Rindu Rumah

Hambar angin malam ini terasa keras pada kulitku
Asap mengaburkan pandangan dengan remang cahaya lampu
Disudut sana seorang lelaki terkapar rindu yang abu
Disudut lainnya seorang perempuan merindu candu
Aroma kebebasan mendobrak kewajaran
Aroma kemesraan menyesakan desakan
Tiba-tiba sesak rindu mendesak kalbu
Rindu rumah isyaratkan ambigu
Rumah yang hangat sarat penerimaan
Rumah pelangi yang menyejukkan pandangan
Yang mengunci hangat dalam kamar-kamar yang suci
Aku dengan kenanganku pada simpul ikatan hati
Kembali ku sapu ruang dalam pandang mengambang Sadarku terdengar dalam sebuah pembelaan bukan pembenaran
Tapi jelasnya nyata yang kenyataan
Imajiku bermain dalam lingkar pengandaian
Andai keluargaku rentang tangan selebar satu hasta saja!
Andai masyarakat menelan sedikit saja cela!
Andai penguasa melegitimasi hak birahi!
Andai agama hanya payungi hubungan vertikal hakiki!
Tak akan ada segala keliaran ini
Aku rindu rumah tempat berkeluh kesah
Serindu masakan ibu sedikit berkuah
Serindu kelekar ayah yang selalu tabah
Serindu dekap kekasih membaurkan gelabah
Dalam satu rumah


Nurul Badriah

No comments

Post a Comment