Habib Ja'far, Cucu Nabi Masa Kini


VOKALOKA.COM, “Ikhlas itu seperti kita saat di wc,” katanya ketika ditanya tentang ilmu ikhlas. Begitulah sosok Habib Ja’far, seorang habib milenial yang sedang viral belakangan ini karena cara dakwah beliau yang nyentrik dan kekinian.

Lelaki bernama lengkap Habib Husein Bin Ja’far Al- Hadar ini lahir di Bondowoso pada 21 Juni 1988. Menurut catatan Rabitho Alawiyah, beliau merupakan keturunan Nabi Muhammad SAW yang ke-38. Itulah sebabnya beliau mengklaim dirinya sebagai cucu Nabi, karena ya memang benar dia cucu Nabi. Berbeda dengan para Habib lain yang biasanya mengenakan pakaian gamis atau baju koko yang ukurannya panjang dengan sorban sebagai penutup kepala, Habib Ja’far lebih senang mengenakan kaos dan celana jeans serta peci sebagai penutup kepalanya. Menurut beliau penampilan luar itu tidak terlalu penting, yang penting itu apa yang ada di dalam hati. “Ketika penampilanmu hanya untuk memikat, maka yang datang hanyalah seorang penikmat,” begitu katanya.

Tentang kisah cinta beliau dengan istrinya juga sangat menarik untuk dikupas. Pasalnya hanya membutuhkan waktu satu jam saja untuk beliau memantapkan hati lalu kemudian meminang perempuan cantik yang saat ini sudah sah menjadi istrinya. “Jodohmu adalah separuh dari dirimu yang hilang. Makannya, aku menikahi istriku yang aku lihat jam 5 sore dan bertunangan di jam 6 sore. Itupun karena dipisah maghrib, kalau tidak dipisah maghrib, ya langsung,” ungkapnya dalam salah satu podcast bersama Sujiwo Tejo.

Memiliki kepribadian yang menarik serta ilmu pengetahuan agama yang mumpuni tidak serta merta menjadikan dirinya besar kepala. Banyak publik figur yang menilai bahwa Habib Ja’far merupakan sosok teman dan guru yang baik, memiliki toleransi yang tinggi terhadap agama lain, tidak pernah merendahkan orang lain, asyik diajak berdiskusi dan selalu ramah pada semua orang. “Habib Ja’far adalah sosok teman yang luar biasa. Dia gak pernah maksain orang untuk masuk Islam, karena toh menurut dia pada saat seseorang ingin memilih keyakinan, itu murni datang dari dalam hatinya,” tutur Coki Pardede dalam podcast Denny Sumargo.

Cara dakwahnya yang menarik banyak memikat perhatian masyarakat terutama generasi muda. Melalui Channel Youtube nya “Jeda Nulis” dan konten “Log in” nya beliau mampu menyuarakan sikap toleransi antar agama kepada masyarakat. Selain menjadi content creator, Habib Ja’far juga merupakan seorang penulis. Beliau mengemas ilmu agama yang dimiliki kemudian menuangkannya dalam bentuk tulisan dan mengabadikannya menjadi sebuah buku yang bisa dibaca dan dipelajari oleh semua kalangan.

Salah satu buku karya beliau yang sempat melambung tinggi adalah buku “Seni Merayu Tuhan”. Dengan bahasa anak muda yang sangat santai, Habib Ja’far menyampaikan konsep keagamaan dan kecintaan terhadap Tuhan melalui buku tersebut. Buku setebal 225 halaman dengan cover berwarna oranye yang dicetak dengan tinta berwarna biru itu mampu menghanyutkan siapa pun yang membacanya dalam lautan rasa haru dan rindu akan Tuhannya. Habib Ja’far berkata dalam tulisannya, “Berdo’a merupakan momentum paling syahdu untuk merayu Tuhan. Kunci seni dalam merayu Tuhan adalah jangan mendikte. Maka berdo’alah dengan rayuan bukan tuntutan.”

Penulis : Rifa Nurfadilah

No comments

Post a Comment