Media Sosial dan Sikap Sosial Para Generasi Milenial

Oleh: Pasha Salsabila Hanipa


Zaman sekarang banyak anak muda atau mayoritas orang sebut sebagai generasi milenial, yaitu anak muda yang lebih banyak menghabiskan waktu produktif mereka di rumah dengan berbagai cara, seperti membersihkan rumah, mengerjakan tugas–tugas sekolah atau lainnya. Tetapi Sebagian besar banyak para generasi milenial yang lebih suka menghabiskan waktunya dengan hanya rebahan di kasur sambil nge-scroll akun media social mereka.

Penggunaan handphone tak menjadi sebuah batasan umur untuk semua kalangan. Bahkan rata rata anak di  bawah umur meskipun tidak memiliki handphone tapi mereka melihat tingkah laku para orang dewasa yang selalu melihat handphone. Kepemilikan sebuah handphone terbilang cukup besar di Indonesia. Persentase pemuda yang memiliki sebuah HP sebesar 93,02 persen dengan penggunaan tertinggi pada usia 19 – 24 tahun yaitu antara 85,52 dan 94,22 persen. Usia 25-30 tahun sebesar 86,78 persen dan pemuda usia 16-18 tahun sebesar 84,85 persen dan 91,55 persen.

Tentu saja dalam penggunaannya, HP tidak hanya dipakai untuk sekedar menerima panggilan atau menjawab saja, ada banyak interaksi yang terjadi dalam penggunaan beragam aplikasi media sosial seperti Facebook, Twitter, dan sejumlah aplikasi lainnya.

Karena kondisi ini, ada banyak kemungkinan yang terjadi pada kaum milenial akibat media sosial, seperti bagaimana mereka merubah pola pikir mereka, sikap bahkan hingga perilaku mereka yang ketika bertemu masyarakat. Akibatnya, banyak anak muda yang menelan mentah–mentah banyak informasi yang tidak benar dari media sosial.

We Are Sosial melaporkan bahwa secara global pengguna media social mencapai sekitar 4,7 miliar pada awal Juli 2022 dengan waktu yang dapat menghabiskan waktu selama 2 jam 29 menit perhari. Meski demikian, rata–rata waktu yang habiskan berbeda dari setiap negaranya. Ada 10 negara yang masuk kedalam daftar pengguna media social per-hari tertinggi di dunia yaitu Filipina, Brazil, Kenya, Afrika Selatan, Kolombia, Nigeria, Maroko, Meksiko, Argentina dan yang terakhir Negara Indonesia.

Negara Indonesia sendiri menempati pada urutan sepuluh pada akhir bulan juli lalu dengan rata rata pengguna media social sekitar 3 jam 19 menit perhari nya hanya untuk berselancar di media social. Pengguna media sosial yang paling banyak adalah para generasi Z yang berusia 16 – 24 tahun yang gendernya rata–rata adalah wanita. Wanita dapat menghabiskan waktu online-nya dalam waktu 3 jam 11 menit dibanding para lelaki yang hanya menghabiskan waktunya sekitar 2 jam 40 menit.

Karena banyak masyarakat Indonesia yang menggunakan media sosial sebagai wadah tempat hiburan mereka setiap hari-nya terutama pada para remaja dan anak–anak yang dibawah umur, maka Sebagian besar mereka lebih banyak menghabiskan waktunya di rumah daripada harus berinteraksi dengan para tetangga. Mereka yang sudah terlanjur terlalu bergantung pada media sosial lebih banyak mementingkan diri sendiri daripada peduli dengan sekitarnya. mereka juga akan kesulitan dalam membuka sebuah komunikasi jika di dunia maya, karena dalam media sosial tidak ada batasan ejaan atau tata bahasa yang membuat mereka lebih bebas menggunakan bahasa yang berbeda. Berbeda ketika di dunia maya yang mengharuskan kita untuk membedakan tata bahasa antara kita di dunia maya dan di media sosial.

Para remaja zaman sekarang terbilang cuek akan sekitar dirinya, bahkan para orang tua menjadi susah untuk mendekatkan diri mereka kepada anak mereka apalagi dengan para tetangga. Dampak dari media sosial banyak menjadikan para remaja dan anak–anak lebih bergantung pada media sosial, seperti mereka mencurahkan semua masalah yang terjadi pada media sosial bahkan ada pula yang menyampaikan sebuah masalah yang sifat nya adalah pribadi yang bahkan orang itu tidak perlu tahu tentang hal tersebut apalagi jejak digital yang susah dihilangkan sampai kapanpun. 

No comments

Post a Comment