Dosen UIN Bandung Dilantik sebagai Majelis Pengurus Nasional Asosiasi Akademisi dan Profesi Da'i Indonesia

VOKALOKA.COM, Salatiga - Dosen Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam UIN Sunan Gunung Djati Bandung, Dr. Uwes Fatoni, M.Ag, turut dilantik sebagai Majelis Pengurus Nasional Asosiasi Akademisi dan Profesi Da'i Indonesia (APDII). Kasubdit Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat Dirjen Pendis Kemenag RI, Muhammad Aziz Hakim, melantik pengurus APDII di Hotel Laras Sari Salatiga Jawa Tengah, pada Kamis, (26/10/2023).  

Uwes Fatoni termasuk satu di antara 70 pengurus APDII yang berasal dari Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN SGD Bandung sebagai pengurus Biro Informasi dan Komunikasi. Adapun dosen UIN Bandung lainnya yang masuk dalam kepengurusan APDII yaitu Prof. Dr. Ahmad Sarbini, M.Ag (Wakil Ketua Dewan Pakar), Dr. KH. Syukriadi Sambas, M.Si (Anggota Dewan Pakar), Prof. Dr. Dindin Solahudin MA (Anggota Dewan Pakar), Dr. Tata Sukayat, M.Ag (Biro Penelitian dn Pengembangan Dakwah), Prof. Dr. Enjang AS, M.Si (Biro Penelitian dn Pengembangan Dakwah) dan Dr. Aep Kusnawan, M.Ag (Biro Pengembangan Keilmuan dan Kependidikan Dakwah).

Dalam sambutannya Kasubdit, Muhammad Aziz Hakim, menyampaikan para da’i atau pelaku komunikasi dakwah diminta tidak hanya mengandalkan pola ceramah saja, akan tetapi dengan mengembangkan penggunaan media dan strategi lain. 

"Sudah saatnya (da’i) tidak semata mengandalkan ceramah berdakwah secara tradisional, tetapi menggunakan semua media dakwah," ujar Muhammad Aziz Hakim, MH.

Dirinya menyebut, saat ini da’i atau pelaku komunikasi dakwah perlu menelaah tiga perubahan yang terjadi dalam masyarakat, yakni pergeseran masyarakat dari rural ke urban, semakin banyaknya masyarakat kelas menengah, dan generasi milenial yang menjadi mayoritas.

Tiga perubahan tersebut harus dipahami oleh pengurus APDII dan pelaku komunikasi dakwah untuk membuat treatment khusus ,termasuk tritmen berupa konten dakwah, sebagai pembembangan metode ceramah.

Sementara itu, Dekan Fakultas Dakwah UIN Salatiga, Prof. Moh. Irfan Helmy, menyebut era perkembangan informasi dan saat ini aktivis publikasi dan da'i memiliki tantangan yang sama,

"Artificial Intelligence (AI) menjadi tantangan yang nyata bagi kita selaku aktivis publikasi internasional dan selaku da'i," ujarnya.

Kredibilitas publikasi yang ditulis maupun materi dakwah yang disampaikan menurutnya akan diukur langsung oleh masyarakat, imbas dari mudahnya masyarakat mengaksesnya.

Ketua Umum Asosiasi Akademisi dan Profesi Da'i Indonesia (APDII), Dr. Muhammad Sulthon, M.Ag mengharap pelantikan para da’i dan akademisi yang tergabung dalam APDII dalam meningkatkan kiprahnya dalam masyarakat.

“Pelantikan APDII diharapkan dapat meningkatkan peran dan eksistensi asosiasi akademisi dan da'i profesional dalam berkiprah di dalam lingkungan civitas akademika dan masyarakat,” jelas Muhammad Sulthon. 

Uwes Fatoni menyambut gembira pelantikan APDII tersebut. Ia berharap APDII bisa berperan lebih baik dengan mendayagunakan para da'i alumni fakultas dakwah untuk berkontribusi di masyarakat. Selain itu menurutnya para da'i semakin berperan luas dengan memanfaatkan berbagai platform dakwah digital untuk semakin menyebarluaskan pesan dakwah yang disampaikannya. 

Profil APDII

Untuk diketahui, APDII merupakan wadah berhimpun perjuangan komponen mukallaf dakwah dalam melaksanakan kedakwahan.

Organisasi profesi keilmuan yang independen tersebut didirikan di Bandung, Rabu (14/5/2003) tersebut memiliki dua tujuan, yakni terwujudnya masyarakat akademisi praktisi keilmuan dakwah dan praktisi dakwah, serta terwujudnya wadah perjuangan merealisasikan Islam sebagai rahmatan lil alamin.

Saat ini, APDII sebagai perkumpulan telah disahkan melalui Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor AHU-0000959.AH.01.07. tahun 2019 Tentang Pengesahan Pendirian Badan Hukum Perkumpulan Akademisi dan Profesi Da'i Indonesia. 

No comments

Post a Comment