Kemurahan Hati yang Membuat Firmino Sangat Dicintai

VOKALOKA.COM - Laga sudah berjalan satu jam lebih sepuluh menit, tapi Liverpool masih tertinggal 0-1 atas tamunya Aston Villa. Padahal, ini adalah laga penting untuk The Reds yang sedang berjuang memperebutkan satu tiket ke Liga Champions dan mempersembahkan perpisahan manis untuk legendanya. Di tengah kebuntuan, Jurgen Klopp akhirnya memasukkan 'si nomor sembilan' yang akan menjalani pertandingan terakhirnya di Anfield bersama Liverpool pada menit ke-72.


Ketika kemenangan seperti hampir buyar, dan The Kop ada di depan pintu kekalahan, Roberto Firmino - aka si nomor sembilan, datang menyelamatkan dengan senyuman. Pada menit ke-89, Firmino melompat seperti terbang menjulurkan kakinya dan berhasil menyelesaikan umpan cantik trivela Mohamed Salah menjadi gol penyama kedudukan di laga perpisahannya.


Firmino akhirnya mempersembahkan gol - mungkin yang terakhir di Anfield sebagai pemain Liverpool, untuk menyelamatkan timnya dari kekalahan di laga perpisahannya. Barangkali dengan gol ini, Firmino berhasil menepatkan janjinya untuk sepenuhnya fokus pada pertandingan.


"Saya mencoba untuk fokus pada permainan," kata Firmino tentang perpisahannya di Anfield melawan Aston Villa pada hari Sabtu. "Tapi setelah itu aku akan menangis 100%," kata Bobby dikutip dari Guardian.


Pada akhirnya, Liverpool memang gagal memberikan perpisahan yang manis kepada empat pemain mereka karena yang akan meninggalkan The Kop hanya meraih hasil imbang melawan Aston Villa di Anfield, pada Sabtu (20/5/23) malam WIB. Saat itu, memang ada empat pemain Liverpool yang menjalani laga perpisahan dengan publik Anfield, tetapi ada satu nama yang menjadi sorotan saat itu, dia adalah Bobby - sapaan akrab Firmino.


Ketika laga usai, Bobby dengan senyumnya yang lebar sembari melambai dan bertepuk tangan berjalan ke arah pendukung Liverpool yang serempak menyanyikan lagu spesial untuknya. Setelah semua gol, trofi, dan ketidakegoisan yang diberikan Bobby kepada klub, Kopites menyanyikan lagu ini terus-menerus seakan tak kenal lelah.


"There's something that the kop wants you to know, The best in the world his name is Bobby Firmino, Our number nine, Give him the ball and he'll score everytime, Si Señor, Pass the ball to Bobby and he'll score," 


Lagu yang berjudul Si Senor ini berulang-ulang kali disuarakan di Anfield, baik sebelum maupun setelah pertandingan melawan Villa, sebelumnya lagu ini juga sempat dinyanyikan di King Power Stadium, tatkala Liverpool menang atas Leicester 3-0. Kala itu, lagu ini dinyanyikan selama 11 menit tanpa henti padahal saat itu Firmino bahkan tidak ada di bangku cadangan. 


Pemain asal Brasil itu terus tersenyum memperlihatkan giginya yang khas untuk menahan tangis haru, karena menerima perpisahan yang meriah dari Kopites. Sosok yang murah hati itu juga mendapatkan pelukan dari satu persatu rekan yang sangat mencintainya. 


Sampai ketika ia datang dan mendapatkan peluk dari rekan senegaranya di Liverpool, Alisson Becker, tangis haru akhirnya pecah menggantikan senyuman khasnya.


Liverpool memang gagal memberikan kemenangan untuk perpisahan yang indah, akan tetapi publik Anfield tetap tahu bagaimana cara memberikan perpisahan yang manis meski tanpa kemenangan untuk sang legenda.


Bahkan untuk Firmino yang selama delapan tahun sudah menerima cinta dari klub dan fans, ia masih tidak menyangka akan mendapatkan perlakuan yang luar biasa istimewa di Anfield. Ia hanya bahagia. Itu saja.


"Saya akan merindukan segalanya. Rekan setim saya, klub, fans, terutama fans. Saya mencintai para penggemar – mereka telah banyak mendukung saya selama delapan tahun ini. Saya sangat bangga dengan apa yang kita capai di sini bersama-sama. Untuk semua yang klub lakukan untuk saya dan keluarga saya, saya sangat bahagia," kata Firmino dalam wawancara sebelum pertandingan bersama The Guardian.


Delapan Tahun yang Luar Biasa


Sedari awal sosok Firmino memanglah tipe pemain yang tak menuntut banyak, ia hanya fokus bermain untuk membantu tim. Kontribusi Firmino juga selalu tertutup bintang lain yang punya statistik lebih mentereng seperti Coutinho dan Salah di dua era berbeda.


Ketika Firmino datang pada tahun 2015 dari Hoffenheim dengan ongkos 29 juta pound, ia bukanlah siapa-siapa saat itu, bahkan untuk bermain di posisi mana, ia masih kebingungan. Brendan Rodgers, pelatihnya di Liverpool saat itu kerap memasangnya di belakang striker atau sering juga sedikit melebar, tapi itu bukan posisi terbaiknya. Ia seringkali mengisi posisi bangku cadangan, lantaran tak masuk skema permainan. 


"Pada minggu pertama saya di sini, bahkan saya tidak tahu di mana saya akan bermain," kata penyerang asal Brasil itu. "Saya bisa bermain di mana saja, tapi saya dan Brendan Rodgers tidak saling mengerti tentang posisi saya di lapangan," ujar Firmino.

 

Setelah semua awalan yang cukup sulit, Klopp pun datang dan ia pun menemukan posisi yang tepat untuk kehidupannya di Liverpool. Klopp memberikan peran false nine kepada Firmino. Peran yang dirasa cocok untuk orang yang sangat tidak egois sepertinya.


"Ketika manajer saat ini tiba, kami membuat posisi, false 9. Setelah itu saya menikmati posisi itu. Sebelumnya, sepanjang karir saya, saya adalah No 10. Dan kemudian saya datang ke sini dan menjadi striker nomor 9. Saya mencoba yang terbaik, dan syukurlah itu sangat bagus," kata Firmino kepada The Guardian


Firmino menerjemahkan posisi no.9 yang diberikan Klopp dengan sangat baik. Karena hal itu pula Klopp akhirnya membangun tim yang berporos padanya dengan mendatangkan dua winger yang mematikan dalam diri Sadio Mane dan Salah.


Di musim pertama Salah pada tahun 2017, penampilan ketiganya meledak - dengan mencetak masing-masing dua digit gol tatkala membuat trio yang dikenal dengan sebutan Firmansah - Firmino, Mane, dan Salah.


Pada musim 2018/19, gelar pertama Firmino pun akhirnya hadir. Terasa sangat spesial karena itu adalah trofi si kuping besar. Kemudian ia berhasil memberikan gelar Piala Dunia Antarklub bagi Liverpool lewat gol penentunya ke gawang Flamengo di awal musim 2019/20. Ia juga berhasil memberikan gelar liga yang sudah 30 tahun lamanya dinantikan di musim itu. 


Firmino mengalami penurunan performa tatkala ia diterpa banyak masuk ruang medis lantaran masalah otot dan lutut pada musim 2020/21. Semakin pelik lantaran striker anyar Liverpool, Diogo Jota, langsung nyetel dengan tim kala itu.


Hal ini membuat Firmino menjadi sering duduk di bench. Tak adanya Firmino, membuat Liverpool juga kerap kali kesulitan mengatasi dua bintangnya yaitu Mane dan Salah ketika keduanya berselisih paham di dalam lapangan. Di sinilah peran Firmino sangat kentara.


Meski sampai akhir namanya tidak sementereng Mane dan Salah, tapi Firmino punya peran penting untuk memastikan semuanya berjalan baik bagi trio ini. Sosok Firmino yang rendah hati, dan tidak melulu ingin tampil mencolok dibanding yang lainnya inilah yang melengkapi trio Firmansah dan publik Anfield sangat menyadari hal itu.


Tanpa pamrih, tidak egois, dan yang paling utama selalu ingin membantu tim dalam hal apapun termasuk itu mencetak atau menciptakan gol adalah kelebihan dari Firmino yang langka dimiliki striker lain.


Firmino tidak pernah menjadi top skor Liga Inggris maupun Eropa, tapi dia tahu cara bagaimana publik bisa tetap mencintainya. Delapan tahun yang luar biasa.


Tak Ada Alasan Untuk Tidak Mencintai Firmino


Setelah delapan tahun yang luar biasa, Firmino akan mengakhiri masa baktinya untuk The Reds. Meninggalkan segala kenangan di dalam maupun luar Lapangan. Firmino, berarti banyak untuk rekan-rekan, staf, dan terutama fans. Dalam sejarah, hanya sedikit pemain yang singkatnya, tidak memiliki haters dalam karirnya.


Menurut Pep Lijnders asisten manajer Liverpool yang sudah bersama dengan Firmino sejak hari pertamanya di Liverpool mengatakan bahwa Firmino itu lebih dari sekedar pemain. Ia adalah pembawa kegembiraan. Tak hanya dengan gol dan trofi, tapi juga dengan karakternya.


"Beberapa pemain memiliki kemampuan untuk memberikan kegembiraan kepada orang-orang, yang lain memiliki kemampuan untuk memberikan kegembiraan dan trofi kepada orang-orang, tetapi hanya sedikit yang memberikan kegembiraan, trofi, dan memberikan tim dengan seluruh identitasnya," kata Lijnders dikutip dari The Athletic. "Dengan striker seperti Bobby, segalanya menjadi lebih mudah," tambahnya.


Bagi Andrew Robertson, bek antah-berantah yang dibeli Liverpool pada tahun 2017 dari Hull City mengatakan bahwa segala kesuksesan Liverpool berawal dari Firmino. Baginya, Firmino adalah sosok yang akan dirindukan terutama saat di ruang ganti. 


"Cara terbaik untuk menyimpulkan kontribusi Bobby untuk Liverpool adalah, tanpa dia, tidak ada yang mungkin terjadi. Cara kami ingin bermain, cara kami menjalankan bisnis kami, semuanya dimulai dengan Bobby, ketika Anda melihat kembali momen-momen hebat, Bobby selalu terlibat di dalamnya. Bobby, Saya menyukai setiap momen bermain dengan Anda selama enam tahun terakhir. Ini adalah waktu yang luar biasa. Anda adalah pemain yang spesial dan orang yang spesial untuk berbagi ruang ganti," ujar bek kiri andalan The Reds itu dilansir dari The Athletic.


Tidak sampai di situ, peran Firmino juga penting dalam membantu membangun karakter pemain akademi. Hal ini diakui Alex Inglethorpe, direktur akademi Liverpool, menurutnya Firmino mengajarkan kepada pemain muda bahwa bermain sepakbola dengan senyuman itu penting untuk merasakan kesenangan dalam bermain.


"Dari perspektif akademi, apa yang ditunjukkan Bobby kepada anak-anak adalah bahwa bermain dengan senyum di wajah Anda itu mungkin. Sungguh contoh yang bagus untuk anak laki-laki kita: bahwa permainan masih bisa dimainkan di level tertinggi dengan senyum dan rasa senang itu," kata Alex kepada The Athletic.


Bagi para fans, Firmino adalah pemain favorit mereka. Tidak ada pembenci. Itu mutlak. Senyumnya ketika bermain, tak pernah mengeluh ketika tidak bermain, selalu memberikan yang terbaik ketika diberikan bermain, tentu hanya segelintir alasan untuk mencintai Bobby. 


Bahkan fans juga mengetahui bahwa ia adalah kepingan puzzle untuk melengkapi Mane dan Salah, meskipun ia tidak pernah mencetak 30 gol dalam satu musim, Firmino tetap punya tempat spesial bagi publik Anfield. Itulah mengapa tak lama ketika ia mengumumkan akan pergi, banyak air mata dari Kopites.  


"Sepanjang waktu saya mengikuti Liverpool, saya tidak pernah tahu seorang pemain yang begitu dicintai secara universal oleh seluruh basis penggemar. Selama delapan tahun terakhir, Bobby telah merebut hati setiap pendukung Liverpool. Saya belum pernah mendengar ada orang yang berkata buruk tentang dia," ucap Les Lawson, penggemar Liverpool.


Firmino memang mendapatkan sodoran perpanjangan kontrak. Tapi ia menolaknya. Mengapa?


"Sayangnya, ini saatnya. Siklus di sini sudah berakhir dan saya mengerti sudah waktunya untuk pergi. Saya sangat bangga atas semua yang telah saya lakukan di sini bersama tim, apa yang kami raih bersama dan sejarah indah yang kami buat bersama. Saya sangat bangga. Mungkin suatu hari saya bisa kembali, saya tidak tahu, tapi ini saatnya untuk pergi," kata penyerang asal Brasil itu dilansir dari Guardian.


Setelah 361 penampilan, 110 gol, dan 79 assist, banyak alasan untuk mencintai Bobby, tapi ketika ditanya bagaimana ia ingin dikenang, ia hanya ingin dikenang sebagai sosok yang murah hati.


"Bagaimana saya ingin dikenang? Itu sulit," tapi kemudian dia menambahkan, "Kemurahan hati dan hatiku," ujar Firmino dilansir dari The Guardian.

Beberapa nama memang sudah disiapkan untuk menggantikan posisi Firmino, mulai dari Diogo Jota, Darwin Nunez, sampai Cody Gakpo akan menjadi suksesornya di Anfield, melanjutkan apa yang sudah ia bangun bersama dengan Klopp dan para pemain yang berjuang bersamanya. Pada akhirnya, regenerasi harus dijalani dan pria dengan senyum lebar yang khas itu akan pergi dari tempat yang ia cintai.


There's something that the kop wants you to know 

The best in the world his name is Bobby Firmino 

Our number nine

Give him the ball and he'll score everytime

Si Señor 

Pass the ball to Bobby and he'll score.



M. Farhan Yazid/ Vokaloka

No comments

Post a Comment