Showing posts with label Balai Pelestarian Nilai dan Budaya Wilayah IX. Show all posts
Showing posts with label Balai Pelestarian Nilai dan Budaya Wilayah IX. Show all posts

Cegah Demam Berdarah, Kapolsek Ujung Berung Hadiri Kegiatan Penyerahan Bibit Nyamuk Wolbachia





VOKALOKA.COM - Bandung, Kapolsek Ujung Berung Kompol Subana, SH.MH beserta Bhabinkamtibmas kel. Pasanggrahan hadiri kegiatan penyerahan bibit nyamuk wolbachia (30/10/2023). 

Kegiatan ini merupakan strategi Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung guna mengantisipasi penyebaran deman berdarah (DBD).

Di kutip dari PortalJabar, Kota Bandung, Bibit nyamuk Wolbachia ini merupakan penyuntikan bakteri wolbachia kepada telur nyamuk Aedes aegypti yang akan menetas menjadi nyamuk dewasa. Jika nyamuk tersebut menggigit pengidap virus demam berdarah, maka virius yang dihisap oleh nyamuk tersebut akan mati dengan bakteri Wolbachia yang sudah di suntikan kedalam telur nyamuk.

Kota Bandung termasuk salah satu daerah yang termasuk banyak nya kasus DBD yang cukup tinggi. Oleh karena itu, kementrian Kesehatan mengeluarkan keputusan untuk melaksanakan penanggulangan DBD berbasis teknologi bibit wolbachia.

Kecamatan Ujung Berung terpilih sebagai pilot project karena Kec. Ujung Berung termasuk kedalam 10 kecamatan dengan kasus DBD tertinggi di Kota Bandung pada tahun 2022. Untuk kelancaran pelaksanaan inovasi bibit Wolbachia ini, Kepala UPT Puskesmas Ujung Berung sudah mendapat pelatihan mengenai inovasi bibit nyamuk wolbachia yang di laksanakan di Yogyakarta.

"Saya sudah mendapatkan pelatihan mengenai inovasi bibit nyamuk wolbachia ini, harapannya semoga usaha ini bisa meredakan kasus DBD di kota ini," tutur Kepala UPT Puskesmas Ujung Berung. 

Pada akhir bulan oktober ini, kegiatan penyerahan bibit nyamuk wolbachia di Kecamatan Ujung Berung yang di laksanakan di halaman kantor Kel. Pasanggrahan. Dalam rangka pencegahan kasus demam berdarah (DBD) di Kecamatan Ujung Berung dan di hadiri oleh Kapolsek Ujung Berung Kompol Subana,.SH.MH beserta Bhabinkamtibmas kel. Pasanggrahan.

Kota pertama yang menerapkan inovasi ini adalah Yogyakarta. Dari penelitian dan pelaksanaan bibit Wolbachia di sana membuahkan hasil yaitu kasus DBD bisa turun sampai 70 persen. Untuk kedepannya, akan disebarkan 33.000 ember bibit wolbachia se-Kota Bandung. Dengan harapan angka kasus demam berdarah (DBD) bisa turun dengan adanya inovasi ini.

Reporter : Ummul Febria Putri Hanifah

BPNB JABAR Adakan Program Sekolah Lapang untuk Siswa Tingkat SMA


BPNB JABAR adakan program sekolah lapang yang ditujukan untuk seratus siswa terpilih tingkat SMA/
MA yang mewakili 27 kota kabupaten di Jawa Barat. 

Ketika diwawancarai (16/10/2023) mengenai program lanjutan yang akan dilaksanakan oleh BPNB Wilayah IX Jawa Barat, ketua sub bagian, Hendra Gunawan, menyebutkan bahwa BPNB Wilayah IX Jawa Barat akan mengadakan program sekolah lapang. 

Program ini merupakan program yang khusus ditujukan untuk seratus siswa terpilih dari 27 kota kabupaten Jawa Barat. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk melibatkan anak muda dalam kegiatan pelestarian cagar budaya. Seratus siswa ini ditunjuk atau dipilih langsung oleh pihak sekolah, kemudian pihak sekolah mengirimkan rekomendasi nama siswa kepada pihak BPNB. 

"Nantinya seratus siswa terpilih itu akan kami ajak untuk langsung turun ke lapangan, melihat sendiri bagaimana tata cara pelestarian cagar budaya, lalu membuat laporan tertulis atas hasil temuan yang mereka temui. Karya tulisan terbaik atau tiga terbaik dari karya tulis tersebut akan kami apresiasi dengan memberikan sertifikat resmi dari BPNB," tutur Hendra, Kasubag BPNB JABAR.

Ada dua kota yang menjadi akan menjadu tempat berlangsungnya program ini yaitu, Kabupaten Karawang dan Kabuoaten Purwakarta. Pada tempat yang pertama, yaitu Kabupaten Karawang, siswa akan menggali terkait cagar budaya di kawasan percandian Batu Jaya dan UPTD kerajinan keramik di Plered. Para siswa akan diajarkan langsung bagaimana cara membuat keramik dengan berbagai macam metode yang digunakan di sana. 

Program sekolah lapang ini dibuat sebagai bentuk upaya pengenalan kepada generasi muda terkait pelestarian cagar budaya dan objek kemajuan kebudayaan. Harapannya semoga seratus siswa yang terpilih ini akan mengamalkan ilmu terkait pelestarian cagar budaya dalam kehidupan mereka dan bisa mengajarkannya kembali kepada teman-teman mereka yang lain. 

"Saya berharap generasi muda Indonesia lebih peka terhadap isu-isu pelestarian budaya, karena kalau bukan mereka yang belajar melestarikan kebudayaan siapa lagi? Kita semua tentu tidak ingin kalau budaya bangsa ini sampai musnah karena tidak ada generasi muda yang melestarikan," kata Hendra, Kasubag BPNB JABAR. 

Kegiatan pelestarian kebudayaan ini tentu tidak akan berjalan lancar tanpa adanya dukungan dari masyarakat. Seperti apa yang dituturkan oleh Hendra Gunawan, selaku Ketua Sub Bagian BPNB JABAR kita semua seluruh lapisan masyarakat harus turut berkonrtibusi dalam pelestarian kebudayaan. 

Reporter : Rifa Nurfadilah 

Lebih Dekat dengan Balai Pelestarian Nilai dan Budaya





VOKALOKA.COM, Bandung - Balai Pelestarian Kebudayaan adalah sebuah Unit Pelaksanaan Teknis (UPT) dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia. Balai ini berada di daerah dengan memiliki tugas untuk melaksanakan pelestarian cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan. Pembentukkan balai ini berdasar pada Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI No. 33 Tahun 2022.

Di Jawa Barat, Balai Pelestarian Nilai dan Budaya ini berada di Jl. Cinambo Jl. Ujungberung No.136, Cisaranten Wetan, Kec. Cinambo, Kota Bandung, Jawa Barat 40293. Balai Pelestarian Nilai dan Budaya ini wilayah kerjanya meliputi seluruh wilayah yang ada di Jawa Barat. Ada sekitar 27 kota kabupaten yang menjadi fokus wilayahnya. Tugas dari Balai Pelestarian Nilai dan Budaya ini adalah melakukan pelestarian cagar budaya dan objek kemajuan kebudayaan yang ada di Jawa Barat.

Fungsi Balai Pelestarian Nilai dan Budaya, sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI Nomor 33 Tahun 2022 Pasal 4 adalah, pertama melaksanakan pelindungan terhadap cagar budaya, objek yang diduga cagar budaya serta objek pemajuan kebudayaan. Kedua, memfasilitasi pemanfaatan cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan.

Ketiga, melaksanakan kemitraan di bidang pelestarian cagar budaya, objek yang diduga cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan. Keempat, melaksanakan pendataaan dan pendokumentasian cagar budaya, objek yang diduga cagar budaya dan objek pemajuan kebudayaan.  Kelima, melaksanakan pemantauan dan evaluasi. Keenam, melaksanakan unrusan ketatausahaan.

Menurut ketua sub bagian Balai Pelestarian Nilai dan Budaya ada banyak cara yang bisa dilakukan untuk melakukan pelestarian cagar budaya dan objek kemajuan kebudayaan, diantaranya inventarisasi cagar budaya dan objek kemajuan keudayaan, melakukan kajian atau studi terhadap inventarisasi tersebut, dilakukannya visualisasi yaitu mendokumentasikan cagar budaya dan objek kemajuan kebudayaan sebagai media publikasi kepada masyarakat dan sebagai bahan data bagi pemerintah (15/10/2023).

Data terkait cagarbudaya dan objek kemajuan kebudayaan ini nantinya dapat digunakan untuk data dukung pengajuan Warisan Budaya Tak Benda (WBTB). Selain itu Balai Pelestarian Nilai dan budaya juga melakukan pemetaan terhadap cagar budaya dan objek kemajuan kebudayaan, melakukan ekskapasi, zonasi, deliniasi dan pemugarana siitus cagar budaya dan objek kemajuan kebudayaan.

“Kalau tahapannya lebih tinggi itu di pemugaran pemugaran situs, pemugaran yang sekarang mungkin orientasinya ada di Batu Jaya Karawang karena di sana ada 39,” ungkapnya.

Begitu banyak upaya yang telah dilakukan oleh Balai Pelestarian Nilai dan Budaya untuk melestarikan budaya yang ada di Indonesia. Tugas kita selaku masyarakat adalah mendukung dan ikut berpartisipasi dalam melestarikan budaya tersebut.

Reporter : Rifa Nurfadilah 

Festival Musik Bambu Jawa Barat Wujud Nyata Pelestarian Kebudayaan


VOKALOKA.COM, Bandung –Festival Musik Bambu Jawa Barat yang diadakan oleh Balai Pelestarian Nilai dan Budaya Wilayah IX berlangsung sangat meriah. Dengan mengusung tema "Melestarikan Tradisi Seni Bihari, Menciptakan Kreasi Seni Kiwari", festival musik bambu ini mampu mencuri banyak perhatian masyarakat dari berbagai macam kalangan. Orang tua, remaja bahkan tidak sedikit anak kecil yang datang untuk menyaksikan pagelaran musik bambu yang diadakan pada festival ini.

Festival Musik Bambu ini berlangsung pada Sabtu siang (8/10 /2023) di Teras Sunda, Cipadung, Cibiru, Kota Bandung. Festival ini dihadiri oleh ketua Balai Pelestarian Nilai dan Budaya Wilayah IX Jawa Barat, Dra. Dwi Ratna Nurhajarini, M.Hum. "Ini merupakan salah satu program yang diadakan oleh Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah IX Jawa Barat sebagai bentuk pelestarian budaya daerah," kata Ketua BPNB Wilayah IX dalam sambutannya.

Kemudian, Ketua Panitia Festival Musik Bambu Jawa Barat, Wildan Nirmala juga menjelaskan bahwa ada sekitar 14 grup dari komunitas yang berbeda dari berbagai macam daerah di Jawa Barat yang siap menampilkan penampilan terbaiknya untuk menghibur masyarakat. Di antaranya ada Angklung Buncis Kab. Sumedang yang menjadi grup pertama sebagai pembuka penampilan.

Kemudian dilanjut dengan grup lain, yaitu Angklung Sered Kab. Tasikmalaya, Calung Renteng Cipatujah Tasikmalaya, Calung Jingjing Kab. Bandung, Tarling Klasik Kab. Cirebon, Kunclung Kab. Bandung, Awi Laras Kota Bandung, Toleat Kab. Subang, Suling Kreyon Kab. Bandung, Nyiloka Kota Bandung, Bangkong Reang Kab. Bandung, Karinding Calempung, Sorgawi Prodi Angklung dan Musik Bambu ISBI Bandung.

Selain itu dalam festival ini juga mengundang guest star untuk turut serta memeiahkan acara tersebut. Guest star yang diundang adalah Yayan Jatnika, seorang musisi terkenal berdarah Sunda. Perpaduan musik bambu yang ditampilkan membuat suasana festival tersebut semakin kental dengan budaya. "Saya harap acara seperti ini terus diadakan, ya minimal satu tahun sekali," kata Pak Ooy Moch. Idris, ketua Sanggar Raksa Mandala.

"Saya merasa dengan diadakannya festival kebudayaan seperti ini sangat membantu kami selaku penggiat budaya untuk mempromosikan skill dan talenta kami kepada masyarakat, sehingga masyarakat tertarik dan rasa kecintaan terhadap kebudayaan bisa dibangun kembali," lanjutnya.
Sanggar Raksa Mandala sendiri adalah salah satu sanggar budaya yang ikut memeriahkan acara festival tersebut. 

Sebagai seorang pemimpin dari sebuah sanggar kebudayaan yang sudah berdiri lebih ari puluhan tahun itu, beliau menanggapi dengan positif acara Festival Musika Bambu Jawa barat ini. Karena menurut beliau dengan diadakannya fetsival kebudayaan seperti ini, diharapkan masyarakat terutama generasi muda bisa kembali mencintai dan menjunjung tinggi kebudayaan tanah air terutama budaya Sunda.

Ketua Sub Bagian Balai Pelestarian Nilai Kebudayaan Wilah IX, Hendra Gunawan menjelaskan bahwa selain Festival Musik Bambu Jawa Barat ini, ada juga Festival kebudayaan yang sudah dilaksanakan sebelumnya. Festival yang sudah diadakan sebelumnya itu adalah Festival Jaipong dan Pencak Silat. Selain itu nanti juga akan diadakan Festival Gamelan yang akan dilaksanakan di Keraton Kacirebonan, Kota Cirebon.

"Sebetulnya kegiatan festival ini diadakan sebagai bentuk pendukungan di dalam pelestarian karya budaya tersebut karena setiap kegiatan atau event-event itu biasanya tidak kurang dari 200 orang yang terlibat nah ini kita sebetulnya bukan hanya untuk melastarikan tapi menghidupkan ekosistem budaya di daerah tersebut," tutur Hendra, Kasubag BPNB Wilayah IX Jawa Barat.

Beliau juga menambahkan bahwa pelibatan pelaku-pelaku kebudayaan dalam setiap kegiatan kebudayaan ini sangat berarti bagi mereka. Karena para pelaku kebudayan ini sebetulny butuh ruang untuk mengekspresikan dan mempromosikan hasil kebudayaan mereka, dan Balai Pelestarian Nilai Kebidayaan Wilayah IX hadir dengan berbagai program kebudayaannya untuk membantu dan memberikan ruang bagi mereka. 

Rifa Nurfadilah
Mahasiswi KPI UIN SGD Bandung