Showing posts with label Vokasastra. Show all posts
Showing posts with label Vokasastra. Show all posts

Matahari Hati

Sesak menjejak setumpuk sajak
Hancur berkeping di hamparan berserak
Matahari yang sangsi membakar semak
Bunga layu dihempas seteru beranjak semerbak
Diterbangkan angin kemarau baru saja sebabak

Akan lama tak seperti lalu
Sesuatu yang baru
Jika matahari tak seterik ini, aku tunggu
Saat awan putih menari itulah hatiku
Yang merindu menunggu di balik pintu
Dan sejumput senyuman juga bujuk rayu

Harapan rerintik datang menghapus derita daun jendela
Dan embun di dedaunan dihempaskannya
Meski Masih pagi kala
Ufuk pun masih juga jingga
Kau tahu, tetesan embun itu adalah air mata
Ku tumpahkan di bumi pertiwi, tumpah darah kita




Nurul Badriah/Vokaloka

Rumah Tak Lagi Menjadi Tempat Pulang



Rumah...
Satu kata yang bagi sebagian orang dianggap sebagai tempat ternyaman

Tapi tau tidak? Kalau ada sedikit orang yang menganggapnya sebagai penjara

Yaa..mungkin kalian tak akan setuju akan hal itu
Karena pengalaman pulangmu berbeda denganku

Takut, cemas, dan was-was kerap kali aku membuka pintu

Ada segelintir rasa yang menyesakkan ketika aku menapak lantai

Hingga rasanya tak perlu pergi ke bangunan kosong yang tidak berpenghuni
Rumah saja sudah cukup menyeramkan, cukup menakutkan

Aku sendiri pun kadang bingung
Dimana letak kenyamanan rumah yang banyak orang katakan?
Disaat aku sendiri merasa takut untuk hanya sekedar melihatnya

Mana yang katanya rumah menjadi tempat untuk pulang?
Disaat aku sendiri merasa lebih baik berada diluar

Yaa..begitu memang, sebagian orang merasakan hal seperti ini
Meski aku berharap, kamu tak menjadi salah satunya.



Nurul Maghfiroh/Vokaloka

Berdamai Dengan Takdir Tuhan

Ternyata benar, 
tidak ada yg kebetulan di dunia ini Semua yang datang dan pergi adalah takdir yang sudah ditentukan tuhan.

Setiap kejadian yang kita rasakan,
baik itu berupa kenikmatan ataupun ujian
bahkan yang kita anggap sebagai musibah sekalipun telah membentuk diri untuk menjadi lebih baik.

Segala yang terjadi, memiliki perannya masing-masing untuk membentuk rasa syukur, sabar dan sadar pada diri kita.

Yang baik melatih kita untuk bersyukur
Dan yang buruk melatih kita untuk bersabar
ternyata kasih sayang tuhan pada kita lebih luas dari alam semesta ini.



Nurul Alfiani/Vokaloka

Pantaskah Aku Mengeluh, Tuhan?


Ketika kaki tak lagi mampu melangkah
Sorot mata yang tak lagi memandang dengan terarah 
Keadaan hati yang senantiasa merasa gundah
Namun percayalah
Masih ada sajadah tempat kita mencurahkan semua keluh kesah

Menjadi dewasa tak seindah yang orang katakan
Dicerca banyak pertanyaan demi sebuah harapan
Dikejar berbagai tuntutan demi sebuah pencapaian 
Dibiasakan pada persoalan demi sebuah ketegaran

Tuhan... 
Atur saja bagaimana baiknya
Akan kulalui semua meski dengan air mata
Berharap akan ada kabar gembira. 

Oleh : Nisa Fadhilah



Rumah Tidak Selamanya Ramah

Bagi beberapa orang
Ada tempat yang disebut rumah 
Tetapi ternyata didalamnya tidak ramah

Jika orang lain pulang untuk tenang
Dia pergi untuk tetap waras 
Level stres orang itu memang berbeda
Tetapi setiap manusia tidak bisa hidup sendiri

Jangan berpikir kamu itu benar-benar sendiri Walaupun pikirmu selalu merasa sepi
Padahal tanpa kamu sadari 
Masih ada orang yang mengerti 
Dan peduli...

Hanya saja kamu takut bercerita
Takut terbuka...
Takut tidak ada yg peduli denganmu 

Karna kekecewaan yang membuatmu enggan
Menghadapi kenyataan yang kamu takutkan

Kamu tidak harus begitu keras 
Terhadap dirimu sendiri
Mental health issue itu 
Menjadi sebuah masalah 
Yang harusnya kita utamakan
Karna kita sangat layak dicintai
Setidaknya oleh diri sendiri...

Penulis : Novi Nurhikmah
 

Buku Filosofi Kehidupan

Baru kusadari...
Beberapa hal sudah berubah
Sudut baca yang selalu aku abaikan
Membaca buku yang dulu harus diperintah 

Kini kulakukan tanpa instruksi lagi
Kini bersama buku aku bercerita
Menyatu dengan tulisan-tulisan didalamnya
Ia bercerita dari halaman ke halaman
Betapa rumitnya lembar kehidupan

Tetapi bukan berarti tidak bisa diselesaikan
Untuk mencapai akhir yang kita harapkan
Halaman demi halaman harus kita selesaikan
Begitu juga lembar-lembar kehidupan

Penulis : Novi Nurhikmah