidup dalam arus informasi yang terus menerus.

Salah satu karakteristik masyarakat modern adalah kemajuan teknologi dan inovasi. Teknologi menyediakan kemudahan akses untuk mendapatkan informasi, mengakses mata uang kripto, bahkan memperluas jangkauan komunikasi. Dalam masyarakat modern, internet menjadi sarana penting dalam berkomunikasi dan memenuhi kebutuhan informasi.

Dalam masyarakat modern, terlihat pula adanya perubahan sosial. Perubahan sosial ini terjadi karena adanya pengaruh globalisasi yang memungkinkan komunitas dari berbagai belahan dunia untuk berinteraksi. Sebagai dampaknya, masyarakat modern memiliki perspektif yang lebih terbuka dan toleran dalam menghadapi perbedaan. Dalam kehidupan sehari-hari, masyarakat modern juga memandang bahwa kesetaraan gender dan hak asasi manusia sebagai prinsip utama.

Masyarakat modern juga menjunjung tinggi nilai pragmatisme. Nilai ini mengacu pada pendekatan yang berfokus pada manfaat atau kegunaan yang dapat dihasilkan. Contohnya, keunggulan produk dibandingkan dengan nilai-nilai tradisional sebagai alasan utama mengapa kita memilih suatu produk.

Dalam masyarakat modern, gaya hidup dan budaya pun turut berubah. Budaya dan nilai yang dianut sebelumnya berubah secara drastis, terutama dalam hal pemikiran dan perubahan gaya hidup. Masyarakat modern cenderung menganggap bahwa memiliki barang-barang material menjadi penting untuk menunjukkan status sosial. Alasan inilah yang membuat konsumsi menjadi lebih fokus dari pada nilai-nilai sosial.

Masyarakat modern juga memiliki akses lebih besar terhadap sumber daya. Terutama dalam hal pekerjaan dan pendidikan. Banyak orang yang lebih memilih untuk mengambil jalur pendidikan tertentu karena peluang kerja yang lebih banyak dan gaji yang lebih tinggi. Seringkali, nilai-nilai tradisional seperti gotong royong dan rela membantu serta takut akan melanggar norma social juga mulai mengalami penurunan.

Tidak hanya itu, masyarakat modern juga dihadapkan pada tantangan dalam hal kesehatan. Misalnya, masyarakat mengenal pola hidup yang tidak sehat, mulai dari konsumsi makanan cepat saji, kecanduan gadget, dan kurang aktif berolahraga. Masyarakat harus memahami bahwa pentingnya menjaga kebugaran tubuh dengan berolahraga, memperhatikan pola makan dan istirahat yang cukup.

Dalam keseluruhan, masyarakat modern dapat dilihat sebagai konsep yang penuh dengan perubahan yang cepat. Namun, sebagai masyarakat modern, kita juga dituntut untuk memiliki persepsi yang lebih luas dan inklusif serta melakukan refleksi pada semua perubahan yang terjadi. Penting bagi kita untuk beradaptasi dengan pola hidup yang sehat, tetapi juga mempertahankan nilai-nilai sosial dan kemanusiaan.




Rafiq Albanajib/Vokaloka

Tips-Tips Menghafal Al Qur'an

VOKALOKA.COM - Menghafal Al Qur'an kini menjadi sebuah trend di masyarakat madani dengan maraknya kemunculan sekolah dan lembaga khusus untuk menghafal Al Qur'an dari usia belia sampai dewasa. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu Anda dalam menghafal Al-Qur'an:

1. Niat yang tulus: Mulailah dengan niat yang tulus dan sungguh-sungguh untuk menghafal Al-Qur'an dengan tujuan mendapatkan keberkahan dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.

2. Jadwalkan waktu khusus: Tetapkan waktu khusus setiap hari untuk menghafal Al-Qur'an. Pilih waktu di mana Anda merasa paling fokus dan konsentrasi, seperti pagi atau malam hari.

3. Mulai dengan metode yang tepat: Gunakan metode yang efektif dan cocok bagi Anda. Beberapa metode yang umum digunakan antara lain metode berulang-ulang (repetition method), metode hafalan per ayat (verse-by-verse method), atau metode membaca dan mendengarkan sambil mengulang (listening and repeating method).

4. Pahami makna dan tajwid: Usahakan untuk memahami makna dari ayat-ayat yang Anda hafal. Ini akan membantu Anda untuk lebih terhubung dengan teks dan memudahkan mengingatnya. Selain itu, perhatikan pula aturan tajwid dalam melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an.

5. Bagi menjadi bagian kecil: Jika suatu surah terdiri dari banyak ayat, pecahlah surah tersebut menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dihafal. Mulailah dengan bagian yang paling mudah, lalu terus tingkatkan hingga Anda bisa menghafal keseluruhan surah.

6. Tulis dan ulangi: Tulis ayat-ayat yang sedang Anda hafal di selembar kertas atau buku catatan. Ulangi berulang-ulang sambil membacanya dengan suara keras. Tulisan tangan dan pengulangan akan membantu memperkuat daya ingat Anda.

7. Hafal dengan membaca dan mendengarkan: Dengarkan rekaman bacaan Al-Qur'an dari qari (orang yang mahir membaca Al-Qur'an) yang memiliki bacaan yang baik dan jelas. Dengarkan rekaman tersebut sambil membaca bersama. Hal ini akan membantu Anda memperbaiki bacaan dan menghafal dengan baik.

8. Rutin mengulang: Tetaplah mengulang-ulang ayat-ayat yang telah Anda hafal secara rutin. Carilah waktu-waktu selingan dalam sehari untuk mengulang kembali hafalan-hafalan Anda agar tetap terjaga dan tidak terlupakan.

9. Berdoa: Selalu berdoa kepada Allah SWT untuk memudahkan proses menghafal Al-Qur'an, memperkuat daya ingat, dan memperoleh berkah dalam usaha menghafal Al-Qur'an.

Ingatlah bahwa menghafal Al-Qur'an membutuhkan kesabaran, ketekunan, dan konsistensi. Tetaplah bersemangat dan bertekad dalam usaha Anda, dan ingatlah bahwa pahala dan keberkahan dari menghafal Al-Qur'an sangat besar.


Rifqi Syahrul

Pesantren Kilat Masjid Al Hikmah Bagikan Takjil Gratis Untuk Warga


Vokaloka.com, Bandung – Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini banyak dimanfaatkan oleh umat manusia di seluruh penjuru bumi untuk meraih pahala, seperti yang dilakukan oleh Pesantren Kilat Masjid Al Hikmah, Kecamatan Cilengkrang, Kabupaten Bandung.
 
Mulai dari usai sholat Ashar, Pesantren Kilat Masjid Al Hikmah ini menyediakan takjil atau makanan untuk berbuka puasa untuk dibagikan kepada warga secara gratis.

Pembagian Takjil gratis ini dibagikan kepada setiap warga bahkan setiap pengendara melintas di depan stand pembagian takjil Masjid Al Hikmah.

Menurut Teh Putri selaku guru di Pesantren Kilat Masjid Al Hikmah mengatakan bahwa kegiatan berbagi takjil gratis ini bertujuan untuk membiasakan peserta untuk berbagi ke sesama dan juga untuk membantu para warga atau pengendara untuk memudahkan dalam berbuka puasa.

Dalam sehari, takjil yang dibagikan oleh anak anak dari Pesantren kilat ini bermacam-macam jenis takjil dari kolak sampai kue kue basah.

Takjil yang dibagikan ini tak hanya bersumber dari patungan anak anak pesantren kilat namun berasal dari jumlah donator yang titipkan untuk di bagikan.

Kegiatan bagi bagi ini sudah dilaksanakan sejak lama dan kegiatan berbagi takjil ini sudah diprogramkan setiap bulan Ramadhan tiba.



M Raihan Rizqulloh/Vokaloka

Keutamaan Salat Tarawih di Bulan Ramadhan


Vokaloka.com - Keutamaan pertama dari melaksanakan sholat tarawih adalah diampuninya dosa-dosa yang terdahulu. Seperti dalam hadits riwayat Imam Bukhari dan Muslim, ibadah yang dilakukan saat bulan Ramadhan dapat jadi ajang pengampunan dosa-dosa terdahulu. Hal ini juga dikarenakan saat bulan Ramadhan semua pintu pengampunan dibuka. 

Sholat tarawih di Bulan Ramadhan dapat melapangkan rezeki bagi para pelaksananya. Sholat tarawih biasanya dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau mushola. Saat sholat berjamaah akan bertemu dengan sesama umat muslim dan terjalinnya silaturahmi. Silaturahmi yang terjaga dengan baik akan melapangkan rezeki. Saat menjalankan ibadah puasa dan sholat tarawih akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.

Sholat tarawih juga dianjurkan untuk dilaksanakan secara berjamaah di masjid atau mushola dan pahala yang didapat dapat meningkat hingga 27 derajat. Sholat tarawih sering dilakukan secara berjamaah di Masjid. Hal ini menjadi salah satu keutamaan sholat tarawih. Masjid merupakan rumah Allah SWT, jika selalu didatangi akan mendapatkan kemakmuran dan ketenangan hati. Selain itu, dengan melakukan sholat tarawih di bulan Ramadhan akan menjadi alasan untuk mengunjungi masjid. Sholat tarawih akan mendatangkan pahala yang berlipat ganda dan akan mendatangkan pahala bagai sholat semalaman.
Jika melaksanakan sholat tarawih di masjid dengan berjamaah tidak menutup kemungkinan untuk bertemu dengan saudara sesama muslim ataupun tetangga. Pertemuan tersebut dapat menjadi ajang silaturahmi bagi kedua belah pihak. Silaturahmi tentu dapat mendatangkan banyak kebermanfaatan, salah satunya melapangkan rezeki. Mendapatkan berkah-Nya di bulan suci ini tentu menjadi salah satu keutamaan dari sholat tarawih.

Sholat tarawih berjamaah akan menambah suasana bahagia di bulan Ramadhan. Sholat tarawih memiliki keutamaan lainnya yang dapat menyempurnakan ibadah yang sudah dilakukan. Sholat tarawih akan menolong seseorang kelak dari kecacatan ibadah wajibnya yang tidak sengaja telah dilalaikan. Sholat akan meningkatkan kesehatan tubuh yang dimiliki oleh seseorang. Hal ini dikarenakan sholat memiliki serangkaian gerakan yang dilakukan sama halnya dengan melakukan olah raga. Jika dilakukan secara rutin dapat meningkatkan kekuatan dan kesehatan tubuh.




M Azzam Rabbani/Vokaloka


Kemuliaan dan Keistimewaan Malam Qadar

Vokaloka.com - Bulan dengan banyak keistimewaan dan kemuliaan. Selama bulan Ramadhan, umat Islam berlomba-lomba beramal saleh untuk mendapatkan rahmat, ampunan, hadiah dan pahala, serta syafaat yang melimpah selama bulan  suci ini.  

Malam Lailatul Qadar adalah malam  kemuliaan. Ibadah yang dilakukan pada malam lailatul qadar lebih utama daripada  yang dilakukan selama seribu bulan tanpa lailatul qadar. Melalui kehadiran Lailatul Qadr, umat Nabi Muhammad SAW berkesempatan  mendapatkan pahala yang besar meski usianya singkat di dunia ini. 

Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang penuh berkah dan diyakini  lebih baik dari seribu bulan. Lailatul Qadar juga merupakan malam ketika Allah menurunkan Al-Qur'an. Pada malam Lailatul Qadar, Allah mengabarkan kepada para malaikat tentang apa yang terjadi di antara para hamba hingga datangnya Lailatul Qadar di tahun berikutnya. 

Allah akan memberi tahu semua orang di tahun yang akan datang, mereka  yang lahir, mereka yang meninggal, mereka yang tertimpa musibah, mereka yang sakit, mereka yang sehat, mereka yang mata pencahariannya bertambah, mereka yang mata pencahariannya berkurang. 

Amal shaleh malam Lailatul Kadru lebih baik dari sedekah seribu bulan.  
Pada malam Lailatul Qadar,  malaikat turun dari  langit dan memenuhi permukaan bumi, berdoa dan menyapa setiap orang yang memeriahkan malam itu dengan berbagai kebaktian. 

Lailatul Qadar adalah malam keselamatan dan berkah bagi para wali dan pengikutnya. Pada malam ini setan tidak dapat mencelakai orang yang berbuat baik. Amin



M Ikbal/Vokaloka

Yuk Gapai Malam Lailatul Qadar!




Vokaloka.com - "Berharap agar semua orang mendapatkan kemuliaan dalam malam lailatul qadar, sang senja membantu untuk mereka mendapatkannya dengan berkontribusi dengan malam. Marhaban ya syahru Ramadhan."

Kecintaan mereka terbumbung tinggi terbawa kerinduan padaNya dan RasulNya, sehingga mereka tak ingin membuang waktu untuk menggapai kemuliaan yang ada di Bulan Ramadhan yaitu malam Lailatul qadar. Lantas apa yang mereka ingin dapatkan darinya? Ternyata malam lailatul qadar adalah malam yang lebih baik dari seribu bulan, yaitu malam turunnya para Malaikat yang diotoriteri oleh Malaikat Jibril atas izinNya. Malam yang penuh kebahagiaan hingg menjelang terbitnya fajar yang berkumandang di ufuk timur.

Curah air mata selalu hadir dalam malam ini mereka bercinta dengan kasihNya mengaharapkan cintaNya. Lalu dimana kita akan mendapatkan kemuliaan itu? Apakah ada ciri-ciri dalam malam itu? Konon banyak yang mengatakan bahwasannya malam lailatul qadar jatuh di 10 terakhir bulan Ramadhan.

Untuk mengetahui malam itu adalah malam lailatul qadar Rasulullah bersabda, "Malam Lailatul Qadar bersih, tidak sejuk, tidak panas, tidak berawan padanya, tidak hujan, tidak ada angin, tidak bersinar bintang dan daripada alamat siangnya terbit matahari dan tiada cahaya padanya (suram)." 

Bagi muslim sejati pastinya keinginan untuk mendapatkan malam ini tentunya sangat membumbung tinggi. Lalu bagaimana untuk mendapatkan malam lailatul qadar tersebut? Apakah ada amalan-amalan tertentu untuk mendapatkan malam lailatul qadar? Yuk simak tips di bawah ini cara mendapatkan malam lailatul qadar.

Pertama, bersungguh-sungguhlah dalam mendapatkan malam itu dengan menundukkan diri kepada Allah dan beribadah kepada Allah saat malam lailatul qadar. Allah subhanallahu waa taála berfirman, "Barang siapa melaksanakan ibadah pada malam Lailatul Qadar dengan didasari keimanan dan harapan untuk mendapatkan keridhaan Allah, maka dosa-dosanya yang lalu akan diampuni." (HR Sahihaini)

Kedua, bermujahadah dalam beribadah layaknya Rasulullah, Sungguh, Rasul tercinta pada 10 hari terakhir dari bulan Ramadhan, lebih bermujahadah melebihi kesungguhan beliau di waktu lainnya." (HR Muslim). Hal itu bias dicontohkan dengan menapaki hidup yang sederhana seperti Menahan hawa nafsu di saat berpuasa, tarawih tanpa putus walaupun dengan satu rakaat.

Ketiga, jagalah ibadah di malam lailatul qadar, jangan melakukan sesuatu yang tidak penting bagi diri kita dan apa-apa yang menjerumuskan diri kita di lubang maksiat. Tumpahkanlah air matamu dengan rasa rindu yang mengalir dalam setiap hembusan nafasmu dengan sangat dibubuhkan rasa cinta padaNya.

Benang merah haruslah kita ikat dengan penjelasan yang lebih pada perintah untuk mengikuti langkah-langkah di atas dengan rasa cinta kepadaNya. Semoga Allah dan baginda nabi mendengar rintihan sendu rindu orang-orang yang mengeluarkan pilu oleh hati yang ikhlas.




M Ramadhani/Vokaloka

Ramadhan | Puasa, Tradisi & Kewajiban

Vokaloka.com - Ramadhan dalam Islam, bulan kesembilan dari kalender Muslim dan bulan suci puasa. Itu dimulai dan diakhiri dengan munculnya bulan sabit. Karena tahun kalender Muslim lebih pendek dari tahun kalender Masehi, Ramadhan dimulai 10–12 hari lebih awal setiap tahun, sehingga jatuh pada setiap musim sepanjang siklus 33 tahun.

Tradisi Islam menyatakan bahwa selama Ramadhan, pada "Malam Kemuliaan" (Laylat al-Qadr)—diperingati pada salah satu dari 10 malam terakhir Ramadhan, biasanya malam ke-27—Allah menurunkan kepada Nabi Muhammad Al-Qur'an, wahyu Islam. Kitab suci, "sebagai petunjuk bagi umat." Bagi umat Islam, Ramadhan adalah masa introspeksi diri, salat berjamaah di masjid, dan membaca Al-Qur'an. Allah mengampuni dosa-dosa masa lalu orang-orang yang menjalankan bulan suci dengan puasa, doa, dan niat setia.

Ramadhan, bagaimanapun, bukanlah periode penebusan dosa daripada waktu bagi umat Islam untuk mempraktikkan pengendalian diri, sesuai dengan shaum (bahasa Arab: "untuk menahan diri"), salah satu rukun Islam (lima prinsip dasar Muslim). Meskipun shaum paling umum dipahami sebagai kewajiban berpuasa selama bulan Ramadhan, namun secara lebih luas diartikan sebagai kewajiban untuk menahan diri antara fajar dan senja dari makanan, minuman, aktivitas seksual, dan segala bentuk perilaku tidak bermoral, termasuk pikiran kotor atau tidak baik. Dengan demikian, kata-kata dusta atau perbuatan atau niat buruk sama merusak puasanya dengan makan atau minum.

Setelah salat magrib, umat Islam berkumpul di rumah atau masjid mereka untuk berbuka puasa dengan makanan yang disebut ifthar yang sering dibagikan dengan teman dan keluarga besar. Buka puasa biasanya dimulai dengan kurma, seperti kebiasaan Muhammad, atau aprikot dan air atau susu manis. Ada doa tambahan yang dilakukan pada malam hari yang disebut doa tawarih, sebaiknya dilakukan berjamaah di masjid. Selama doa-doa ini, seluruh Al-Qur'an dapat dibaca selama bulan Ramadhan. Untuk mengakomodir ibadah seperti itu di malam hari, jam kerja disesuaikan pada siang hari dan terkadang dikurangi di beberapa negara mayoritas Muslim. Al-Qur'an menunjukkan bahwa makan dan minum hanya diperbolehkan sampai "benang putih cahaya dapat dibedakan dari benang gelap malam saat fajar". Dengan demikian, umat Islam di beberapa komunitas membunyikan gendang atau lonceng di waktu subuh untuk mengingatkan orang lain bahwa sudah waktunya makan sebelum fajar, yang disebut sahur.

Shaum dapat dibatalkan dengan makan atau minum pada waktu yang salah, tetapi hari yang hilang dapat diganti dengan puasa sehari ekstra. Bagi siapa saja yang jatuh sakit selama bulan tersebut atau yang memerlukan perjalanan, hari puasa tambahan dapat diganti setelah Ramadhan berakhir. Sukarela, melakukan perbuatan baik, atau memberi makan orang miskin dapat menggantikan puasa jika perlu. Orang dewasa berbadan sehat dan anak-anak yang lebih tua berpuasa pada siang hari dari fajar hingga senja. Wanita hamil atau menyusui, anak-anak, orang tua, orang lemah, musafir dalam perjalanan jauh, dan orang sakit jiwa semuanya dikecualikan dari kewajiban puasa.

Akhir puasa Ramadhan dirayakan sebagai Idul Fitri, "Pesta Buka Puasa," yang merupakan salah satu dari dua hari besar keagamaan dalam kalender Muslim (yang lainnya, Idul Adha, menandai akhir dari puasa Ramadhan). haji, ziarah ke Mekkah yang diharapkan dilakukan oleh semua Muslim setidaknya sekali dalam hidup mereka jika mereka mampu secara finansial dan fisik). Di beberapa komunitas Idul Fitri cukup rumit: anak-anak mengenakan pakaian baru, wanita berpakaian putih, kue-kue khusus dipanggang, bertukar hadiah, mengunjungi makam kerabat, dan orang-orang berkumpul untuk makan keluarga dan berdoa di masjid.


Rifqi Syahrul/Vokaloka

Apa Perbedaan Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran? Cari Tahu Yuk!

Vokaloka.com - Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran merupakan dua peristiwa penting bagi umat Muslim. Dimana keduanya ini sama-sama berkaitan dengan proses turunnya Al-Qur'an dan terjadi di Bulan Suci Ramadan.

Namun meski demikian, keduanya memiliki makna yang berbeda lho, sobat vokaloka. Dimana Lailatul Qadar merupakan malam diturunkannya Al-Qur'an, sementara Nuzulul Quran adalah waktu saat Al-Qur'an pertama kali diturunkan.

1. Apa itu Lailatul Qadar?

Melansir dari NU Online, Allah SWT menegaskan bahwa Alquran diturunkan pada malam Lailatul Qadar. Malam Lailatul Qadar merupakan malam yang spesial di Bulan Ramadan. Malam ini sangat baik bagi umat Islam, bahkan lebih baik dari pada seribu bulan.

Hal ini seperti terdapat dalam firman Allah Surat Al Qadar ayat 1.
اِنَّآ اَنْزَلْنٰهُ فِيْ لَيْلَةِ الْقَدْرِ

Artinya: Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Alquran) pada malam qadar.

Banyak pendapat menyebutkan bahwa, malam Lailatul Qadar terjadi di sepuluh hari terakhir Bulan Ramadan. Dimana ini sesuai dengan Nabi Muhammad, yang menekankan itikaf dan memperbanyak ibadah di waktu-waktu tersebut (10 hari terakhir Bulan Ramadan).

2. Apa itu Nuzulul Quran?

Nuzulul Quran merupakan waktu ketika Al-Qur'an pertama kali diturunkan ke bumi. Di Indonesia, malam Nuzulul Quran biasa diperingati pada tanggal 17 Ramadan, tepatnya di malam hari.

Umumnya, masyarakat memperingati Nuzulul Quran dengan perbanyak beribadah. Mulai dari membaca Al-Qur'an, mengadakan pengajian, membaca tahlil, hingga makan bersama atau biasa disebut dengan tumpengan.


3. Apa Perbedaan Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran?

Berdasarkan proses diturunkannya Al-Qur'an, tentu dapat diketahui secara jelas mengenai perbedaan Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran. Lailatul Qadar ini merupakan tahapan pertama dalam proses diturunkannya Al-Quran. Sementara Nuzulul Quran terjadi pada proses kedua, yaitu proses dimana Al-Qur'an diturunkan secara bertahap atau berangsur-angsur, dari Baitul Izzah kepada Nabi di bumi.

Dalam prosesnya, wahyu pertama yang diterima Nabi Muhammad adalah Surat Al Alaq ayat 1-5. Kala itu, Nabi Muhammad berusia 40 tahun dan Allah mengutusnya untuk membawa umat manusia keluar dari kesesatan dan kebodohan. Ini terjadi tepatnya di tanggal 17 Ramadan tahun 611 M.

Demikian tadi, informasi mengenai apa perbedaan Lailatul Qadar dan Nuzulul Quran. Semoga informasi ini bisa menambah pengetahuan baru untuk sobat vokalovers, ya!



Nadiya Nadha/Vokaloka

Puasa Bukanlah Alasan Untuk Bermalas-Malasan


Vokaloka.com - Bulan Ramadhan bukan hanya sekedar bulan yang ditunggu-tunggu oleh umat Islam karena kewajiban puasa, tetapi juga bulan yang penuh dengan berkah dan rahmat Allah SWT. Di bulan ini, kita diberikan kesempatan untuk memperbanyak amal ibadah dan mendekatkan diri kepada-Nya.

Namun, seringkali kita melupakan tujuan sebenarnya dari puasa Ramadhan. Banyak orang yang hanya fokus pada menahan diri dari makan dan minum, tanpa memperhatikan aspek spiritualnya. Ada juga yang menganggap bahwa puasa adalah alasan untuk bermalas-malasan dan tidak melakukan aktivitas lain selain tidur atau beristirahat.

Namun, sebenarnya puasa memiliki banyak manfaat dan tujuan yang lebih dalam dari sekedar menahan diri dari makan dan minum. Selain untuk membersihkan diri dari dosa dan kesalahan, puasa juga dapat meningkatkan kesadaran kita akan ketuhanan dan menguatkan iman serta ketakwaan kita kepada Allah SWT. Kita juga diajarkan untuk mengendalikan hawa nafsu dan menahan diri dari tindakan yang merusak diri sendiri atau orang lain.

Maka dari itu, sebagai seorang muslim yang mengamalkan puasa di bulan Ramadhan, kita harus memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Tidak ada alasan untuk bermalas-malasan, karena puasa seharusnya membuat kita lebih produktif dalam melakukan kegiatan sehari-hari. Kita harus tetap melakukan aktivitas seperti biasa, baik itu bekerja, belajar, atau beribadah.

Dalam melakukan aktivitas sehari-hari ketika berpuasa, tentu ada beberapa hal yang harus diperhatikan. Salah satunya adalah menjaga kesehatan tubuh agar tetap kuat dan bugar selama berpuasa. Kita harus memperhatikan asupan makanan dan minuman ketika berbuka dan sahur, serta tidak berlebihan dalam mengonsumsi makanan yang mengandung gula dan lemak.

Selain itu, kita juga harus memperhatikan waktu istirahat yang cukup agar tubuh tidak mudah lelah dan tidak terlalu menguras tenaga. Jangan lupa untuk berolahraga secara ringan dan teratur untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh.

Dalam beribadah, kita harus meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah kita selama bulan Ramadhan. Kita bisa melakukan amalan-amalan yang lebih banyak seperti membaca Al-Quran, shalat sunnah, mengaji, sedekah, dan lain sebagainya. Semua amalan tersebut akan menjadi lebih berharga dan bernilai pahala yang lebih besar di bulan Ramadhan.

Puasa juga seharusnya membawa kita lebih dekat kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas spiritualitas kita. Kita harus memperbanyak dzikir, doa, dan tafakkur agar kita bisa merenungkan makna puasa dan menguatkan hubungan kita dengan Allah SWT.

Dalam kesimpulannya, puasa bukanlah alasan untuk bermalas-malasan, tetapi sebaliknya puasa seharusnya membuat kita lebih produktif dan meningkatkan kualitas ibadah dan spiritualitas kita. Mari kita manfaatkan bulan Ramadhan ini dengan sebaik-baiknya dan semoga kita bisa meraih keberkahan dan ampunan dari Allah SWT.


M Azzam Rabbani/Vokaloka
Rayza/Editor

Hukum Berkumur Saat Puasa

Vokaloka.com - Ramadhan adalah bulan yang penuh berkah dan paling dinanti kedatanganya oleh seluruh umat Islam di dunia. Dalam sebuah hadist shahih dikatakan bahwa "Barang siapa yang bergembira akan hadirnya bulan Ramadhan, maka jasadnya tidak akan tersentuh sedikitpun oleh api neraka" (HR. An-Nasa'i).

Selama Ramadhan umat Islam diwajibkan melakukan ibadah puasa. Puasa menahan haus dan lapar, puasa menahan hawa nafsu dan semua perkara yang dapat membatalkan puasa. 

Sebagai salah satu ibadah, puasa memiliki syarat sah dan hal-hal yang dapat membatalkan puasa. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan selama melaksanakan puasa agar ibadah kita tidak sia-sia salah satunya adalah berkumur.

Masih banyak yang bertanya-tanya mengenai hukum berkumur di saat puasa. Bagi sebagian orang berpendapat, berkumur saat puasa tidak boleh mengingat air bisa masuk ke tenggorokan. Namun, tidak sedikit pula yang membolehkan kumur-kumur di siang hari saat puasa asal tidak tertelan.
 
Oleh karena itu, untuk menjawab pertanyaan apakah berkumur dapat membatalkan puasa, berikut penjelasan dari Ustadz Irfan Farid Taufik, Lc.,Ma.,Ph.D. "Ketika kita berwudhu, Rasulullah SAW menyuruh kita berwudhu dengan berkumur-kumur. Dan Rasulullah menyuruh kita untuk berkumur dengan serius dan sungguh-sungguh. Namun, saat berpuasa maka berkumur menjadi makruh." Ujarnya.

Beliau juga mengatakan bahwa "Boleh berkumur saat puasa, asal jangan di telan airnya, karena itu dapat membatalkan puasa".
 
Selain itu, menghirup air ke dalam hidung kemudian menghirupnya dengan nafas lantas mengeluarkannya juga tidak dianjurkan.

Jadi, berkumur saat puasa itu tidak membatalkan puasa, boleh untuk dilakukan akan tetapi hukumnya makruh. Yang membatalkan puasa itu adalah berkumur-kumur yang berlebihan hingga airnya ditelan, tapi jika hanya berkumur-kumur seperti biasa saat akan mendirikan shalat tidak jadi masalah.



Patra Sentosa Nugraha/Vokaloka